Monolog Bung Karno, Besok atau Tidak Sama Sekali

Wawan Sofwan persembahkan monolog Bung Karno berjudul Besok atau Tidak Sama Sekali.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Agu 2017, 10:31 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 10:31 WIB
Monolog Bung Karno, Besok atau Tidak Sama Sekali
-

Liputan6.com, Jakarta - Nama Wawan Sofwan sudah cukup dikenal di dunia seni pertunjukan, Wawan merupakan sutradara dan penulis naskah untuk sejumlah pentas teater dan pemain monolog. Kali ini, Wawan Sofwan menunjukkan kemampuannya dalam pementasan yang bertajuk "Monolog Bung Karno: Besok Atau Tidak Sama Sekali" di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.

Monolog berdurasi 60 menit ini mengisahkan, malam hari menjelang pembacaan teks proklamasi, Sukarno merenungkan kembali perjalanan perjuangannya dalam membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan. Apa itu bangsa? Apa itu kemerdekaan? Berbagai pertanyaan lainnya diangkat dalam monolog ini.

Setelah kekalahan Jepang dari sekutu, para Bapak Bangsa Indonesia merasa kalau tidak melakukan sebuah tindakan revolusioner, maka kemerdekaan yang sudah di depan mata akan terlepas. Acara kemudian ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan secara lantang oleh para penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.

“Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui betul tentang perjuangan bangsa ini untuk bebas dari bentuk penjajahan. Melalui pementasan ini, semoga dapat menginspirasi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk meneladani semangat juang Bung Karno dan meneruskan perjuangan para pahlawan untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Wawan.

Pada 1994, Wawan Sofwan mendirikan sebuah kelompok teater bernama Mainteater untuk melatih dirinya sebagai seorang sutradara dan mengakomodasi monolog pertamanya Oknum. Pada 2002, Wawan membawakan monolog Bung Karno untuk pertama kalinya di Moskow, Rusia, saat mendapatkan beasiswa dari Yayasan Bung Karno.

Dari Moskow itulah Wawan membawa monolog Bung Karno ke Jerman dan Belanda. Selain Bung Karno, Wawan kerap mengangkat tokoh lain seperti Raden Ajeng Kartini, Tan Malaka, dan Inggit Garnasih dalam menggarap monolog-monolognya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya