Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pendiri brand raksasa potretnya sering lalu lalang di media masa, sebut saja Steve Jobs dengan Apple, Bill Gates dengan Microsoft, Jack Ma dengan Alibaba, atau Mark Zuckerberg dengan Facebook.
Baca Juga
Advertisement
Nah, tahukah kamu dengan para pendiri brand berikut ini yang memang jarang tampil di depan publik?
1. Nike: Phil Knight dan Bill Bowerman
Sama-sama memiliki kesukaan akan olahraga lari, Bill Bowerman dan Phill mengaku kesulitan mendapatkan sepatu lari berkualitas pada tahun 1960-an. Bill sendiri merupakan pelatih lari dari Phill.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut keduanya memutuskan menjual sepatu sneaker dari Jepang dengan perusahaan yang dinamai Blue Ribbon Sports.
Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai kesulitan memperoleh pemasok sepatu dari Jepang. Mereka berdua kemudian memutuskan membuat sepatu sneaker sendiri dan Bill yang mendesainnya. Pada tahun 1978, perusahaan mereka menemukan brand yang tepat untuk produk yang kini dikenal dengan nama Nike.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
2. Starbucks: Howard Schultz
Howard Schultz mungkin bukanlah penemu nama Starbucks, tapi kesuksesan gerai kopi tersebut bermula dari dirinya. Awalnya, Starbucks hanya menjual biji kopi dari tahun 1971 di Seattle.
Kemudian, Schultz membeli perusahaan itu pada tahun 1987 dan mengembangkan ide menjadikannya gerai tempat minum kopi yang disukai kaula muda.
Â
Advertisement
3. Instagram: Kevin Systrom
Facebook boleh saja membeli Instagram dengan harga satu miliar dolar. Tapi aplikasi berbagi foto itu bermula dari tangan seorang Kevin Systrom.
Sebagai seorang pecinta fotografi yang pernah menimba ilmu di Stanford University, ia mendapat ide menciptakan filter foto bernama X-Pro II setelah ditunjukkan oleh gurunya sebuah kamera Holga yang mampu membuat foto retro dalam bentuk square (kotak).
Instagram kemudian makin berkembang dan kini telah menjadi aplikasi yang paling laris.
Â
4. Zara: Amancio Ortega
Pada awal tahun 1970-an, Amancio Ortega mulai membuat usaha baju tidur dan jubah mandi bersama istrinya di ruang tamu rumah mereka. Akan tetapi suatu saat parner mereka menolak order yang telah disepakati. Ortega dan istrinya pun memutuskan menjual sendiri pakaian mereka.
Toko pertama Ortega dan istrinya berdiri di La Courna, Spanyol pada tahun 1975. Toko mereka berkembang pesat karena mengikuti mode pakaian instant. Setiap 2 minggu, toko mereka menampilkan mode pakaian baru dan trendi. Kini Zara telah menjadi flagship store berkelas.
Reporter: Mokhammad Ferdiyanto
Sumber: Brilio.net
Advertisement