Buat Si Labil, Ini 5 Strategi Pemecahan Masalah yang Efektif

Berikut 5 strategi problem solving yang wajib kamu ketahui. Simak penjelasannya!

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 16 Des 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi orang kreatif
Ilustrasi orang kreatif. Sumber foto: unsplash.com/Bench Accounting.

Liputan6.com, Jakarta - Kita semua pasti menghadapi masalah setiap harinya. Entah itu saat kita bekerja atau sederhananya ketika kita bingung untuk menentukan makanan apa yang harus kita beli untuk makan siang. 

Mulai dari hal-hal kecil hingga hal yang sulit untuk ditangani, Anda tetap memerlukan strategi dalam memecahkan masalah.

Mengutip Theforage, Jumat (16/12/2022), problem solving atau pemecahan masalah adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, bertukar pikiran dan menganalisis jawaban, serta menerapkan solusi terbaik.

Jika Anda harus membuat keputusan yang sulit, Anda harus tahu bahwa merenungkan masalah saja tidak cukup untuk menyelesaikannya. Anda perlu strategi yang efektif untuk menemukan solusi yang tepat.

Memang benar, strategi pemecahan masalah tidak menjadi solusi, tetapi strategi membantu Anda melalui proses menemukan resolusi.

Menggunakan strategi pemecahan masalah juga memiliki manfaat lain. Misalnya, membantu Anda mengatasi kecemasan dan kesulitan saat pertama kali menghadapi masalah atau keputusan yang sulit.

Kuncinya adalah harus menemukan strategi pemecahan masalah yang cocok untuk situasi dan kepribadian Anda. Satu strategi dapat bekerja dengan baik untuk satu masalah, tetapi tidak untuk masalah yang lainnya.

Beberapa orang mungkin lebih menyukai strategi tertentu daripada yang basic, seperti seseorang dengan kreativitas yang tinggi mungkin lebih suka bergantung pada wawasan mereka daripada menggunakan alogaritme.

Dilansir Psychcentral, Jumat (16/12/2022), berikut ada lima strategi dalam memecahkan masalah yang mungkin bisa Anda terapkan di kehidupan sehari-hari.

1. Trial and Error

TOEFL
Ilustrasi Belajar Bahasa Asing Credit: unsplash.com/Siora

Trial and error atau percobaan dan kesalahan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang paling umum. Dengan kata lain, Anda mencoba solusi yang berbeda sampai Anda menemukan solusi yang tepat dan berhasil.

Contoh kecil, ketika jaringan Wi-Fi Anda terputus atau tidak berfungsi. Anda mungkin akan mencoba berbagai hal, mulai dari restart perangkat tersebut hingga mencari solusi lainnya di internet.

Ketika solusi pertama tidak berhasil, Anda akan mencoba solusi kedua, ketiga, dan seterusnya, sampai Anda berhasil melewatinya.

Trial and error juga dapat dilakukan untuk masalah interpersonal. Misalnya, jika anak Anda selalu tidur larut malam hingga melewati waktu tidur yang sudah ditentukan, Anda dapat mencoba berbagai solusi.

Dengan membuat jam visual untuk mengingatkan mereka akan waktu, memberikan hadiah, atau hukuman ringan, mungkin dari ketiga hal tersebut bisa menjadi solusi yang terbaik.

2. Heuristik

Ilustrasi guru, murid, belajar
Ilustrasi guru, murid, belajar. (Photo by Science in HD on Unsplash)

Terkadang memecahkan masalah berdasarkan rumus lebih efektif daripada mencoba berbagai solusi secara membabi buta.

Heuristik adalah strategi pemecahan masalah yang digunakan individu untuk menemukan solusi perkiraan dengan cepat. Ini mungkin bukan solusi optimal, namun lebih cepat daripada menemukan resolusi yang sempurna.

Alogaritma adalah contoh heuristik, yang mana dapat diartikan sebagai strategi pemecahan masalah langkah demi langkah berdasarkan formuka yang dijamin memeberi Anda hasil positif.

Misalnya, Anda mungkin menggunaan algoritma guna menentukan berapa banyak makanan yang dibutuhkan untuk memberi makan orang di acara ulang tahun.

Namun, banyak juga masalah kehidupan yang tidak memiliki solusi dengan strategi seperti ini. Misalnya, Anda tidak mungkin membuat alogaritma untuk menyelesaikan masalah untuk menebus kesalahan dengan pasangan Anda setelah bertengkar.

3. Insting

Ilustrasi menghayal atau berpikir
Ilustrasi menghayal atau berpikir (source: freepik.com)

Berbeda dengan heuristik yang berbasis alogaritma bersifat formula, pemecahan masalah ini adalah bersifat wawasan.

Saat kita menggunakan wawasan sebagai strategi pemecahan masalah, kita bergantung pada pola tingkah laku kita atau apa yang kita rasakan tentang situasi tersebut untuk menghasilkan solusi.

Misalnya, Anda mungkin menghadapi masalah terkait tetap menjalin hubungan yang toxic atau tidak. Solusi untuk masalah ini mungkin datang sebagai wawasan spontan yang harus Anda tinggalkan.

Dalam pemecahan masalah ini, proses kognitif  dapat membantu Anda memecahkan masalah yang terjadi di luar kesadaran Anda.

4. Work Backward

Ilustrasi solusi, menyelesaikan masalah
Ilustrasi solusi, menyelesaikan masalah. (Photo by Headway on Unsplash)

Teori work backward atu bekerja mundur adalah pendekatan pemecahan masalah yang sering diajarkan untuk membantu pelajar memecahkan masalah dalam pelajaran matematika. Namun, ini juga berguna untuk masalah di kehidupan nyata.

Bekerja mundur dapat dijelaskan saat Anda memulai dengan solusi ‘bekerja mundur’ untuk mencari tahu bagaimana Anda mendapatkan solusi tersebut.

Misalnya, jika Anda tahu bahwa Anda harus berada di sebuat acara sebelum jam 8 malam, maka Anda dapat bekerja mundur untuk memecahkan masalah, mulai dari saat Anda harus meninggalkan rumah, saat Anda harus mulai bersiap-siap, dan seterusnya.

Kuncinya adalah atur waktu sebaik mungkin agar mendapat solusi yang tepat.

5. Analisis

Analisis SWOT.
Ilustrasi Analisis SWOT. (Foto: Unsplash)

Analisis adalah strategi terakhir dalam pemecahan masalah yang dapat membantu Anda berpindah dari titik A ke titik B dengan menelaah dan menghasilkan solusi dalam hambatan yang ada.

Saat Anda menganalisis, Anda menentukan keadaan situasi saat itu dan tujuan yang diinginkan. Kemudian, Anda menemukan solusi untuk pergi dari tempat Anda sekarang ke tempat yang Anda inginkan.

Misalnya, seorang pelajar mungkin dihadapkan pada masalah bagaiman berhasil melewati ujian akhir. Mereka belum mulai belajar, tetapi tujuan akhir mereka adalah lulus dengan nilai yang memuaskan.

Dengan menggunakan analisis sebagai sarana akhir, pelajar dapat menelaah rintangan yang menghalangi keadaan mereka saat itu dan tujuan akhir mereka. Biasanya, hambatannya adalah perhatian mereka untuk belajar teralihkan oleh suara notifikan dari HP.

Kemudian mereka dapat menemukan solusi untuk kendala ini dengan mengaktifkan mode ”do not disturb atau jangan ganggu” ketika sedang belajar.

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya