Dihina karena Berkulit Putih, Pelayan Ini Malah Dapat Rp 90 Juta

Karena menolak uang tip dari pelanggan, pelayan ini dihina. Namun ia malah mendapat berkah dari peristiwa tersebut.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 10 Mei 2016, 12:15 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2016, 12:15 WIB
Dihina Karena Berkulit Putih, Pelayan Ini Malah Dapat Rp 90 Juta
Karena menolang uang tip dari pelanggan, pelayan ini dihina, namun ia malahan mendapat berkah dari peristiwa tersebut.

Citizen6, Afrika Selatan - Mendapat gangguan dari teman memang sangat menyebalkan, apalagi jika dari orang asing yang tak kita kenal. Pasti itu akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Namun dalam beberapa kasus, insiden negatif seperti itu akan menimbulkan berkah tak terduga lho.

Hal tersebut yang dirasakan Ashleigh Schultz, seorang pelayan di Western Cape, Afrika Selatan.

Dilansir elitereaders.com, Selasa (10/5/2016), kisahnya bermula ketika pelayan menolak tip dari seorang mahasiswa kulit hitam yang sempat menghinanya. Pelanggan bernama Ntokozo Qwabe menuliskan status di akun Facebook-nya yang mengatakan bahwa temannya menulis seperti ini pada tagihan, "Kami akan memberikan tip saat kamu berada di tanah."

Seolah-olah itu tidak cukup, Qwabe menambahkan bahwa mereka membuat Schultz menangis. "Air mata putih yang khas, yang membuatnya tidak dapat berhenti tersenyum karena sesuatu yang begitu hitam dan indah yang telah terjadi."

Unggahan tersebut menimbulkan perdebatan para netizen. Banyak dari mereka merasa simpati terhadap pelayan perempuan itu. Bahkan, seorang teman Schultz mengatakan bahwa dia sedang berjuang karena ibunya mengalami kanker.

"Dia sangat peduli dengan ibunya yang sakit. Dia menangis karena dia sangat sulit menerima kondisi ini," ucapnya.

dok: elitereaders.com

Para netizen kontan membuat sebuah gerakan untuk membantu Schultz dengan membuat fanpage GoFundMe di Facebook. Tak disangka, mereka berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 90 juta. Mereka juga berharap uang tersebut bisa membiayai kuliah dan membantu mengobati orang tuanya.

Sihle Ngobese, seorang pria Afrika Selatan yang memulai kampanye tersebut mengatakan, "Qwabe adalah seseorang yang mengklaim berbicara kepada kaum tertindas dan tersingkir. Ia juga memiliki keberanian untuk menggertak seorang perempuan muda."

"Saya hanya ingin membuat gerakan kecil untuk menunjukkan Afrika Selatan, bahwa jika kita mencintai dan menghormati satu sama lain, itu membuat negara kita menjadi besar," Ngobese menambahkan.

(Ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya