Liputan6.com, Bandung Penentuan awal puasa 2023 di Indonesia didasarkan pada pengamatan hilal yang hasilnya didasarkan atas Sidang Isbat. Sidang isbat awal Ramadan 1444 H ini akan dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tak hanya itu, Sidang Isbat juga akan dihadiri oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Planetarium, serta perwakilan dari Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.
Sementara itu, tim Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mulai melaksanakan pengamatan hilal menjelang penetapan awal puasa Ramadhan 1444 H di Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat sejak pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk Barat.
Advertisement
Menurut peneliti Observatorium Bosscha Agus Triono PJ, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang kenampakan bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1444 H.
"Rukyatul hilal dilaksanakan pada 22 Maret 2023 mulai sore hari hingga bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak setelah matahari terbenam pada tanggal tersebut yang dikenal sebagai hilal," kata Agus seperti dikutip dari ANTARA.
Dia menambahkan bahwa pengamatan dilakukan dengan teleskop refraktor berdiameter 106 mm dengan dilengkapi oleh detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor).
Nantinya, citra yang ditangkap oleh kamera akan diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan bulan sabit.
"Perangkat lunak tersebut dikembangkan oleh peneliti di Observatorium Bosscha secara mandiri," ungkap Agus.
Dari data yang didapatkan dari hasil perhitungan oleh peneliti Observatorium Bosscha, diketahui bahwa di Indonesia, elongasi bulan dan Matahari merentang antara 8,8 derajat - 10,6 derajat dan ketinggian bulan merentang antara 6,5 dejarat - 9,0 derajat.
Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal Ramadhan adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang Isbat. Sementara tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang Isbat.
Masyarakat dapat mengakses data dan hasil pengamatan hilal di website Observatorium Bosscha http://bosscha.itb.ac.id.
Tim BBMKG Makassar Pantau Hilal Awal Ramadhan di Pantai Galesong Takalar
Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1444 Hijriah, hari ini Rabu (22/3/2023). Penentuan 1 Ramadhan akan dibacakan setelah ratusan titik pemantauan hilal yang tersebar di seluruh Indonesia sudah memberikan laporannya. Salah satu titik pemantauan hilal awal Ramadhan ada di Pantai Galesong, Takalar, Sulsel.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar bahkan telah menurunkan tim untuk memantau hilal awal bulan Ramadhan 1444 Hijriah di lokasi tersebut.
Anggota Tim Observasi BBMKG Wilayah IV Makassar Kaharuddin mengatakan, pemantauan hilal awal Ramadhan melibatkan tim dari BBMKG Wilayah IV Makassar dan Stasiun Geofisika Gowa serta anggota organisasi massa Islam dan mahasiswa.
"Kami akan turun bersama untuk melakukan pemantauan hilal setelah sore hingga matahari terbenam," kata Kaharuddin.
Guna mendukung Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan memantau hilal awal Ramadhan 1444 Hijriah, ia mengatakan, BBMKG sudah memasang peralatan pendukung pengamatan di Pantai Galesong.
Menurut dia, pemantauan hilal akan dimulai pukul 17.00 WITA hingga matahari terbenam dan bulan muncul.
Kementerian Agama telah menetapkan 124 lokasi pemantauan hilal atau rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat provinsi dan Kantor Kementerian Agama tingkat kabupaten/kota akan melaksanakan pengamatan hilal dengan dukungan dari instansi pemerintah lain dan organisasi kemasyarakatan.
Hasil pengamatan hilal dan perhitungan astronomis akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan awal Ramadhan 1444 Hijriah dalam sidang isbat pada Rabu petang di Kantor Kementerian Agama.
Advertisement
Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1444 H Sore Ini
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar Sidang Isbat atau penetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah pada sore ini, Rabu (22/3/2023).
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengatakan, sidang isbat penentuan awal Ramadhan rutin dilaksanakan setiap tanggal 29 Syakban. Adapun tanggal 29 Syakban 1444 H jatuh pada hari ini, Rabu.
"Rangkaian Sidang Isbat Awal Ramadan tahun ini masih digelar secara hybrid, atau gabungan antara daring dan luring," ujar Abid seperti dikutip dari website kemenag.go.id.
Selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pelaksanaan rangkaian sidang isbat juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam.
Adib menjelaskan, rangkaian pelaksanaan sidang isbat akan dibagi dalam tiga tahap. Pertama, seminar pemaparan posisi hilal 1 Ramadhan 1444 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi.
Pemaparan dilakukan Tim Hisab Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum. "Sesi seminar yang terbuka untuk umum inilah yang digelar secara hybrid karena kapasitas ruangan yang terbatas," jelas Adib.
Rangkaian kedua yaitu pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1444 H. "Sesi ini akan dilaksanakan secara luring setelah Salat Magrib dan tertutup untuk umum," ujarnya.