9 Cara Tepat Membersihkan dan Merawat Luka Agar Tak Infeksi

Membersihkan luka kelihatannya mudah, namun ada beberapa cara yang harus diperhatikan supaya tidak menimbulkan masalah baru.

oleh Benedikta Ave Martevalenia diperbarui 18 Nov 2022, 12:45 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2022, 12:45 WIB
Ilustrasi luka. (Sumber: freepik)
Ilustrasi luka. (Sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak dari kita masih salah atau tidak tahu cara membersihkan luka yang benar. Padahal, sederhananya membersihkan luka bisa dengan menggunakan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) seperti betadine, rivanol, atau bahan alami yang ada di rumah Anda.

Sayangnya, tidak semua luka dapat diperlakukan sama. Hal tersebut dibenarkan melalui laman Medical News Today, Jumat (18/11/2022), bahwa individu terkadang bisa mengobati luka terbuka di rumah dengan obat-obatan atau dengan bahan alami.

Namun, individu harus segera mencari pertolongan medis untuk luka parah yang melibatkan perdarahan signifikan atau patah tulang.

Luka dibagi dalam dua kategori, yaitu luka tertutup dan luka terbuka. Luka tertutup merupakan kerusakan jaringan dan terjadi perdarahan di bawah permukaan kulit seperti memar. Sedangkan luka terbuka membuat jaringan kulit internal terbuka, biasanya diakibatkan karena jatuh, trauma tumpul, dan operasi.

Ada beberapa luka terbuka yang perlu Anda ketahui, di antaranya:

1. Abrasi

Abrasi merupakan luka terbuka sedikit atau lecet, yang terjadi ketika kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar. Contoh lecet saat jari bergesekan dengan parutan sayur.

Meskipun lecet menghasilkan sangat sedikit darah, namun penting untuk membersihkan luka dan menghilangkan bekas lecet untuk mencegah terjadinya infeksi.

2. Laserasi

Laserasi adalah lubang yang dalam atau sobekan di kulit. Lacerations biasanya terjadi akibat kecelakaan atau insiden yang melibatkan benda tajam seperti pisau, mesin, atau alat tajam lainnya. Jenis luka ini dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan atau banyak. 

3. Avulsi

Avulsi merupakan robekan kulit dan jaringan di bawah kulit secara mendadak. Avulsi biasanya diakibatkan dari insiden kekerasan, seperti ledakan, serangan hewan, atau kecelakaan kendaraan bermotor.

Jenis-jenis Luka Terbuka

Ilustrasi jenis-jenis luka terbuka. (Sumber: freepik)
Ilustrasi jenis-jenis luka terbuka. (Sumber: freepik)

 

4. Lubang

Lubang atau biasanya luka tusukan yang membentuk lubang kecil di jaringan lunak. Seperti terkena serpihan beling atau kaca dan jarum dapat menyebabkan luka tusukan akut yang hanya mempengaruhi lapisan luar jaringan.

Berbede dengan luka pisau atau tembakan yang dapat merusak otot dalam dan organ dalam, yang dapat mengakibatkan pendarahan yang signifikan atau banyak.

5. Sayatan

Luka sayatan adalah luka yang normal terjadi dalam tindakan medis dengan arah sayaratan lurus di kulit. Banyak prosedur bedah menggunakan sayatan. Namun, kecelakaan yang melibatkan pisau, pisau cukur, pecahan kaca, dan benda tajam lainnya dapat menyebabkan sayatan juga.

Sayatan biasanya menyebabkan pendarahan yang berat dan cepat. Sayatan yang dalam dapat merusak otot atau saraf dan kemungkinan besar akan membutuhkan jahitan yang banyak juga.

Cara Membersihkan dan Merawat Luka

Ilustrasi P3K. (Sumber: freepik)
Ilustrasi P3K. (Sumber: freepik)

Sebelum merawat luka, sebaiknya luka di bersihkan terlebih dahulu. Namun saat membersihkan luka, tidak boleh sembarangan dalam melakukannya.

Melansir laman resmi UPMC Health Beat, berikut sembilan cara membersihkan luka yang baik dan benar.

