Inilah Alasan Mengapa Pluto Tidak Dianggap dalam Tata Surya

Tahun 2006 menjadi tonggak sejarah yang memisahkan Pluto dari statusnya sebagai planet dalam tata surya. Sebelumnya, Pluto diakui sebagai planet ke-9, tetapi standar baru yang ditetapkan oleh International Astronomical Union (IAU). Hasilnya, secara resmi Pluto dikeluarkan dari kategori planet, merinci jumlah planet dalam tata surya menjadi delapan.

oleh Azmi Muharrika diperbarui 09 Jan 2024, 20:27 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 13:09 WIB
Alasan Mengapa Pluto Tidak Dianggap dalam Tata Surya
Ilustrasi Pluto: (Sumber: Nasa)

Liputan6.com, Jakarta Meskipun Pluto memiliki bentuk bulat dan mengelilingi Matahari, statusnya sebagai planet terus menjadi subjek perdebatan karena ketidakmampuannya memenuhi syarat ketiga dari definisi planet. Pluto tidak dapat membersihkan jalur orbitnya dari objek-objek lain di sekitarnya, sehingga secara resmi dikeluarkan dari jajaran planet.

Kehilangan status sebagai planet, Pluto mendapatkan gelar ‘planet kerdil’ karena memenuhi dua dari tiga syarat yang ditetapkan oleh International Astronomical Union (IAU). Saat ini, terdapat lima planet kerdil yang diakui oleh ilmuwan, dengan empat di antaranya, yaitu Makemake, Haumea, Eris, dan Ceres, ditemukan berada di luar orbit Neptunus atau di dalam sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.

Keunikan Pluto tidak hanya terletak pada gelarnya sebagai planet kerdil, tetapi juga pada lokasinya yang sangat jauh dari Matahari. Cahaya matahari memerlukan lebih dari lima jam untuk mencapai Pluto, sementara cahaya hanya memerlukan delapan menit untuk mencapai Bumi.

 

1. Kriteria Planet

Kriteria Planet
Logo IAU (Sumber: iau.com)

International Astronomical Union (IAU) mengenalkan aturan baru yang mengubah kriteria sebuah planet dalam tata surya. Tiga syarat utama ditetapkan untuk mendefinisikan suatu objek sebagai planet.

Pertama, objek tersebut harus memiliki bentuk yang bulat, menandakan bahwa gravitasi telah memberikan bentuk bola yang jelas. Kriteria ini mengindikasikan bahwa planet memiliki massa yang cukup untuk menarik materi di sekitarnya ke pusatnya, menciptakan bentuk bulat yang khas.

Kedua, sebuah planet harus mengorbit Matahari, mengeliminasi objek yang mungkin hanya merupakan satelit atau benda langit yang mengorbit planet lain. Ini menegaskan bahwa planet adalah objek yang memiliki hubungan khusus dengan Matahari dalam dinamika tata surya.

Yang ketiga, dan paling menarik, sebuah planet harus mampu membersihkan lingkungan di sekitarnya dari objek lain saat bergerak melalui orbitnya. Ini menuntut bahwa planet memiliki gravitasi yang cukup kuat untuk menjaga jalur orbitnya bebas dari objek-objek lain yang dapat mengganggu atau menjadi satelit planet tersebut.

Aturan ini mencerminkan standar ketat dalam mendefinisikan suatu objek sebagai planet, menciptakan organisasi yang lebih baik dalam memahami kompleksitas tata surya. Adopsi aturan ini menandai evolusi pemahaman ilmiah kita tentang karakteristik yang membedakan planet dari objek-objek langit lainnya, memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang peran masing-masing objek dalam tata surya kita.

2. Alasan Pluto Tidak dianggap Planet

Alasan Pluto Tidak dianggap Planet
Ilustrasi Pluto: (Sumber: Nasa)

Pluto harus melepaskan predikatnya sebagai planet karena ketidakmampuannya memenuhi syarat ketiga dari definisi sebuah planet. Syarat ketiga ini menuntut kemampuan untuk membersihkan lingkungan di sekitarnya dari objek-objek lain saat bergerak melalui orbitnya, suatu kriteria yang tidak dapat dipenuhi oleh Pluto.

