Bau Mulut Bikin Nggak Percaya Diri? Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Bau mulut memang nggak berbahaya, tapi bisa menurunkan percaya diri saat kamu berkomunikasi dengan orang lain.

oleh stella maris pada 01 Feb 2023, 17:20 WIB
Diperbarui 07 Feb 2023, 11:02 WIB
Ilustrasi bau mulut
Ilustrasi bau mulut/shutterstock-Emily frost.

Liputan6.com, Jakarta Bau mulut menjadi masalah yang kerap dialami banyak orang di seluruh dunia. Ketika muncul nafas tak segar, tentu akan memengaruhi interaksi sosial dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya menurunkan kepercayaan diri. 

Meski belum tentu merupakan ancaman kesehatan, namun jika dibiarkan terus-menerus dapat menjadi gejala sesuatu yang berbahaya. Maka dari itu kamu harus tahu cara menghilangkan bau mulut. Nah, dalam medis, bau mulut dikenal dengan istilah halitosis. 

Halitosis sebagian besar disebabkan karena bakteri penghasil belerang yang umumnya hidup di permukaan lidah dan tenggorokan. Bakteri tersebut terkadang mulai memecah protein pada tingkat yang sangat tinggi, sementara sifat senyawa belerang mudah menguap dan cenderung berbau, kemudian dilepaskan dari bagian belakang lidah dan tenggorokan. 

Halitosis memang nggak menular, namun dalam studi penelitian yang menggabungkan temuan dari 13 artikel jurnal medis, seperti dikutip laman My-clevelandclinic.org ditemukan bahwa halitosis memengaruhi sekitar 31,8% populasi. Kamu harus tahu juga bahwa gejala utama halitosis adalah bau mulut yang nggak kunjung hilang. Baunya mungkin cukup kuat. 

Penyebab Bau Mulut

Ilustrasi halitosis atau bau mulut
Ilustrasi halitosis atau bau mulut/Shutterstock-VectorMine.

Sebelum mengetahui cara menghilangkan bau mulut, kamu harus tahu dulu penyebab bau mulut. Penyebab paling umum adalah kebersihan mulut yang buruk. Tanpa kebersihan mulut yang tepat dapat menumbuhkembangkan bakteri yang menyerang kesehatan gigi dan mulut. 

Bau yang nggak sedap setiap orang pun berbeda-beda, tergantung dari sumber atau penyebab yang mendasarinya. Itu artinya, kebersihan mulut yang buruk bukan satu-satunya penyebab halitosis. Ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan halitosis antara lain: 

 

1. Makanan

Saat makan, mulut melalui gigi dan bantuan air liur, akan memecahkan makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Tentunya partikel itu dapat menyelinap di sela-sela gigi yang dapat meningkatkan bakteri, hingga menyebabkan napas nggak sedap. 

Mengonsumsi makanan tertentu seperti bawang bombay, bawang putih, dan rempah juga dapat menyebabkan bau mulut. Setelah mencerna makanan tersebut, mereka akan masuk melalui aliran darah, dibawa ke paru-paru dan hal tersebut akan memengaruhi pernapasan. 

 

2. Produk Tembakau

Salah satu yang dapat menyebabkan halitosis adalah kebiasaan merokok. Itu karena mereka yang merokok atau menggunakan tembakau lebih mungkin terkena penyakit gusi dan menyebabkan kondisi lain yang berpotensi meningkatkan bau mulut. 

 

3. Penyakit Mulut

Ilustrasi penyakit gusi
Ilustrasi penyakit gusi/Shutterstock-wowowG.

Kondisi umum yang menyebabkan halitosis adalah penyakit gusi atau gingivitis. Ini merupakan peradangan pada gusi yang dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan yang disebabkan plak.Pada akhirnya plak menjadi lapisan lengket yang menumpuk di gigi. Meski demikian dapat dihilangkan dengan menyikat dan membersihkan gigi dengan benang. 

Selain itu ada juga radang gusi yang nggak diobati hingga dapat menyebabkan periodontitis dan merusak jaringan gusi, serta menyebabkan keropos gigi dan tulang di sekitar gigi. Radang gusi merupakan bentuk lanjutan dari penyakit gusi yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, pendarahan, demam, dan kelelahan.

 

4. Kondisi Hidung dan Tenggorokan

Ternyata halitosis juga dapat disebabkan karena adanya amandel yang tertutup bakteri. Selain itu infeksi atau peradangan kronis pada hidung, seperti sinus juga dapat menyebabkan nafas tak sedap. 

 

5. Diabetes

Khusus bagi penderita diabetes juga berpeluang peningkatan risiko penyakit gusi yang dapat mempersulit pengelolaan diabetes karena dapat meningkatkan gula darah.Jika ada masalah di gusi, otomatis berhembus napas nggak sedap saat berkomunikasi. 

