Liputan6.com, Jakarta - Produk sepatu Adidas, baru saja menuai kecaman dari warganet usai merilis produk terbarunya. Dalam video yang diunggah pada akun Instagram @adidassg memperlihatkan sepatu bergambar wayang kulit, tetapi pada keterangannya menyebutkan bahwa wayang kulit merupakan warisan budaya Malaysia.
Setelah unggahan tersebut beredar, warganet segera meramaikan kolom komentar di akun Instagram tersebut untuk menegaskan bahwa wayang kulit berasal dari Indonesia. Karena sebenarnya wayang kulit memang merupakan warisan budaya Indonesia, bahkan telah di akui oleh UNESCO.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir UNESCO, Selasa (16/11/2021), wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata "Ma Hyang" yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di depan layar dapat melihat bayangan wayang di layar.
 Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Telah di Akui UNESCO
Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Dalam keterangan di laman situs resmi UNESCO, menjelaskan bahwa wayang kulit terkenal karena wayangnya yang rumit dan gaya musiknya yang kompleks dan bentuk cerita kuno ini berasal dari pulau Jawa di Indonesia.
Keterangannya juga menjelaskan boneka tangan yang dibuat dengan hati-hati ini bervariasi dalam ukuran, bentuk dan gaya, ada dua jenis utama di antaranya, wayang kayu tiga dimensi (wayang klitik atau golèk) dan wayang kulit datar (wayang kulit) yang diproyeksikan di depan layar yang dinyalakan dari belakang. Kedua jenis ini dicirikan oleh kostum, fitur wajah dan bagian tubuh yang diartikulasikan.
Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.
Teater Wayang hingga kini masih populer. Namun, untuk bersaing dengan sukses dengan bentuk hiburan modern seperti video atau televisi, wayang cenderung menonjolkan adegan komik dengan mengorbankan alur cerita dan mengganti pengiring musik dengan lagu pop, yang menyebabkan hilangnya beberapa fitur karakteristik.
Penulis:
Vania Dinda Marella
Advertisement