Meskipun kehilangan statusnya sebagai planet, Pluto mendapatkan penghiburan dengan mendapatkan gelar 'planet kerdil' karena berhasil memenuhi dua dari tiga syarat yang ditetapkan oleh International Astronomical Union (IAU). Saat ini, ilmuwan telah mengidentifikasi lima planet kerdil, termasuk Pluto. 

Lokasinya yang teramat jauh dari Matahari menciptakan situasi yang unik bagi Pluto. Cahaya matahari memerlukan lebih dari lima jam untuk mencapai Pluto, sedangkan hanya memerlukan delapan menit untuk mencapai Bumi. Walaupun tidak lagi dianggap sebagai planet, Pluto tetap menjadi objek penelitian yang penuh misteri dan memberikan informasi berharga tentang tata surya kita. Keberadaannya yang terus menginspirasi penelitian dan pemahaman kita tentang alam semesta menjadikan Pluto sebagai karakter yang menarik dan penting dalam rancangan kompleks tata surya kita.

3. Pluto Berbentuk Sama dengan Bulan

Pluto Berbentuk Sama dengan Bulan
Pluto (Sumber: Tumblr.com)

Memiliki sejumlah fakta menarik yang membuatnya menjadi objek yang menantang dan membingungkan di tata surya kita. Pluto mempertahankan pesonanya dengan memiliki ukuran yang mirip dengan bulan, menambah elemen misteri di antara objek-objek langit lainnya.

Salah satu fakta menarik lainnya adalah perjalanan revolusi Pluto yang sangat lambat. Meskipun ditemukan pada tahun 1930, Pluto memerlukan waktu 248 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu revolusi mengelilingi Matahari. Bahkan, pada saat ini, Pluto masih berada dalam perjalanan panjangnya, membutuhkan 150 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Perbandingan ini menyoroti betapa terpencil dan uniknya Pluto di ujung tata surya.

 

4. Masih Menjadi Perdebatan

Masih Menjadi Perdebatan
Ilustrasi Tata Surya

Sejak dikeluarkan dari daftar planet di Tata Surya oleh International Astronomical Union (IAU) pada 2006, status Pluto terus menjadi pusat kontroversi dan perdebatan ilmiah. Meskipun secara resmi hanya ada 8 planet yang diakui oleh IAU, banyak ilmuwan dan pengamat astronomi yang tetap mempertahankan pandangan berbeda tentang Pluto.

Proses pemutusan Pluto dari kelompok planet melibatkan konferensi selama 10 hari di Praha yang menghasilkan tiga alasan utama pengeluarannya. Namun, sejak saat itu, berbagai argumen dan pandangan berbeda terus muncul.

Astronom planet terkemuka Alan Stern, yang memimpin misi New Horizons NASA, secara terbuka menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keputusan IAU. Dia menyuarakan kekecewaannya dan menyebut definisi IAU sebagai ilmiah cacat yang tidak dapat dipertahankan.

Pertahanan terhadap Pluto sebagai planet terus dilakukan, dan ratusan ilmuwan menandatangani petisi menentang keputusan IAU. Citra terbaru dari misi New Horizons NASA yang mendekati Pluto memberikan wawasan lebih lanjut tentang kekayaan dan kompleksitas planet kerdil ini. Atmosfer Pluto yang berlapis-lapis, senyawa organik, cuaca, dan keberadaan bulannya menambah dimensi baru dalam diskusi ini.

Meskipun beberapa ilmuwan mendukung kembali keputusan 2006, terutama dengan argumen bahwa planet harus memiliki ukuran yang cukup besar, pendukung Pluto terus memperjuangkan pengakuan kembali Pluto sebagai planet. Mantan administrator NASA, Jim Bridenstine, bahkan diharapkan untuk memimpin upaya pembaruan keputusan IAU.

Namun dengan langkah ini berpotensi membuka pintu untuk mendefinisikan ulang status berbagai objek di Tata Surya kita, menciptakan tantangan ilmiah yang signifikan. Seiring perkembangan dan penemuan baru, perdebatan seputar Pluto dan definisi planet mungkin akan terus berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya