Liputan6.com, Jakarta - Kecantikan seorang wanita biasanya diukur dari fisik yang sempurna. Memiliki wajah cantik rupawan, tubuh yang kurus langsing, rambut yang indah dan warna kulit yang eksotis.
Namun, telah banyak wanita yang membuktikan bahwa kecantikan bukan hanya dinilai dari fisik saja. Tapi juga dari kecantikan yang terpancar dari dalam diri.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya kecantikan dalam diri, namun keterbatasan atau kekurangan fisik ternyata dapat menjadi kecantikan yang luar biasa dari sejumlah model ini.
Melalui sederet foto yang diunggah di Instagram, para wanita ini membuktikan bahwa cantik bukan soal kesempurnaan fisik. Berikut potret cantiknya para wanita dengan keterbatasan atau kekurangan fisik, seperti merangkum dari berbagai akun Instagram.
1. Sophia Hadjipanteli
View this post on Instagram
Memiliki bentuk alis yang menyatu dan tidak biasa membuatnya sering dibully warganet. Namun, alih-alih menyukur alis uniknya, Sophia malah merasa percaya diri dengan bentuk alisnya tersebut sambil bergaya di depan kamera.
Advertisement
2. Jazelle Zanotti
View this post on Instagram
Jazelle tidak memiliki kedua alis, namun ia tetap percaya diri masuk ke dunia modelling, dunia yang sangat ia cintai sedari dulu. Kekurangannya tersebut ia tutupi dengan menggambar dan membentuk alisnya dengan teknik makeup yang unik dan keren.
Kondisi tersebut mengajarkan kita bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki, kita bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut menjadi hal yang luar biasa.
3. Alice Wilson
View this post on Instagram
Memiliki banyak bintik-bintik di wajah tentu menjadi satu kekurangan yang tentunya harus ditutupi, namun tidak bagi Alice Wilson.
Ia terlihat sangat percaya diri tanpa pulasan makeup dan sering membagikan foto-foto wajahnya tanpa makeup di akun media sosial miliknya. Dilihat dari foto-fotonya, bintik-bintik di wajahnya malah menjadi unsur kecantikannya yang luar biasa.
Advertisement
4. Tess McMillan
View this post on Instagram
Standar kecantikan biasanya sarat akan bentuk tubuh yang sempurna dan langsing. Namun, Tess membuktikan bahwa dengan bentuk tubuh cantiknya yang terlihat apa adanya, ia mampu menunjukkan bahwa menjadi model cantik tidak perlu memiliki tubuh yang kurus dan langsing. Wanita bertubuh gemuk justru lebih menawan, bukan?
5. Marian Avila
View this post on Instagram
Wah, cantik sekali, bukan? Inilah sosok Marian Avila yang menjadi salah satu deretan model pertama pengidap Down Syndrome.
Bagi Marian, keterbatasan yang ia miliki bukan menjadi suatu hambatan dalam meraih mimpinya. Lihat saja, ia betul-betul menjelma sebagai model yang cantik dan mengagumkan! Dengan bergaya cantik di depan kamera, tentu tidak ada yang menyangka bahwa ia merupakan pengidap Down Syndrome.
Advertisement
6. April Star
View this post on Instagram
April Star, menjadi salah satu penerus seorang model yang memiliki penyakit vitiligo pertama, Winnie Harlow. Dengan keterbatasannya ini, April tidak pernah malu untuk mengekspos kulit indahnya yang berbeda di media sosialnya. Ia kini telah dikenal sebagai model di berbagai brand.
7. Slick Woods
View this post on Instagram
Slick terlahir dengan memiliki dua gigi depan yang berjarak, serta rambutnya yang tidak pernah tumbuh panjang. Ia pun sering menjadi bahan bully teman-temannya. Namun, sekarang ia telah menjadi model terkenal. Artis-artis Hollywood papan atas seperti Rihanna dan Kanye West sangat menyukainya dan memberitahunya bahwa ia sangat cantik.
Advertisement
8. Thando Hopa
View this post on Instagram
Hal unik dari Thando adalah, ia berasal dari Afrika. Ya, benar, ia merupakan seorang albino. Namun, dengan keterbatasannya tersebut, ia menjelma menjadi seorang model yang eksotis dan seksi, dengan warna kulit albino miliknya.
9. Anna Marinich
Anna merupakan seseorang yang mengidap penyakit Alopecia sejak kecil, yakni sebuah kondisi di mana rambut tidak dapat tumbuh di beberapa bagian atau seluruh tubuh. Beberapa waktu lalu, ia diundang untuk mengikuti photo shoot bersama orang-orang yang memiliki keterbatasan, dan photo shoot ini menjadi debut photo shoot pertamanya.
Reporter:
Fira Shabrina Malia
Universitas Indonesia
Advertisement