 

6. Asam Lambung

Sakit perut asam lambung
Ilustrasi asam lambung. (Foto: Africa Studio/ Shutterstock)

Penyakit yang berkaitan dengan gangguan metabolisme dapat memunculkan bau napas yang khas. Penyakit asam lambung misalnya yang menyebabkan isi lambung, seperti makanan yang nggak tercerna, empedu yang dimuntahkan, dan asam lambung kembali ke kerongkongan. Nah, hal inilah yang dapat menyebabkan bau mulut.

 

7. Mulut Kering

Kamu harus tahu bahwa air liur dapat membantu membersihkan mulut serta menghilangkan partikel yang menyebabkan bau nggak sedap. Kondisi mulut kering yang disebabkan karena produksi air liur berkurang dalam medis disebut dengan xerostomia. 

Kondisi tersebut terjadi secara alami saat tidur dan semakin parah saat tidur dalam mulut terbuka. Xerostomia dapat terjadi karena efek samping penggunaan obat tertentu, gugup, dan jarang minum air putih. 

Salah satu gejala mulut kering atau xerostomia adalah munculnya sariawan, lidah terasa kasar, dan bibir pecah-pecah. Jika kondisi ini berlangsung lama, ada baiknya kamu segera konsultasi ke dokter.

Ciri-ciri Bau Mulut

Ilustrasi halitosis atau bau mulut
Ilustrasi halitosis atau bau mulut/Shutterstock-Andrew Angelov.

Memiliki halitosis dapat berdampak besar pada seseorang karena bukan hanya menurunkan rasa percaya diri, tapi juga membuat orang lain nggak nyaman. Sayangnya, nggak semua orang dapat menyampaikan kondisi nafas tak sedap. 

Untuk mengetahui bau mulut, kamu dapat bertanya ke orang yang kamu percaya. Cara lain yang paling umum adalah menghembuskan nafas sendiri untuk mengecek apakah kamu mengalami nafas tak sedap. 

Namun acara lain untuk mengetahui halitosis, yaitu dengan melihat ciri-cirinya seperti dikutip laman Better Health berikut ini: 

Lapisan putih di lidah terutama di bagian belakang lidahBau mulut di pagi hariMuncul sensasi lidah terbakarAir liur yang kental yang terjadi konstan Rasa logam asam dan pahit yang konstan

Cara Mengatasi Bau Mulut

Ilustrasi cegah bau mulut dengan rutin menyikat gigi dua kali sehari
Ilustrasi cegah bau mulut dengan rutin menyikat gigi dua kali sehari/Shutterstock-hightowernrw.

Di awal sudah dijelaskan kalau penyebab bau mulut adalah kebersihan gigi yang buruk. Muncul nafas tak sedap bermula dari sisa makanan yang terselip di gigi hingga membentuk bakteri (plak). Jika nggak dibersihkan, makan dapat mengiritasi gusi dan pada akhirnya infeksi. 

Maka dari itu, anjuran untuk menyikat gigi dua kali sehari selama dua menit, tiap pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur wajib dilakukan. Saat menyikat gigi, ada baiknya kamu memilih sikat gigi yang berbulu halus dengan ukuran dan bentuk yang memungkinan, untuk menjangkau seluruh area mulut. 

Nah, agar saat menyikat gigi dapat menjangkau seluruh area mulut, pegang sikat gigi pada sudut 45 derajat ke arah gusi dengan sapuan pendek, kira-kira selebar gigi. Pastikan ketika menyikat gigi, kamu mencapai bagian luar, dalam, dan atas setiap gigi. 

Selain itu jangan melewatkan untuk membersihkan lidah saat menyikat gigi. Kamu harus tahu bahwa lapisan lidah dapat menjadi inang bagi bakteri yang menyebabkan bau di mulut. Untuk menghilangkannya, kamu dapat menyikat lapisan lidah secara lembut dengan sikat gigi.

Kamu bisa memilih sikat gigi yang memiliki pembersih lidah karet. Kamu juga bisa menggunakan alat pembersih lidah yang efektif membersihkan kotoran di permukaan lidah. Hindari pula menekan sikat gigi terlalu keras. 

Itu karena menyikat gigi secara agresif atau menggunakan sikat berbulu keras dapat menyebabkan resesi atau luka di gusi. Oh ya, kamu juga wajib mengganti sikat gigi per tiga atau empat bulan sekali. 

Untuk menjangkau area gigi yang terjamah dengan menyikat gigi, kamu dapat melakukan teknik pembersihan gigi lainnya, yaitu flossing untuk mengatasi plak dari penumpukan sisa makanan penyebab gigi berlubang dan radang gusi. 

Kamu bisa mengambil benang gigi berukuran 45 sentimeter dan tempatkan di sela-sela gigi. Alat ini bisa kamu beli di apotek atau swalayan. Dibandingkan menggunakan tusuk gigi, kamu dapat memilih benang gigi karena jika digunakan rutin, nggak menyebabkan gigi menjadi renggang. 

Pencegahan nggak berhenti sampai disitu saja, kamu juga wajib membuat jadwal kunjungan ke dokter gigi, untuk dilakukan pemeriksaan pembersihan. Anjurannya adalah setiap enam bulan sekali. 

Selain itu, untuk mencegah penyebab halitosis seperti mulut kering, pastikan kamu mengonsumsi air putih yang cukup. Kemudian, kurangi jumlah gula dalam makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mulut dan kesejahteraan secara keseluruhan. 

Menyoal halitosis, sebenarnya bukan sesuatu yang memalukan. Dalam beberapa kasus, bau mulut menjadi cara tubuh untuk memberitahu bahwa ada yang nggak beres pada tubuhmu. 

Namun kabar baiknya, halitosis juga dapat dicegah selain dengan mengubah kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan mulut dan gigi. Lantaran penyebab lain yang membuat nafas tak sedap dari makanan, ada baiknya kamu mulai mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, dan kurangi pengonsumsian daging. 

Apel, wortel, seledri, serta buah dan sayuran keras lain dapat membantu membersihkan plak penyebab bau mulut. Jika penyebabnya adalah rokok, mulailah untuk menguranginya atau bahkan berhenti. Untuk hal ini, kamu bisa berkonsultasi ke dokter gigi guna menghentikan kebiasaan buruk tersebut. 

Cegah dengan Permen Mint

Ilustrasi permen karet wangi pencegah bau mulut
Ilustrasi permen karet wangi pencegah bau mulut/Shutterstock-Zaruna.

Perawatan halitosis tergantung pada penyebab bau mulut. Dalam kebanyakan kasus, butuh bantuan profesional untuk mengatasinya, jika memang sudah diketahui penyebabnya. Misalnya menghilangkan plak dan karang gigi yang menyebabkan bau nggak sedap. 

Jika mengalami kerusakan gigi, direkomendasikan untuk dilakukan penambalan, untuk menghilangkan karies sekaligus memulihkan kesehatan gigi dan mulut. Di luar penyebab itu, kamu dapat mencegahnya dengan cara lain. 

Buat kamu yang terbiasa mengobrol dengan orang sepanjang hari dan mengalami halitosis, cara menghilangkan bau mulut atau cara mengatasi bau mulut dengan penyegar napas seperti permen. Namun nggak semua permen penyegar napas diciptakan sama. 

Di balik penggunaan penyegar napas dalam bentuk permen atau permen karet sebenarnya sangat sederhana. Ketika mengisap atau mengunyah sesuatu, mulut akan menghasilkan ekstra produksi air liur, sekaligus akan membersihkan mulut dan gigi dari bakteri penyebab bau. 

Pada saat yang sama, aroma mint juga membantu menutupi bau dalam jangka pendek, saat air liur diproduksi. Itu artinya, permen atau permen karet dapat menjadi solusi jangka pendek atau jangka panjang untuk pencegahan. 

Keberhasilannya pun tergantung pada bahan-bahan atau kandungan yang ada di permen tersebut. Nah yang harus kamu tahu, kebanyakan permen penyegar napas mengandung gula atau pemanis buatan yang justru, dapat memberi 'makan' bakteri yang jadi biang keladi bau mulut. 

Banyak juga produk yang mengandung protein dari gelatin. Untuk alasan ini, permen mint dengan rasa paling kuat, nggak dapat melakukan lebih dari sekadar menutupi bau atau nafas tak sedap saja. 

Buat kamu yang ingin mencegah halitosis sering bikin nggak percaya diri saat ngobrol dengan orang lain, ada baiknya memilih permen penyegar napas yang mengandung bahan alami, seperti xylitol untuk rasa manis dan penyedap rasa alami. 

Dalam sebuah penelitian juga disebutkan, produk permen penyegar napas yang mengandung zat pengoksidasi, dapat menghalangi reseptor bau, agar nggak berikatan dengan asam amino yang menghasilkan senyawa belerang dalam mulut. Itu artinya, produk yang menganduk stimulator air liur dapat bermanfaat melawan bau mulut. 

Menariknya lagi, permen penyegar napas atau permen karet wangi dapat memperkuat enamel gigi karena mengunyah permen karet dapat meningkatkan produksi air liur yang mengandung fosfat dan kalsium. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya