Terapkan 4 Cara yang Wajar Saat Menggunakan Filter Beauty yang Anda Pakai

Semakin banyak Anda mengedit foto Anda, maka bisa semakin besar kerugian dan bahaya yang ditimbulkan.

oleh Bella Zoditama diperbarui 02 Agu 2023, 19:05 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 19:05 WIB
Ilustrasi selfie, narsistik
Ilustrasi selfie, narsistik. (Photo by Mateus Campos Felipe on Unsplash)  

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, kita memang tidak bisa terlepas dari media sosial. Termasuk salah satunya akan berusaha semaksimal mungkin dalam menampilkan sisi terbaik diri, terutama secara online. Tanpa terkecuali menggunakan filter beauty. Namun rupanya, ada banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa filter kecantikan digital cenderung memiliki dampak negatif pada kesehatan mental.

Beauty filter atau filter kecantikan merupakan alat untuk mengedit foto yang menggunakan kecerdasan buatan dalam mengubah beberapa fitur wajah di dalam foto. Seperti misalnya "filter kurus" yang membuat wajah Anda bisa terlihat lebih ramping dan "filter makeup" yang membuat Anda tampak terlihat seperti tetap berdandan.

Laporan City University of London yang kami lansir dari Psychology Today, Minggu (30/7/2023), menemukan bahwa filter beauty menjadi semakin populer di media sosial. Misalnya, Snapchat menemukan bahwa lebih dari 90% anak muda di Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menggunakan filter pada aplikasi mereka. Selain itu, Meta melaporkan bahwa lebih dari 600 juta orang telah menggunakan filter di Facebook atau Instagram.

Para peneliti di City University of London juga mengeksplorasi efek merugikan dari filter terhadap kesehatan mental. Dalam sampel 175 peserta, dengan usia rata-rata 20 tahun, 90% wanita muda dilaporkan menggunakan filter atau mengedit foto mereka. Saat ditanya jenis filter apa yang paling sering mereka gunakan, peserta mengatakan filter yang paling umum digunakan adalah yang digunakan untuk meratakan warna kulit, mencerahkan kulit, memutihkan gigi, dan memperkecil ukuran tubuh. Peserta juga menggunakan filter di media sosial untuk membentuk kembali rahang atau hidung, membuat bibir terlihat lebih penuh, dan membuat mata terlihat lebih besar.

Penelitian lain menemukan bahwa anak muda dengan harga diri rendah dan citra tubuh yang buruk cenderung menggunakan filter, yang selanjutnya dapat memperkuat keyakinan negatif bahwa penampilan mereka tidak cukup baik. Perasaan dan perilaku ini dimulai sejak dini. Penelitian yang dilakukan oleh Dove Self-Esteem Project pada tahun 2020 menemukan bahwa 80% anak perempuan telah mengunduh filter atau menggunakan aplikasi untuk mengubah penampilan mereka di foto pada usia 13 tahun.

Dalam sebuah percobaan yang dirancang untuk menyelidiki hubungan antara pengeditan selfie dan ketidakpuasan tubuh secara lebih langsung, peneliti meminta 130 wanita (rata-rata usia 20 tahun) untuk melihat gambar wanita kurus atau wanita berukuran rata-rata di Instagram sebagai cara untuk mendorong ketidakpuasan tubuh pada kelompok sebelumnya.

Peserta kemudian diminta untuk berfoto selfie di iPad dan diberi waktu sepuluh menit untuk mengedit selfie tersebut. Mereka menyelesaikan kuesioner tentang suasana hati, ketidakpuasan tubuh, dan ketidakpuasan wajah pada awal, setelah melihat gambar, dan setelah mengedit selfie mereka.

Namun, bukan berarti menggunakan filter di media sosial tidak selalu berdampak buruk. Terlebih saat ini, Anda akan merasa terus-menerus dihakimi dan mungkin menilai orang lain berdasarkan dari penampilan, sehingga akan sulit untuk berhenti mengedit foto Anda. Lalu, adakah cara untuk menghentikan atau mengurangi kebiasaan ini?

Pertama, Anda bisa mulai dengan menjadi lebih sadar tentang bagaimana filter dan perilaku perbandingan sosial Anda dapat memengaruhi citra tubuh, emosi, dan kebahagiaan Anda setiap harinya. Kemudian, cobalah saran lain di bawah ini dalam mengelola cara Anda menggunakan filter yang dapat membantu menjaga harga diri Anda dan menerima penampilan Anda apa adanya.

Berselfie dengan Hati-hati

Ilustrasi swafoto, selfie
Ilustrasi swafoto, selfie. (Gambar oleh isaac moon dari Pixabay)

Pernahkah Anda memerhatikan dan mengamati kira-kira berapa banyak waktu yang sudah dihabiskan hanya untuk mengedit dan memposting foto di media sosial? Lalu, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda puas dengan hal tersebut? Coba periksalah suasana hati Anda selama dan setelah proses pengeditan dan setelah foto itu ditayangkan di media sosial.

Nah, setelah Anda memposting selfie tersebut, perhatikanlah apakah Anda merasa ingin terus memeriksa dan membandingkan foto selfie Anda dengan orang lain? Lalu, dengan memposting hal tersebut apakah Anda merasa lebih percaya diri atau sebaliknya?

Apa pun jawaban yang Anda miliki, rupanya dapat membantu dalam menavigasi diri. Di mana, media sosial yang Anda pakai apakah bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan harga diri serta citra tubuh yang positif atau malah kebalikannya.

Apa Pesan yang Mau Anda Sampaikan

Tahukah Anda, setiap kali Anda mengedit selfie dengan filter, seakan-akan Anda memberitahu diri sendiri bahwa Anda mungkin tidak terlihat cukup baik? Anda mungkin juga akan bertanya-tanya pada diri sendiri seberapa puas Anda mendapatkan likes atau komentar, padahal foto yang diunggah tersebut bukanlah Anda yang sebenarnya?

Saat citra diri secara online begitu menyimpang terlalu jauh dari penampilan yang sebenarnya, Anda mungkin akan merasa lebih berhati-hati saat bertemu dengan orang lain secara lain. Hasilnya, penggunaan beauty filter bisa meningkatkan kecemasan sosial serta perasaan terisolasi.

Pertimbangkan Kegiatan Sosial Lainnya

teman
ilustrasi persahabatan/copryight Pexels

Jika Anda sendiri banyak menghabiskan waktu dalam mengedit foto, maka secara teori sebenarnya Anda juga memiliki lebih banyak waktu untuk aktivitas di luar rumah. Betul, kan? Dengan interaksi tatap muka atau melakukan sesuatu yang kreatif bisa mengurangi keinginan dalam mengedit foto dan keluar dari masalah. 

Selain itu, mengelola citra secara online mungkin bisa memberikan Anda rasa aman dan kontrol palsu yang tidak dimiliki saat komunikasi tatap muka. Padahal, koneksi yang terjadi di dunia nyata sebenarnya menjadi salah satu pengalaman hidup yang berkesan dan memuaskan secara emosional. Penelitian menunjukkan persahabatan dalam kehidupan nyata meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan jauh lebih banyak daripada koneksi online.

Tidak Perlu Takut Menjadi Diri Sendiri

Ilustrasi Perdamaian.
Ilustrasi Perdamaian. Photo by Priscilla Du Prezz on Unsplash

Hal terakhir tapi tidak kalah penting adalah selalu mengingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Bisa jadi, apa yang Anda lihat sebagai kekurangan diri sendiri merupakan bagian dari yang membuat Anda terlihat menarik dan dapat diterima oleh orang lain. Bahkan, mungkin mereka juga menyukai hal tersebut dan tidak ingin Anda mengubahnya.

Dengan begini, cobalah untuk melatih diri dengan menerima dan menghargai diri sendiri atas semua kualitas hidup yang Anda miliki saat ini. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan melihat cermin di depan Anda agar membangun hubungan yang peduli dan suportif dengan diri sendiri.

Saat melihat diri tanpa filter atau makeup selama kurang lebih 10 menit setiap harinya, siapa tahu bisa membuat Anda merasa lebih nyaman dengan diri yang apa adanya dan tidak membandingkan dengan orang lain. 

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya