Liputan6.com, Jakarta - Semerbak kopi Indonesia sudah mendunia. Bahkan mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pun penasaran dengan kopi Indonesia.
Suami Hillary Clinton ini tertarik pada kopi Indonesia. Sampai-sampai dia datang dalam acara World Coffee Producers Forum (WCPF) di Medellin, Colombia pada 10-11 Juli 2017.
Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman sangat terkesan dengan pernyataan Bill Clinton yang memberikan perhatian khusus pada sektor kopi di Indonesia saat bertemu di forum tersebut.
"Peluang industri kopi di Indonesia sangat baik. Apalagi kopi Indonesia semakin dikenal di Eropa dan Amerika Serikat," kata Amran dalam keterangan tertulis, Kamis 13 Juli 2017.
Selain bersua Bill Clinton, Amran juga berdiskusi dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam, membahas upaya pengembangan perkopian. Begitu juga saat bertemu dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.
Amran menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang disambut hangat oleh Presiden Kolombia, dengan menitipkan salam kembali kepada Jokowi. Santos juga menyampaikan keinginannya untuk dapat berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
"Kopi Indonesia, terutama kopi khusus (speciality coffee) menjadi tren dunia saat ini," kata Amran.
Amran berkeinginan meningkatkan produktivitas kopi domestik menjadi 1,0 ton per hektare, sehingga dapat memposisikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar dunia setelah Brasil dan Vietnam.
Indonesia mempunyai kebun kopi 1,2 juta hektar dan memiliki speciality coffee, yakni kopi gayo, kopi mandailing, kopi lampung, kopi bajawa, dan lainnya. Saat ini sudah ada 14 jenis kopi Indonesia yang mendapat sertifikat Geographical Indications, sehingga memiliki keunikan dan berdaya saing di internasional.
Amran menyampaikan berbagai program yang akan dilakukan, yakni penyediaan bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, water manajemen, dan program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang sudah tua. Lebih lanjut Amran akan memperluas areal kopi arabika yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi berimbang 50:50.
"Pengembangan kopi ke depan juga akan lebih memperhatikan aspek kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai daerah. Dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian akan mengirimkan beberapa tenaga ahlinya mempelajari kopi ke Vietnam," ujar Amran.
Keren kan, kopi Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata...
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Advertisement