Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria yang bekerja di sebuah perusahaan parfum di Paris, baru-baru ini tengah menjadi sorotan publik setelah berhasil memenangkan persidangan dan mendapat kompensasi 45 ribu dollar atau setara dengan Rp 640 juta.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari Oddity Central, Kamis (11/6/2020), Frederic Desnard yang bekerja sebagai manajer di perusahaan Interparfum sejak 2015, mengajukan gugatan kepada mantan bosnya ke pengadilan setempat pada 2016.
Dia menuntut perusahaan ini sebesar 400 ribu dollar atau setara dengan Rp 9 miliar karena pekerjaannya sangat membosankan sehingga membuatnya depresi, epilepsi dan memaksanya untuk berhenti.
Terpaksa Keluar dari Pekerjaannya
Dia juga mengklaim bahwa perusahaan menandatangani dia keluar dari pekerjaan selama beberapa bulan, dan kemudian menggunakan ketidakhadirannya yang berkepanjangan sebagai alasan untuk memecatnya pada 2014.
“Saya mengalami depresi. Saya malu dibayar untuk tidak melakukan apa-apa. Bagian terburuknya adalah menyangkal penderitaan ini,” kata Desnard kepada AFP pada 2016.
Advertisement
Berhasil Memenangkan Kasusnya
Desnard mengatakan bahwa ia diminta untuk tidak melakukan apa pun selain tugas-tugas kasar selama empat tahun.
Setelah empat tahun litigasi, minggu lalu akhirnya Desnard yang kini berumur 48 tahun memenangkan kasusnya dan mendapatkan kompensasi 45 ribu dollar atau setara dengan Rp 640 juta.
Perusahaan Tersebut Membela Diri
Interparfum membela diri dengan berargumen bahwa Federic Desnard tidak mengeluh tentang pekerjaannya yang membosankan.
Meski “bore out” bukan istilah yang diakui hokum Prancis, ketika Desnard menggugat mantan bosnya pada 2014, namun Pengadilan Banding Paris memutuskan bahwa bore out memang menjadi bentuk pelecehan moral.
Itu tidak memerintahkan Interparfum untuk membayar mantan manajernya 400 ribu dollar seperti yang dia minta, alih-alih memberikan di atas 10 persen dari itu sebagai kompensasi.
Advertisement