Karena Tak Bisa Baca, Siswa 10 Tahun Dipukuli Guru hingga Tewas

Seorang siswa berusia 10 tahun meninggal dunia usai dipukuli guru di sekolahnya hanya karena tak bisa membaca.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 03 Feb 2017, 09:31 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2017, 09:31 WIB
Karena Tak Bisa Baca, Siswa 10 Tahun Dipukuli Guru Hingga Tewas
Seorang siswa berusia 10 tahun harus meregang nyawa setelah dipukuli guru di sekolahnya hanya karena tak bisa membaca.

Liputan6.com, Kenya - Setiap guru pasti memiliki berbagai cara untuk mendisiplinkan para siswa di sekolah. Namun begitu, cara yang digunakan beberapa guru terkadang terlalu berlebihan hingga menyakiti anak-anak secara fisik dan emosional.

Seorang guru dari Nairobi, Kenya, baru-baru ini menjadi sorotan masyarakat setempat. Sang guru terbukti telah menyebabkan seorang siswi berusia 10 tahun meninggal dunia hanya karena dia tidak bisa membaca.

Dilansir dari Viral4real, Jumat (3/2/2017), kisah bocah malang bernama Joy Wangari ini bermula ketika sang guru mulai memukul Joy di bagian kepala setelah mengetahui jika ia tidak bisa membaca.

Guru dari Sekolah Dasar (SD) Mukandamia itu kemudian mendesak dan meminta teman sebangkunya Joy untuk ikut memukulinya juga.

Orangtua Joy, Mary Wanjiku mengatakan, "Teman sebangkunya diperintahkan untuk mengajarinya cara membaca dan memukulinya jika dia tidak bisa. Guru pun mulai memukul punggungnya ketika bocah itu mengatakan jika Joy tidak bisa membaca."

Setelah itu, Joy diketahui meminta izin kepada kepala sekolah untuk pulang lebih awal. Bocah malang itu pun segera pulang. 

Melihat kondisi bocah yang tinggal bersama neneknya yang berusia 86 tahun itu, tetangganya, Ann Wairimu, segera menemuinya.

"Saya mengunjungi bocah itu di rumah. Ia tampak sangat lemah dan mengeluh sakit di perut dan punggung. Dia bilang telah dipukuli oleh guru dan teman sekelasnya," jelas Ann.

Empat hari setelah pemukulan itu, Joy dibawa ke rumah sakit karena luka di tubuhnya semakin buruk. Namun sayang, setelah menjalani perawatan, Joy menyerah dan meninggal dunia di rumah sakit.

Direktur Pendidikan Kamemba Kamande menyatakan, "Kami belum mengambil tindakan disipliner terhadap siapa pun. Tapi, jika kita menemukan salah satu guru bersalah, kami akan mengambil tindakan," katanya.

Kini, kepolisian setempat tengah menyelidiki kasus tersebut untuk mencari tersangka kekerasan pada seorang bocah.

(Ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya