Liputan6.com, Jakarta Hanya bermodal 2 buah pentungan satpam, Jet Li mampu merobohkan puluhan lawannya. Cuplikan adegan fighting yang bikin kagum itu terekam di film My Father is a Hero (1995). Baru-baru ini aktor laga Indonesia, Volland Humonggio, juga memeragakan kelihaiannya memainkan pentungan satpam tersebut di kejuaraan wushu tradisional pada jenis senjata Ganda/Pendek/Lentur di Jakarta. Memang, apa sih keistimewaan dari alat self defence bernama tonfa itu?
Baca Juga
Advertisement
Pentungan satpam atau beken disebut tonfa adalah jenis senjata tongkat berbentuk sederhana yang berasal dari Okinawa. Alat ini sering kita lihat menggantung di pinggang para aparat keamanan maupun polisi bertugas mengatur lalu-lintas. Seiring perjalanan waktu, tongkat sederhana tersebut berkembang menjadi senjata dalam bela diri, keren banget, kan?
Pegangan kayu sederhana ini mulai dijadikan senjata saat petani-petani Jepang dilarang menggunakan senjata tradisional mereka. Sebuah sumber lain mengatakan bahwa jenis senjata ini memiliki sejarah yang lebih menarik dari seni beladiri Tiongkok. Setelah itu, baru deh menyebar ke dalam budaya Indonesia dan Filipina.
Banyak teknik yang berorientsi combat-oriented atau sering disebut jutsu, dan telah banyak digantikan oleh seni bela diri (martial way) atau disebut do. Kebanyakan pentungan ini digunakan sebagai peralatan pertanian yang sederhana.
Contohnya bo, yaitu tongkat yang digunakan sebagai alat bantu saat berjalan, atau untuk menggantungkan dua barang bawaan dan dipanggul di pundak.
Tonfa lebih sering digunakan sepasang, yaitu pada tangan kanan dan kiri. Penggunaan tonfa dapat diterapkan dengan teknik yang sama seperti teknik beladiri tangan kosong. Pada dasarnya, tonfa akan lebih memperpanjang siku penggunanya bila menggunakan pegangan.
Dua senjata ini memungkinkan pemakai secara simultan menangkis dengan satu tonfa dan memukul dengan tonfa yang lain untuk melindungi dari sabetan pedang. Teknik-teknik penggunaan tonfa cenderung tetap dan tidak banyak berubah.
Pentungan wajib anti-kerusuhan
Lon Anderson mengembangkan teknik single-tonfa untuk anggota polisi. Pada tahun 1971, ia menggunakan tonfa sebagai pentungan anti-kerusuhan. Monadnock Corporation of New Hampshire lah yang memproduksi tongkat Prosecutor PR-24 pertama pada tahun 1974. Tongkat dengan side-handle baton yang baru ini menjadi popular di kawasan Amerika Serikat.
Cerita punya cerita, senjata ini banyak mengundang kontroversi saat pertama kali diperkenalkan. Apalagi seni bela diri masih merupakan hal baru untuk kebanyakan orang. Hal yang sama terjadi di Inggris, saat petugas polisi mulai menggunakan tongkat dengan handle tersebut. Setelah seni bela diri mulai digemari, menerapkan senjata tradisional untuk alat modern menjadi lebih mudah diterima.
Kalau di Amerika Serikat, Tonfa disebut dengan side Hhndle baton, sementara di Indonesia alat ini lebih dikenal dengan istilah Tongkat T. Pentungan satpam ini jadi salah satu jenis senjata yang dipelajari di Institut Ju-Jitsu Indonesia.
Teknik penggunaan tongkat T lalu dijadikan alat perlengkapan anggota Polri pada tahun 1999. Pada Maret 2003, teknik penggunaannya dikembangkan sesuai gerakan-gerakan (teknik dasar, pukulan, tangkisan, dan kuncian).
Biasanya tonfa memiliki panjang sekitar 15 sampai 20 inci, dengan pegangan yang membentuk sudut 90 derajat dari masing-masing ujung short end dan long end. Handle merupakan first-use dalam penggunaan tonfa, seperti cara untuk memutar silinder-silinder batu berat yang digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung.
Seperti halnya teknik pertarungan bersenjata dari Okinawa, tonfa juga efektif digunakan dalam perkelahian bebas. Salah satu seni beladiri yang memanfaatkan tonfa adalah Ju-Jitsu.
Advertisement
Volland Humonggio lagi senang mempelajari tonfa
Pentungan T ini memiliki tiga bagian penting yang dapat dijadikan pegangan yang sekaligus ujung serangan yaitu: handle, short end dan long end. Teknik penggunaan tonfa biasanya langsung dipelajari oleh calon polisi baru. Dengan memegang handle, bagian ujung yang panjang dari tangkainya diletakkan di balik lengan bagian bawah, pemakai tonfa dapat memperkuat lengannya dan melakukan gerakan tangkisan atau pukulan seperti biasa.
Apabila hanya menggunakan satu tonfa, tangan yang tidak memegang tonfa dapat digunakan untuk melindungi kepala atau untuk memperkuat pukulan, tusukan atau sodokan. Teknik pukulan yang lebih lanjut dengan mengendorkan genggaman pada handle dan mengayunkan ujung panjang dari tangkai tongkat dengan lintasan melengkung, untuk memukul sasaran pada jarak menengah.
Serangan ayunan (swing) ini dapat dikombinasikan secara berantai, tergantung pada pukulannya dengan maju dan mundur, atau membentuk lintasan angka delapan. Dalam hal ini teknik pegangan difokuskan pada teknik pegangan handle yang merupakan pegangan utama.
Meski menguasai belasan ilmu beladiri, Volland Humonggio mengaku baru mempelajari senjata menyerupai pentungan satpam ini.
"Dari tahun 2010 saya sudah mempercayai bahwa suatu saat saya akan mendapatkan keuntungan utk mempelajari senjata yang dimana saya mulai mencintai alat ini. #TONFA adalah salah satu senjata yg ingin saya kuasai setelah beberapa senjata yang lain. Hampir sedikit orang yang bisa menggunakan Tonfa dengan teknik seni dalam bertarung ATAU entertainment. Di situlah saya masuk utk menekuninya dan kemarin saya mendapatkan kesempatan utk mengikuti kejuaraan #wushu Traditional pada jenis senjata Ganda/ Pendek/Lentur di Jakarta 2017," jelas aktor yang beradu jurus beladiri di film Triangle bersama Deddy Corbuzier ini via akun Instagramnya, @vollandvolt_
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: