Liputan6.com, Jakarta - Satu penumpang pesawat yang positif Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 dilaporkan menularkan virus yang dideritanya kepada 15 orang. Ini terjadi setelah ia nekat melakukan perjalanan udara dari London, Inggris menuju Hanoi, Vietnam.
Merujuk studi di jurnal Emerging Infectious Diseases, penumpang yang diidentifikasi sebagai seorang pengusaha wanita berusia 27 tahun dari Vietnam, sudah mengalami sakit tenggorokan dan batuk pada penerbangan 1 Maret 2020. Ia dinyatakan positif COVID-19 empat hari kemudian.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 10 Maret 2020, melalui pelacakan kontak, pejabat kesehatan menyatakan wanita itu memang menginfeksi 14 penumpang. Serta, satu awak pesawat.
Advertisement
Seperti dilansir nypost.com, Selasa 22 September 2020, penelitian tersebut menegaskan, "Risiko penularan Virus Corona di dalam pesawat selama penerbangan jarak jauh adalah nyata dan berpotensi menginfeksi kelompok berukuran besar. Bahkan dalam kelas bisnis yang memiliki pengaturan tempat duduk yang luas dan jauh."
Video Pilihan
4 Temannya Juga Terinfeksi
Penelitian tersebut juga mengungkapkan, saat itu, penerbangan Vietnam Airlines dengan total 217 penumpang, memang tidak mewajibkan penggunaan masker, begitu pula di bandara. Namun setibanya di Hanoi, penumpang diperiksa di bandara dengan menggunakan pencitraan termal untuk memeriksa peningkatan suhu.
Hanya saja, tak diketahui wanita itu juga diperiksa saat tiba atau tidak. Tetapi pada 5 Maret 2020, dengan gejala yang memburuk, dia mencari perawatan di rumah sakit setempat dan langsung dinyatakan positif Covid-19.
Selain penumpang pesawat, tiga teman sekamar wanita itu dan seorang teman di London yang dia kunjungi juga terinfeksi virus tersebut.
Â
(Vitaloca Cindrauli Sitompul/Raden Trimutia Hatta)
Advertisement
Tolak Pakai Masker, Penumpang Pesawat Diturunkan Paksa
Sebuah maskapai di Jepang menurunkan seorang penumpang pria karena menolak memakai masker dalam penerbangan Sabtu 12 September 2020. Itu menjadi kasus penolakan maskapai terbaru atas penumpang yang tak mematuhi kewajiban mengenakan masker sebagai bagian dari protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Perwakilan anak usaha Japan Airlines Co mengatakan penumpang tersebut dipaksa turun dari pesawat sebelum lepas landas pada Sabtu sore di utara Jepang. Ia bersikeras menolak permintaan awak kabin untuk memakai masker, tanpa menjelaskan alasannya.
"Kami memutuskan tindakan pria itu telah melanggar peraturan di dalam pesawat," kata seorang pejabat Hokkaido Air System Co, dikutip dari Japan Today, Selasa 15 September 2020.Â
Pejabat tersebut menambahkan, pihaknya bisa memberikan jalan keluar lain bila saja penumpang pesawat itu menjelaskan alasannya. "Kami mungkin bisa membuat penyesuaian untuknya tetap terbang tanpa menggunakan masker, seperti menyiapkan kursi lain untuknya," sambung dia.
Belakangan, penumpang yang dimaksud mengungkapkan alasan perilakunya tersebut. Ia mengaku kerap mengalami ruam atau merasa tercekik ketika mengenakan masker. Tetapi, ia tak mau membicarakan kondisinya di depan penumpang pesawat lainnya.
Insiden tersebut terjadi dalam rute penerbangan domestik yang menghubungkan Okushiri dan Hakodate di Hokkaido, Jepang. Akibatnya, pesawat yang mengangkut 21 penumpang tersebut terlambat terbang 30 menit dari jadwal semestinya.
Â
Bukan Kasus Pertama
Kasus serupa terjadi pada awal bulan ini. Sebuah pesawat yang dioperasikan anak usaha ANA Holdings Inc. mendarat darurat di tengah penerbangannya hanya untuk menurunkan seorang penumpang yang menolak menggunakan masker.
Maskapai Peach yang terbang dari Bandara Kushiro di Hokkaido mendarat di sebuah bandara setelah seorang penumpang berteriak dan mengintimidasi awak kabin di dalam pesawat. Pesawat akhirnya tiba di tujuan, yakni Bandara Kansai di Prefektur Osaka, sekitar dua jam 15 menit lebih lama dari jadwal semula.
Terkait kasus tersebut, penumpang lelaki yang membuat insiden pada Sabtu pekan lalu itu mengatakan, "Aku khawatir karena apa yang terjadi di Peach, tetapi aku tak terpikir aku akan dikeluarkan paksa."
Â
(Vriskey Handayani/Dinny Mutiah)
Advertisement