Sering Dibuang, Ternyata Kulit Biji Alpukat Punya Manfaat Bagi Kesehatan

Ternyata, kulit biji alpukat yang sering Anda sia-siakan dengan membuangnya memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 08 Feb 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 10:00 WIB
ilustrasi alpukat/pixabay
ilustrasi alpukat/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Alpukat menjadi salah satu buah yang mudah ditemui. Selain rasanya yang khas, buah bewarna hijau ini kaya akan nutrisi, serat, folat, vitamin E dan magnesium.

Banyak dari Anda tentu hanya memanfaatkan daging buahnya saja. Ternyata, kulit biji alpukat yang sering Anda sia-siakan dengan membuangnya memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

Dalam sebuah studi yang dipresentasikan pada Pertemuan Nasional dan Pameran Rakyat ke-254 American Chemical Society (ACS), melaporkan bahwa kulit benih alpukat mengandung tambang emas tersembunyi yang dikemas dengan sejumlah senyawa kimia.

Senyawa dalam alpukat tersebut nantinya bisa digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, meningkatkan daya pikat parfum, kosmetik dan barang lainnya.

"Bisa jadi kulit benih alpukat yang dianggap sebagai sampah sebenarnya adalah permata, karena senyawa di dalamnya bisa digunakan untuk mengobati kanker, jantung dan kondisi lainnya," kata salah satu ilmuwan, Debasish Bandyopadhyay.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Banyak Individu Membuang Biji Alpukat

Buah Alpukat
Ilustrasi Buah Alpukat Credit: pexels.com/Daria

Seperti melansir dari Elitereaders, Senin (8/2/2021), sekitar lima juta ton alpukat diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia. Amerika mengkonsumsi sekitar 1,9 miliar pound setiap tahunnya.

Kebanyakan individu hanya akan memakan daging buahnya dan membuang kulit benihnya. Beberapa perusahaan akan mengekstrak minyak nabati dari biji alpukat. Namun, biasanya mereka mengeluarkan kulit benihnya sebelum mengolah bijinya.

 

Jadi Olahan Makanan dan Kosmetik

Buah Alpukat
Ilustrasi Buah Alpukat Credit: pexels.com/Ready

Para ilmuwan bahkan mengumpulkan 300 biji alpukat kering dan membaginya menjadi 21 ons bubuk. Mereka selanjutnya mengolah sekam biji alpukat bubuk menjadi minyak dan lilin.

Dari minyak dan lilin, ilmuwan menemukan 16 senyawa termasuk benzil butil ftalat dan plasticizer yang dapat digunakan untuk membuat produk sintesis lebih fleksibel.

Adapula butylated hydroxytoluene (BHT) yang dianggap bisa digunakan sebagai bahan makanan. Senyawa yang disebut bis (2-butoxyethyl) juga bisa dipakai dalam kosmetik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya