Liputan6.com, Jakarta Arkeolog yang berkegiatan di situs Abusir, Institut Egyptology Ceko di Universitas Charles di Praha, baru-baru ini mengumumkan temuan menarik selama ekskavasi pada bulan April dan Mei. Mereka berhasil mengungkap makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang mengesankan.
Lokasi makam ini, yang terletak di sebelah barat Abusir, merupakan bagian dari kompleks piramida kuno di Mesir utara, yang berperan sebagai tempat pemakaman bagi pejabat tinggi dan komandan militer dari dinasti ke-26 dan ke-27 Mesir kuno.
1. Makam Mesir Kuno
Rahasia dan kekayaan budaya Mesir kuno terus menjadi misteri yang menarik dan belum sepenuhnya terungkap di mata peradaban saat ini.
Salah satu penemuan dari peradaban Mesir kuno adalah mumifikasi yaitu sebuah proses kuno yang dilakukan oleh bangsa Mesir, juga menjadi elemen unik dalam peradaban mereka. Tujuan di balik mumifikasi ini, yang melibatkan pengawetan jenazah untuk menjadi bahan penelitian yang mendalam untuk memahami keyakinan dan persiapan mereka menghadapi kehidupan setelah mati.
Piramida, sebuah ikon klasik Mesir, memunculkan pertanyaan tentang metode pembuatannya yang hingga kini masih menjadi teka-teki. Keahlian dan pengetahuan tingkat tinggi yang diterapkan dalam pembangunan piramida menandakan pencapaian luar biasa dari peradaban Mesir kuno, yang memperkuat warisan arsitektural mereka.
Tak ketinggalan, penemuan terbaru berupa makam dan kuil memberikan wawasan baru tentang kehidupan dan kepercayaan spiritual masyarakat Mesir kuno. Temuan ini membawa kita lebih dekat untuk memahami kompleksitas dan kekayaan budaya yang membentuk inti peradaban yang megah ini.
Makam poros di sebelah barat Abusir, yang merupakan salah satu pemakaman terbesar di antara pemakaman Abusir dan Saqqara, demikian disampaikan Miroslav Bárta, arkeolog dari Institut Ceko yang memimpin penggalian, kepada Newsweek.
Para arkeolog dari Institut Ceko berhasil mengungkap makam seorang pejabat yang sebelumnya tidak dikenal, yang hidup selama periode pergolakan dalam sejarah Mesir kuno. Milik Djehutyemhat, seorang juru tulis kerajaan, makam ini memberikan wawasan tentang perubahan sejarah pada abad ke-6 hingga ke-5 SM, ketika Mesir menghadapi serangan dari pasukan Persia.
Advertisement
2. Pemakaman Abusir
Penggalian baru di situs Abusir mengungkapkan informasi menarik mengenai keyakinan spiritual dan tantangan kesehatan yang dihadapi oleh pejabat Mesir kuno, Djehutyemhat. Mantra-mantra yang melibatkan perlindungan dari gigitan ular memberikan wawasan bahwa meskipun ular dianggap berbahaya, mereka juga dianggap sebagai pelindung yang kuat bagi almarhum.
Ruangan pemakaman yang dihiasi dengan sajian ritual di dinding selatan dan barat menambah dimensi ritual pada prosesi pemakaman. Langit-langit yang memuat gambaran perjalanan matahari melintasi langit dan himne bintang menyoroti aspek spiritual dalam pemakaman ini.
Dewi Barat, yang tergambar di dalam sarkofagus, mewakili pelindung dan pembimbing, serta ibu simbolis dari almarhum, kata Jiří Janák, ahli interpretasi teks agama dan magis kuno dalam tim, dalam rilis persnya. Teks magis yang terdapat dalam makam dimaksudkan untuk memastikan kelancaran perjalanan almarhum ke akhirat, menurut para arkeolog. Para peneliti juga menemukan beberapa tulang yang berserakan dari kerangka Djehutyemhat di sebelah timur sarkofagus, meskipun muminya tidak lagi ada dalam peti mati, kata Bárta.
Analisis antropologis terhadap sisa-sisa kerangka Djehutyemhat mengungkapkan bahwa dia meninggal pada usia relatif muda, sekitar 25 tahun, dengan tanda-tanda masalah kesehatan akibat pekerjaan menetap dan osteoporosis parah. Temuan ini membuka wawasan baru untuk memahami kehidupan, keyakinan spiritual, dan tantangan kesehatan yang dihadapi oleh elite Mesir kuno pada periode sejarah yang bergejolak.
Temuan terbaru ini mungkin dapat mengaitkannya dengan keluarga lain yang dikuburkan di pemakaman tersebut, yang jenazahnya juga menunjukkan tanda-tanda penyakit yang serupa. Sayangnya, makam Djehutyemhat ditemukan hanya dengan sedikit artefak, dan telah dirampok—seperti makam lain di situs pemakaman ini—mungkin sejak abad ke-5 M. Meski begitu, tim berhasil menemukan koleksi tembikar, termasuk mangkok dan guci, di salah satu makam poros selama ekskavasi mereka.
3. Mantra Sihir Ular pada Makam
Terungkap temuan menarik berupa keberadaan mantra sihir yang diperkirakan bertujuan melindungi pemilik makam dari gigitan ular. Mantra tersebut mencerminkan kepercayaan yang kuat pada kekuatan magis untuk menjaga keamanan di kehidupan setelah mati.
Selain dihiasi dengan mantra sihir, makam ini juga memamerkan kemewahan melalui artefak dan hiasan. Peninggalan tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan mewah dan status sosial pejabat tersebut, serta keyakinan spiritual yang mendalam.
Penemuan ini tidak hanya menjadi tambahan berharga untuk sejarah Mesir kuno, tetapi juga mencerminkan keterampilan dan dedikasi para arkeolog dalam menggali warisan berharga dari masa lalu. Lebih dari itu, temuan ini menjadi jendela bagi kita untuk lebih memahami kehidupan sehari-hari dan keyakinan spiritual masyarakat Mesir kuno.
Meskipun bagian atas makam tampaknya telah rusak, ruang pemakaman di dasar lubang utama, hampir 50 kaki di bawah tanah, dihiasi dengan teks dan karya seni yang menggambarkan kehidupan pada masa tersebut. Terutama, tembok utara menampilkan serangkaian mantra panjang yang dirancang untuk melindungi pemiliknya dari gigitan ular, mencerminkan realitas sehari-hari di mana ular berbisa menjadi ancaman.
Menurut Ladislav Bareš, salah satu arkeolog, penemuan baru ini, bersama dengan temuan sebelumnya, akan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang perubahan sejarah yang terjadi di Mesir selama masa pergolakan pada abad ke-6 hingga ke-5 SM. Penemuan ini membuka jendela baru untuk memahami kehidupan dan keyakinan spiritual masyarakat Mesir kuno selama periode konflik bersejarah ini.
Advertisement