Ternyata Ini Alasan Kamu Sering Merasa Tidak Produktif, Pernah Mengalami Salah Satunya?

Merasa tidak produktif dapat membuatmu merasa frustasi dan bersalah. Bahaya sebenarnya dari ketidakproduktifan adalah siklus kekurangan waktu.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 21 Des 2023, 08:04 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 08:04 WIB
Ilustrasi sedih, kecewa, malas
Ilustrasi sedih, kecewa, malas. (Photo by Aleksandra Sapozhnikova on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu, rata-rata pekerja kantoran hanya produktif selama 2 jam 23 menit dalam sehari? Dengan asumsi bahwa hari kerja itu selama 8 jam, pekerja kantoran menghabiskan rata-rata 5 jam 37 menit per hari, yang berarti lebih dari setengah jamnya untuk kerja. Ini menunjukkan hilangnya waktu harian secara siginifikan.

Merasa tidak produktif dapat membuatmu merasa frustasi dan bersalah. Semakin kamu mencoba keluar, semakin dalam kamu akan tenggelam dengan perasaan itu. Ketika hari yang sibuk berakhir, kamu mungkin akan bertanya-tanya kemana perginya waktu dan mengapa kamu tidak dapat mencapai lebih banyak hal.

Namun, ini bukan hanya perihal perasaan yang tidak produktif. Bahaya sebenarnya dari ketidakproduktifan adalah siklus kekurangan waktu. Ketika kamu tidak produktif, kamu terus-menerus berada dalam keadaan kewalahan karena tampaknya terlalu banyak hal yang harus dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga kamu akan merasa adanya urgensi yang tidak pernah hilang. Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan kamu tidak produktif? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Life Hack pada Kamis (21/12/23).

1. Kewalahan dengan Tugas

Memang, sangat mudah untuk merasa kewalahan ketika daftar tugasmu bertambah dari waktu ke waktu, sementara kamu memiliki banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan. Rasa kewalahan ini dapat menyebabkan kesusahan dalam pengambilan keputusan hingga menyebabkan kamu menunda suatu tindakan. Kelelahan mental karena mengerjakan banyak tugas dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan.

 


2. Kurangnya Keterampilan Manajemen Distraksi

Mengalami Demotivasi
Ilustrasi malas bekerja. Credit: unsplash.com/Jeshoots

Gangguan akan selalu ada di manapun dan kapanpun, mulai dari ponsel, media sosial, dan notifikasi lainnya. Bila kamu tidak tahu cara menghadapi gangguan tersebut, kamu dapat dengan mudah teralihkan dari tugas yang kamu ingin kerjakan sehingga terjadinya penurunan efisiensi. Misalnya, kamu mungkin terus-menerus dihantui oleh e-mail, pesan, dan rapat dadakan sehingga sulit untuk menyelesaikan tugas utamamu.

3. Ingin Memiliki Kendali Penuh

Perfeksionis dan keinginan untuk memiliki kendali penuh atas setiap tugas dapat menghambat produktivitasmu. Mengejar kesempurnaan dapat mengakibatkan terlalu banyak waktu dihabiskan untuk detail-detail kecil, yang pada akhirnya menunda penyelesaian tugasmu dan menghambat kemajuan dari dirimu.

Misalnya, kamu seorang penulis yang terobsesi untuk merevisi dan menulis ulang setiap kalimat sehingga mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya dan melewatkan tenggat waktu hingga merawa tidak produktif. Untuk mengambil tindakan yang berarti, kamu mungkin perlu melepaskan kebutuhan akan kendali penuh tersebut.

4. Kurangnya Arah yang Jelas

Mempertahankan motivasi dan fokus memang sulit dilakukan tanpa adanya arah dan tujuan spesifik yang jelas. Ketidakjelasan mengenai hasil yang ingin dicapai dapat mengakibatkan upaya yang tidak efektif dalam melakukan suatu hal.

Misalnya, seorang editor yang merasa tidak produktif meskipun ia terus-menerus meneliti ide konten, mengedit artikel, dan berkomunikasi dengan para reporter. Perasaan itu muncul karena ia tidak memahami dengan jelas tujuan perannya dalam tugasnya, ia hanya mengejar banyak ide tanpa membuat kemajuan signifikan dari salah satu ide tersebut.

Sasaran yang didefinisikan dengan jelas akan memberimu tujuan dan peta jalan yang harus diikuti sehingga memungkinkan kamu untuk tetap berada di jalur tersebut dan menghindari upaya dan usaha yang sia-sia.

 


5. Tidak Adanya Prioritas

Lelah - Vania
Ilustrasi Lelah/https://unsplash.com/Ephraim Mayrena

Prioritas tugas yang tidak efektif adalah alasan lain munculnya perasaan tidak produktif. Ketika segala sesuatu terlihat sama pentingnya, kamu mungkin akan mendapati dirimu yang melompat dari satu tugas ke tugas berikutnya, tanpa membuat kemajuan yang signifikan dari setiap tugas tersebut.

Bayangkan seorang penguasa yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk tugas administratif, tetapi mengabaikan aktivitas bernilai tinggi, seperti membangun hubungan dengan mitra. Mereka mungkin akan kesulitan memenuhi target penjualan mereka.

6. Kekurangan Energi

Untuk mencapai sesuatu yang berarti, kamu memerlukan waktu dan energi. Bila kamu tiba di tempat kerja dalam keadaan lelah, kamu tidak akan dapat bekerja secara maksimal dan akhirnya akan membuat dirimu frustasi hingga berusaha mengejar-ngejar waktu. Namun, bila kamu bersemangat dan selalu berhati-hati, kamu akan mampu bekerja lebih efektif dan efisien.

7. Hilangnya Motivasi

Ketika kamu kekurangan motivasi, kamu akan sulit dalam berkomitmen pada tugasmu. Selain faktor internal seperti kejelasan tujuan dan tingkatan energi, faktor eksternal seperti berikut ini juga dapat berdampak pada motivasimu, yaitu:

  • Kurangnya pengakuan atau validasi sehingga merasa tidak dihargai;
  • Kompensasi yang tidak memadai atau tidak adil;
  • Peluang pertumbuhan dan kemajuan karier, keterampilan, dan kualitas diri yang terbatas.

 

 

Infografis Subsidi Gaji Pekerja Biar Apa?
Infografis Subsidi Gaji Pekerja Biar Apa? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya