Mahasiswa ISI Rayakan HUT ke-13 Wayang Sebagai Warisan Dunia

Ratusan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, memperingati wayang sebagai warisan dunia.

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 14 Nov 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 14:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari satu dasawarsa, tepatnya 13 tahun lalu, Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB UNESCO menetapkan wayang sebagai warisan budaya dunia. Ratusan mahasiswa seni pedalangan, seniman pewayangan menggelar aksi merayakan wayang sebagai warisan budaya dunia.

Sekitar seratus mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dengan mengenakan busana tradisional Jawa membawa berbagai jenis wayang antara lain wayang kulit, wayang golek, bahkan ada yang berdandan wayang orang di halaman kampus tersebut. Mereka menari, menampilkan berbagai sajian seni budaya bertema wayang.

“Saya menjadi saksi sejarah dan pelaku sejarah penetapan wayang sebagai warisan budaya dunia. Saya tampil selama tiga menit di hadapan pejabat PBB di markas UNESCO. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Senang dan bangga ketika PBB mengakui wayang sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia. Tapi sekarang nasibnya memprihatinkan," kata seniman wayang Manteb Sudarsono. 

"Pentas wayang jarang sekali diminati. Kegiatan pemerintah juga mulai sepi menggelar pentas wayang. Apalagi masyarakat juga begitu. Memang mahal untuk pentas wayang karena harus menghidupi para pemainnya yang banyak. Kreatifitas dalang menjadi kunci pementasan wayang,” lanjutnya. Simak kelanjutan artikel dengan mengeklik tautan berikut ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Bergelar Profesor, Dalang Bule Ini Pukau Penonton di Inggris. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya