Liputan6.com, Jakarta Setiap orang pasti ingin memiliki tubuh yang ideal dan bugar. Namun, untuk memiliki bentuk tubuh yang diinginkan, diperlukan olahraga rutin serta pola hidup yang sehat. Untuk mencapai hal tersebut, biasanya banyak yang memulainya dengan latihan beban, fitness, maupun konsumsi whey protein.
Karena tanpa protein yang cukup, produksi massa otot menjadi tidak maksimal dan bentuk badan pun akan sulit berubah.
Apalagi, protein adalah bahan penyusun utama tubuh manusia. Protein digunakan untuk membentuk bagian penting di dalam tubuh, termasuk tendon, organ dan kulit, serta hormon, enzim, neurotransmiter, dan berbagai molekul.
Advertisement
Menurut Medicalnewstoday, Senin (24/4/2023), ada beberapa macam whey protein yang sangat populer, yaitu:
- Concentrate
Whey Protein Concetrate (WPC) merupakan tipe pertama yang mengandung kadar lemak dan kadar karbohidrat yang rendah. Konsentrat paling bawah cenderung memiliki 30% protein dan konsentrat yang lebih tinggi bisa mencapai hingga 90%.
- Isolate
Whey Protein Isolate (WPI) mengalami pemprosesan lebih lanjut untuk menghilangkan semua lemak dan laktosa. Biasanya memiliki 90% protein.
- Hydrolysate
Whey Protein Hydrolysate (WPH) sebagai bentuk whey protein yang "telah dicerna" karena telah mengalami hidrolisis parsial, yaitu proses yang diperlukan tubuh untuk menyerap protein. Selain itu, WPH biasanya digunakan dalam suplemen medis dan susu formula bayi karena dapat meningkatkan daya cerna serta mengurangi potensi alergen.
Manfaat Whey Protein untuk Kesehatan
Whey protein tidak hanya bermanfaat membentuk massa otot, tapi ada banyak manfaat baik lainnya. Yuk, cek satu per satu seperti yang dilansir dari Healthline:
1. Membantu menurunkan tekanan darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Menurut beberapa penelitian, mengonsumsi whey protein dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Penjelasannya karena whey protein mengandung penghambat ACE (angiotensin-converting-enzyme) atau biasa juga disebut laktokinin. Penghambat ACE ini dapat membantu mengendurkan pembuluh darah.
2. Mengurangi inflamasi atau peradangan
Peradangan adalah bagian dari respons tubuh terhadap kerusakan yang sedang dialami. Nah, whey protein rupanya dapat membantu mengurangi peradangan.
Sebuah studi dalam tinjauan besar, menemukan bahwa suplemen protein whey dosis tinggi (lebih besar atau sama dengan 20 gram/hari) secara signifikan mengurangi protein C-reaktif (CRP), penanda utama peradangan dalam tubuh.
3. Memperlancar program diet
Mengonsumsi lebih banyak protein bisa membantu menurunkan berat badan, karena bisa menekan nafsu makan yang menyebabkan berkurangnya asupan kalori. Selanjutnya dapat meningkatkan metabolisme, serta membantu mempertahankan massa otot saat program menurunkan berat badan.
Advertisement
4. Membantu penurunan kolestrol
Kolektrol tinggi, terutama kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) menjadi faktor risiko penyakit jantung. Dalam sebuah penelitian pada individu yang kelebihan berat badan, 65 gram whey protein per hari, selama 12 minggu, mereka telah mengalami penurunan kolesterol total dan LDL yang signifikan.
5. Meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh
Antioksidan merupakan zat yang berfungsi melawan risiko berbagai penyakit kronis. Salah satu antioksidan yang terpenting pada manusia adalah glutathione yang diproduksi oleh tubuh.
Dengan konsumsi whey protein dapat memperkuat pertahanan antioksidan tubuh dengan meningkatkan pembentukan glutathione.
6. Memoderasi gula darah
Whey protein sangat efektif untuk memoderasi kadar gula darah, terutama bila dikonsumsi sebelum atau dengan makanan tinggi karbohidrat. Ini mungkin sangat berguna bagi penderita diabetes tipe 2. Di mana sering ditandai dengan gula darah tinggi dan gangguan fungsi insulin.
Perhatikan Dosis dan Efek Samping Whey Protein
Meskipun mengonsumsi whey protein mempunyai efek yang cukup baik bagi tubuh, tapi dosis yang biasanya direkomendasikan hanya sebesar 25-50 gram (1-2 sendok takar). Anda pun juga bisa mengikuti petunjuk penyajiannya pada kemasan.
Terlebih, kalau Anda sudah merasa yakin jika asupan konsumsi protein sudah tinggi, maka tidak disarankan untuk mengonsumsi whey protein. Sebab, jika terlalu banyak mengonsumsinya, bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti mual, perut kembung, diare, nyeri, dan perut kram.
Tidak cuma sampai di situ, mengonsumsi protein dalam dosis yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan sakit kepala, nafsu makan berkurang, serta kelelahan, dan wajah berjerawat. Apalagi ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa sehingga harus mengonsumsinya dengan lebih berhati-hati.
Pada akhirnya, whey protein bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan asupan protein Anda. Karena Anda juga memerlukan asupan nutrisi lain yang baik untuk tubuh. Tidak hanya itu, jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau mengonsumsi obat tertentu, ada baiknya untuk berhati-hati dalam memilih dan mengomsumsi suplemen, termasuk whey protein. Pastikan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya.
Advertisement