Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang menggunakan teori otak kiri dan kanan untuk mengetahui bakat dan minat yang dimilikinya.
Beberapa orang sampai mencoba melakukan tes untuk mencari apakah yang lebih dominan menggunakan otak kiri atau otak kanan.Â
Melansir laman LiveAbout.com, Senin (21/11/2022) konsep pemikiran dominan manusia menggunakan, otak kanan dan otak kiri dikembangkan dari penelitian pada akhir 1960-an oleh seorang psikobiolog Amerika Serikat, Roger W. Sperry.
Advertisement
Psikobiolog sendiri adalah disiplin ilmu yang mempelajari fenomena psikologis dan perilaku manusia dari sudut pandang biologis.
Sperry menemukan bahwa otak manusia memiliki dua cara berpikir yang sangat berbeda, antara otak kiri dan otak kanan.
Dia juga menjelaskan bahwa fungsi dan dominansi yang dihasilkan seseorang yang menggunakan otak kanan bersifat visual dan memproses informasi secara intuitif (bukan berdasarkan pemikiran) dan simultan (secara bersamaan). Diawali dengan melihat keseluruhan gambar dan kemudian detailnya.
Sedangkan, otak kiri bersifat verbal dan memproses informasi secara analitis dan berurutan. Dimulai melihat potongan-potongannya dan kemudian menyatukannya untuk mendapatkan keseluruhan informasi lebih menyeluruh.Â
Berkat penelitiannya ini, Sperry dianugerahi Hadiah Nobel pada 1981. Teori ini menjelaskan mengapa beberapa orang lebih kreatif daripada yang lain.
Sejak saat itu teori itu telah dicap sebagai salah satu mitos besar tentang otak. Pada kenyataannya, kedua otak kita, kanan maupun kiri bekerja sama untuk berbagai tugas, termasuk berpikir kreatif dan logis.
Pengaruh Konsep Dominan Otak Kiri dan Kanan pada Seni
Berdasarkan teori ini juga, banyak yang mengklaim bahwa para seniman dominan menggunakan otak kanan. Karena para seniman sangat memaksimalkan kreativitas dan keterampilan intuitifnya secara bersamaan.Â
Salah satu contohnya, saat seorang seniman melukis, ia bukan hanya mengembangkan keterampilannya, ia juga harus secara bersamaan dan cepat menggunakan intuisinya, dan kreativitasnya untuk menggoreskan warna pada lukisannya.Â
Kemudian pelukis mengembangkan lukisan, memilih elemen, mencocokkan dan memadukan warna, menempatkan bayangan dan sorotan, dan sebagainya, pada saat ini otak kanan mengerjakan berbagai hal secara bersamaan.
Â
Advertisement
Otak Kiri Juga Bekerja
Pada saat yang sama, seorang seniman harus mampu melihat secara kritis apa yang telah dan sedang mereka lakukan pada otak kirinya yang bersifat analitis dan ketelitian.
Berdasarkan teori ini, jika kamu mengetahui bahwa otak kamu didominasi oleh otak kanan atau kiri, kemudian kamu ingin menguji kemampuan itu, dengan sengaja menggunakan cara berpikir otak kanan dalam lukisan atau gambar, kamu bisa melihat hasil yang nanti kamu dapatkan.Â
Karena menurut beberapa peneliti, teori otak kiri dan kanan ini kurang efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Betty Edwards, seorang penulis buku, Drawing on the Right Side of the Brain. Edisi pertama dirilis pada 1980 dan sejak edisi keempat dirilis pada tahun 2012, buku tersebut telah menjadi buku klasik dalam dunia seni rupa.
Pertentangan Mengenai Dominasi Otak Kiri dan Kanan
Betty Edwards menerapkan konsep otak kanan dan kiri untuk mempelajari cara menggambar, dan itu relevan seperti saat dia menuliskan teorinya (dan teorinya diterima sebagai fakta).Â
Dia mengedepankan teknik di mana kamu dapat secara sadar mengakses sisi kanan otak saat menggambar. Ini dapat membantu kamu untuk menggambar atau melukis apa yang kamu lihat daripada apa yang kamu ketahui.
Teori yang dikemukakan Edwards, benar-benar berhasil dan telah membantu banyak orang yang sebelumnya percaya bahwa mereka tidak mampu menggambar.
Advertisement