1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Sebelum menyentuh luka, biasakan mencuci tangan Anda supaya tetap bersih dan keringkan tangan dengan handuk bersih. Menyentuh luka terbuka dengan tangan yang tidak dicuci membuat luka terkena kuman, bakteri, kotoran, dan dapat menyebabkan infeksi.

Untuk perlindungan lebih, kenakan sarung tangan sekali pakai atau latex disposable gloves yang biasa digunakan dalam kegiatan medis.

2. Hentikan pendarahan

Luka dan sayatan kecil akan mengeluarkan darah yang bisa sembuh dengan sendirinya. Bisa juga dengan memberikan sedikit tekanan lembut menggunakan perban, kasa, atau kain bersih untuk menghentikannya lebih cepat. Angkat luka sampai pendarahan berhenti.

3. Bilas luka dengan air keran mengalir selama 5 menit.

Hal ini dapat mengurangi risiko infeksi. Cuci di sekitar luka dengan sabun antibakteri, tetapi jangan oleskan sabun langsung ke luka.

4. Bersihkan luka

Gunakan lap bebas alkohol atau kain kasa yang dicelupkan ke dalam larutan garam atau air untuk mengoleskan atau menyeka luka dengan lembut. Hindari menggunakan antiseptik, seperti hidrogen peroksida atau yodium, yang dapat mengiritasi kulit yang rusak dan menunda penyembuhan.

5. Hati-hati menghilangkan kotoran dari kulit

Jika ingin menghilangkan sisa-sia kapas atau kassa gunakanlah pinset. Sebelumnya, bersihkan pinset dengan alkohol dan singkirkan semua kotoran dari tempat sisi-sisi luka. Jika Anda tidak dapat melakukannya, silakan menghubungi dokter.

6. Tepuk-tepuk kulit hingga kering

Gunakan kain bersih atau kain kasa untuk menepuk-nepuk kulit hingga kering dengan lembut. Jangan gunakan bola kapas atau kapas. Serat-serat itu bisa tersangkut di luka.

7. Gunakan antibiotik topikal atau petroleum jelly

Oleskan lapisan tipis salep antibiotik atau petroleum jelly dengan lembut ke luka. Ini akan mencegah infeksi dan jaringan parut, dan menjaga area tetap lembab.

8. Oleskan penutup steril

Menutupi luka membantu menjaganya tetap bersih. Gunakan perban atau bantalan luka dengan perban atau kain kasa yang dengan handsaplas. Jika darah meresap melalui penutup, biarkan penutup berada di tempatnya dan tambahkan penutup lain sambil memberikan tekanan.

Ganti penutup sekali sehari, atau saat basah atau kotor. Sedangkan luka atau sayatan kecil dapat sembuh lebih cepat tanpa perban dan harus dibiarkan terbuka.

9. Periksa gejala yang timbul setelah luak dibersihkan

Perhatikan tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, peningkatan rasa sakit, drainase, pembengkakan, atau rasa panas. Jika lukanya dalam atau kotor, dapatkan suntikan tetanus (jika Anda belum pernah mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir).

Kapan Waktu yang Tepat Menghubungi Dokter?

Vaksin
Ilustrasi dokter yang sedang memengang jarum suntik berisi vaksin untuk cegah penyakit, salah satunya hepatitis. Credits: pexels.com by Pavel Danilyuk

Meskipun Anda sudah mengobati luka terbuka seperti goresan atau sayatan di rumah, namun Anda harus tetap segera memeriksakan kondisi luka Anda ke dokter, jika mengalami hal berikut:

1. Luka tidak berhenti mengeluarkan darah atau terjadi pendarahan.

2. Luka terbuka sangat besar atau sangat dalam, bahkan keduanya.

3. Terdapat kotoran atau benda lain, yang tidak mudah dihilangkan.

4. Terlalu menyakitkan bagi Anda jika dibersihkan di rumah.

5. Jika luka berada di dekat pembuluh darah atau sendi utama.

6. Disebabkan oleh gigitan manusia atau hewan.

7. Menunjukkan tanda-tanda infeksi: kemerahan dan pembengkakan atau nanah yang mengalir.

 

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya