Sidang Antimonopoli, Mark Zuckerberg Bisa Kehilangan Instagram dan WhatsApp

Jika dalam gugatan antimonopoli FTC bisa menang, maka dapat memaksa CEO Meta Mark Zuckerberg membubarkan perusahaan.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 16 Apr 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2025, 13:00 WIB
Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (Foto: Wallpapers Web)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sidang kasus antimonopoli bersejarah terhadap raksasa media sosial Meta yang dimiliki oleh Mark Zuckerberg telah dimulai di Washington Amerika Serikat (AS) pada hari Senin waktu setempat.

Pengacara Komisi Perdagangan Federal (FTC) menuduh Meta secara tidak sah menghilangkan para pesaing dengan membeli Instagram dan WhatsApp lebih dari satu dekade lalu.

"Mereka memutuskan bahwa persaingan terlalu keras dan akan lebih mudah untuk membeli para pesaing tersebut dibanding dengan bersaing secara langsung dengan mereka," kata pengacara FTC Daniel Matheson, dikutip dari BBC, Rabu (16/4/2025).

Meta membantah tersebut. "mengakuisisi Instagram dan WhatsApp adalah untuk meningkatkan dan mengembangkannya bersama Facebook," kata pengacara Meta Mark Hansen.

Jika dalam gugatan antimonopoli FTC bisa menang, maka dapat memaksa CEO Meta Mark Zuckerberg membubarkan perusahaan.

Itu dapat mencakup pemisahan aplikasi berbagi foto Instagram dan layanan pesan WhatsApp.

FTC mengatakan perusahaan membayar lebih ketika mengakuisisi Instagram seharga USD 1 miliar pada 2012. Dua tahun kemudian, perusahaan membeli WhatsApp seharga USD 19 miliar.

"Argumen [FTC] adalah akuisisi Instagram merupakan cara untuk menghilangkan ancaman persaingan yang meningkat terhadap Facebook," kata profesor hukum antimonopoli di Sekolah Hukum Vanderbilt Rebecca Haw Allensworth.

Allensworth mengatakan kata-kata Zuckerberg sendiri, termasuk dari email-emailnya, mungkin menawarkan bukti yang paling meyakinkan di persidangan.

"Dia mengatakan lebih baik membeli daripada bersaing. Sulit untuk mendapatkan yang lebih harfiah dari itu," kata Allensworth.

Pada hari Senin, Matheson merujuk pada memo 2012 dari Zuckerberg di mana ia membahas pentingnya menetralkan Instagram. Matheson menyebut pesan itu sebagai bukti kuat.

Meta, di sisi lain, mengatakan pembelian tersebut akan menambah pengalaman konsumen menjadi lebih baik.

"Akuisisi untuk meningkatkan dan menumbuhkan, tidak pernah dianggap melanggar hukum," kata Hansen pada hari Senin.

"Itu tidak boleh dianggap melanggar hukum di sini." tambahnya.

Metamenyatakan bahwa mereka menghadapi persaingan dari sejumlah aplikasi lain, termasuk TikTok, X, YouTube, dan iMessage.

Zuckerberg dan mantan kepala operasi perusahaan Sheryl Sandberg diharapkan untuk bersaksi di persidangan, yang dapat berlangsung selama beberapa minggu.

Mark Zuckerberg Dituding Mau Tukar Data Pengguna AS demi Tiket Masuk ke China?

Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)... Selengkapnya

Sebelumnya, sebuah pengakuan mengejutkan datang dari mantan Direktur Kebijakan Publik Global Facebook, Sarah Wynn-Williams, menuduh Meta menyembunyikan aktivitas operasionalnya di China dan bersedia menukar akses data pengguna Amerika demi ekspansi bisnis.

Dalam kesaksiannya di hadapan Subkomita Kejahatan dan Antiterorisme Senat Amerika Serikat (AS), Sarah menyebut CEO Meta, Mark Zuckerberg, siap melakukan apa saja agar Facebook bisa masuk ke pasar China.

Salah satu cara tersebut adalah dengan menyerahkan data warga negara AS ke pihak berwenang dari Negeri Tirai Bambu itu.

“Facebook memiliki misi rahasia untuk menembus pasar China dikenal dengan nama sandi ‘Proyek Aldrin’. Hanya staf tertentu yang tahu soal ini,” ujar Sarah dikutip dari The Register, Senin (14/4/2025). 

Menurutnya, sebagai bagian dari proyek tersebut, raksasa media sosial (medsos) tersebut sempat membangun infrastruktur fisik berupa kabel bawah laut yang awalnya menghubungkan Los Angeles dan Hong Kong. 

Namun, karena kekhawatiran dari otoritas keamanan nasional AS soal potensi penyadapan oleh Partai Komunitas China, rute kabel internet tersebut akhirnya dialihkan ke Taiwan dan Filipina.

"Satu-satunya alasan Tiongkok saat ini tidak memiliki akses ke data pengguna AS melalui jaringan pipa ini adalah karena Kongres Amerika Serikat turun tangan."

Tuduhan Berat, Meta Membantah

Meta Sign
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t... Selengkapnya

Selain itu, Sarah juga mengaku telah melaporkan pelanggaran ini ke SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa AS) dan Departemen Kehakiman AS setelah keluar dari Meta.

Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara Meta, Ryan Daniels, mengatakan, “kesaksian Sarah penuh dengan klaim palsu dan tidak sesuai dengan kenyataan.”

Sarah juga menyebutkan, model AI Llama milik Meta yang bersifat open-source memang telah digunakan oleh pengembang di China, termasuk DeepSeek, dan menyoroti potensi kontribusinya digunakan untuk militer.

Ia juga menyinggung, Meta mengambangkan alat sensor bekerja sama dengan otoritas China, dan kemudian menyembunyikan keterlibatan perusahaan dari publik.

“Meta memiliki beberapa pemikir terbaik dalam satu generasi,” katanya kepada komite. “Jadi, siapa lebih baik, jika Anda adalah Partai Komunis China, untuk mengajari Anda tentang teknologi ini selain Meta.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya