Guru Ini Buka Perpustakaan Keliling di Wilayah Perang

Bagi anak-anak yang tinggal di tempat terganggu oleh perang, bahan bacaan menjadi hal yang tidak sering mereka lihat.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 02 Mei 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 17:30 WIB
Gara-gara Beri Buku di Kawasan Perang, Hidup Guru Ini Terancam
Bagi anak-anak yang tinggal di tempat terganggu oleh perang, bahan bacaan menjadi hal yang tidak sering mereka lihat.

Citizen6, Afganistan - Bagi anak-anak, kegiatan membaca memiliki beberapa manfaat, seperti mengajarkan mereka bagaimana mengatasi masalah dalam berbagai situasi. Hal ini juga dapat membantu mereka mengembangkan cinta untuk membaca. Tapi, bagi anak-anak yang tinggal di tempat-tempat terganggu oleh perang, bahan bacaan menjadi hal yang tidak sering mereka lihat, apalagi memegangnya.

Untungnya, seorang guru asal Afganistan membuat sebuah gebrakan baru dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak di Afganistan untuk membaca buku. Dilansir elitereaders.com, Senin (2/5/2016), Saber Hosseini percaya bahwa anak-anak harus memiliki akses ke buku. Ia bahkan memiliki ide untuk menerima sumbangan buku dari teman-temannya.

Hosseini memulai dengan 200 buku cerita untuk anak-anak di Provinsi Bamiyan, Afganistan dengan menggunakan sepeda. Bersama dengan sekelompok relawan ia memutuskan untuk pergi ke desa-desa terpencil di daerah untuk menyebarkan pengetahuan melalui buku-buku yang dimilikinya.

dok: elitereaders.com

Ia juga memiliki alasan mengapa menggunakan sepeda dalam misinya ini. Selain tidak mampu untuk membeli mobil, sebagian besar desa-desa di daerahnya hanya dapat diakses dengan sepeda. Tapi yang lebih penting, pilihannya untuk menggunakan sepeda memiliki makna yang lebih dalam.

"Sistem kita sebagai perpustakaan. Setiap minggu kami membawa buku baru untuk anak-anak dan mengambil yang lama kembali untuk mendistribusikan kepada anak-anak di desa lainnya," jelas Hosseini.

dok: elitereaders.com

Terbukti, aksinya ini sukses membuat orang-orang tergugah untuk membantunya dalam mengajarkan anak-anak Afganistan untuk belajar. Hanya dalam tujuh bulan, koleksi Hosseini dari 200 buku telah bertambah hingga 3.500.

Sayangnya, meski Hosseini melakukan perbuatan yang mulia, tapi ia dan istrinya telah menerima berbagai ancaman. "Meskipun kita mendapat kesulitan-kesulitan, tapi kita tetap ingin terus membantu anak-anak," tambahnya.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya