Balap Karung hingga Tarik Tambang, Ini Makna di Balik Deretan Lomba Agustusan

Tahukah kamu makna di balik perlombaan yang sering ada pada Hari Kemerdekaan Indonesia?

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 17 Agu 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2020, 12:00 WIB
Di Balik Perlombaan 17 Agustus-an
Lomba Balap Karung

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Setiap tahunnya, masyarakat memeriahkan hari bersejarah tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari upacara bendera hingga yang paling ditunggu adalah beragam perlombaan.

Mulai dari balap karung hingga makan kerupuk, menjadi kegiatan yang paling ditunggu oleh masyarakat. Pasalnya, setiap lomba memiliki keunikannya tersendiri dan tak jarang mengundang gelak tawa penonton. Selain itu, perlombaan pada Hari Kemerdekaan juga memompa kembali semangat masyarakat.  

Beragam hadiah unik nan menarik juga menanti para peserta lomba. Mulai dari peralatan rumah tangga hingga alat elektronik. Meskipun dirayakan dengan meriah setiap tahunnya, tahukah kamu makna dari setiap perlombaan yang diadakan?

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:

Balap Karung

[Bintang] Filosofi di Balik Lomba-lomba Pada Hari Kemerdekaan Indonesia
Balap Karung. | via: kemenag.go.id

Rasanya kurang afdal kalau perayaan 17 Agustus tanpa adanya lomba balap karung. Pasalnya, lomba berjalan menggunakan karung goni ini tak pernah absen setiap tahunnya. Namun, tahukah kamu makna dari lomba balap karung?

Lomba balap karung menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak saat masa penjajahan dulu. Masyarakat Indonesia menjadikan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian.

Hal ini karena hanya karung goni yang mudah ditemukan dan dimiliki di Indonesia saat masa penjajahan Jepang. Penderitaan tersebut dilampiaskan dengan menginjak-injak karung goni pada lomba balap karung. Selain itu, lomba balap karung juga menggambarkan betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki dibatasi dengan karung.

Makan Kerupuk

Lomba makan kerupuk
Lomba makan kerupuk di kompek Persada Kemala, Bekasi Barat. (foto: Timothy Juliano)

Dengan tangan diikat ke belakang peserta lomba harus menghabiskan kerupuk yang digantung langsung menggunakan mulut. Hal ini menggambarkan betapa sulitnya kondisi pangan saat masa penjajahan dulu.

Selain itu, lomba makan kerupuk juga mengajarkan sikap tidak mudah menyerah dan bersyukur meskipun hanya dengan kerupuk. Kita bisa menghargai perjuangan masyarakat Indonesia ketika mengalami kesulitan pangan dulu.

Panjat Pinang

Berbagai Ekspresi Peserta Panjat Pinang Saat HUT ke-74 RI
Peserta mengikuti panjat pinang kolosal dalam rangka merayakan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Pantai Ancol, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Sebanyak 174 batang pinang dengan beragam hadiah disediakan dalam lomba yang diikuti ratusan warga itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Panjat pinang menjadi salah satu perlombaan yang ikonik. Perlombaan ini mengharuskan sekelompok orang memperebutkan hadiah yang digantung di atas puncak pohon dengan cara memanjatnya.

Untuk memenangkan perlombaan ini, peserta membutuhkan strategi. Pasalnya, pohon akan diolesi oleh minyak atau oli sehingga peserta akan mudah terjatuh dan sulit mencapai puncak.

Kegiatan panjat pinang ini sudah ada sejak zaman Belanda. Dulu, panjat pinang digelar sebagai hiburan saat perayaan hari-hari besar orang Belanda.

Lomba panjat pinang sendiri memiliki makna yang menunjukkan semangat dan kekompakkan dalam tim untuk mencapai satu tujuan. Mereka harus bekerja sama dan berkorban satu sama lain, baik yang di bawah maupun di atas. Selain itu, panjat pinang juga menggambarkan semangat para pahlawan yang selalu bergotong royong memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

 

Tarik Tambang

Serunya Kemeriahan HUT ke-74 RI di Kilang JOB Pertamina-Medco EP Tomori Sulawesi
Kepala Divisi Formalitas SKK Migas, Didik S. Setyadi, bersama karyawan mengikuti lomba tarik tambang dalam rangka HUT ke-74 RI di kilang JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, Sabtu (17/8/2019). Perlombaan digelar meningkatkan keakraban serta rasa cinta tanah air. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bukan hanya beradu kekuatan, dalam tarik tambang memerlukan kekompakkan tim untuk meraih kemenangan. Kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas satu sama lain merupakan nilai yang bisa diambil dari perlombaan tersebut.

Selain itu, persatuan dalam tim bahu membahu menarik tambang juga menggambarkan betapa kerasnya para pejuang dulu untuk mendapatkan kemerdekaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya