Kenapa Anjing Laut dan Singa Laut Tidak Bisa Hidup Permanen di Laut? Ini Jawabannya

Penjelasan dari para ahli paleontologi tentang hewan anjing laut dan singa laut yang tidak bisa hidup sepenuhnya di dalam air.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 10 Feb 2025, 19:54 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 19:54 WIB
Singa laut Steller (Pinterest)
Singa laut (Pinterest)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta Para ahli paleontologi terus meneliti evolusi anjing laut dan singa laut yang menarik perhatian dalam dunia ilmiah. Mereka berusaha memahami bagaimana hewan yang dulunya mirip berang-berang dan memiliki kekerabatan dengan beruang ini, dapat berevolusi menjadi mamalia laut yang mampu hidup di dua habitat, yaitu darat dan air.

Berikut adalah penjelasan tentang mengapa mereka tidak bisa hidup selamanya di dalam air, dikutip dari smithsonianmag.com pada Senin (10/2/2025).

Kehidupan Anjing Laut dan Singa Laut

Para pakar paleontologi berhasil menetapkan masa kuno leluhur kelompok anjing laut ini sekitar 24 juta tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu, anjing laut tetap memiliki ikatan dengan daratan, minimal dalam beberapa hal.

Baik anjing laut, singa laut, atau walrus dari berbagai zaman, mereka masih kerap berkumpul di tepi pantai untuk beristirahat, berkembang biak, dan menghindari predator.

Ana Valenzuela Toro, seorang ahli paleontologi dari Universitas California, Santa Cruz, mengungkapkan bahwa beberapa jenis makhluk cenderung lebih sering muncul dalam catatan fosil daripada yang lain.

Gaya hidup amfibi yang tidak biasa pada anjing laut menyebabkan proses dekomposisi tubuh mereka berbeda tergantung pada lokasi kematian mereka.    

Anjing Laut Purba

Mamalia laut prasejarah yang tinggal di wilayah pesisir zaman dahulu sebagai pemakan bangkai. Dampak lain terhadap proses peluruhan tubuh adalah mengurangi peluang terjadinya fosilisasi dibandingkan dengan mamalia laut yang mati di perairan terbuka dan tenggelam ke dasar laut yang relatif tenang, di mana mereka bisa terkubur.

Namun, meskipun menghadapi tantangan tersebut, para pakar paleontologi telah berhasil menemukan berbagai jenis mamalia laut prasejarah yang melebihi ekspektasi saat memikirkan mamalia laut dan kerabatnya.

Menurut Morgan Churchill, seorang pakar paleontologi dari Universitas Wisconsin-Oshkosh, mamalia laut pertama mungkin memiliki kemiripan yang sangat besar dengan musang dan beruang prasejarah.

Pionir-pionir dari mamalia laut ini harus dikenali berdasarkan karakteristik anatomi yang halus dan mungkin belum memiliki spesialisasi akuatik yang kita kenal saat ini.    

Evolusi Anjing Laut dan Singa Laut

Para ahli paleontologi telah menemukan setidaknya satu spesies mamalia yang membantu memahami leluhur anjing laut, yaitu Puijila darwini. Fosil makhluk ini ditemukan pada tahun 2007 di antara sisa-sisa danau kuno di Pulau Devon, Nunavut. Analisis terhadap fragmen tulangnya mengungkapkan bahwa Puijila menggunakan anggota tubuhnya yang berselaput untuk berenang, bukan ekornya seperti paus atau berang-berang. Cara bergerak ini menunjukkan bahwa Puijila mendorong dirinya melalui air dengan menggerakkan lengan dan kakinya yang telah beradaptasi.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana anjing laut berevolusi dari makhluk darat menjadi mamalia laut. Para peneliti juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa anjing laut, singa laut, dan walrus modern memiliki dua garis keturunan yang berbeda. Diperkirakan, leluhur awal anjing laut adalah hewan darat yang membutuhkan jutaan tahun untuk beradaptasi dengan kehidupan di perairan. Puijila mungkin bukan nenek moyang langsung anjing laut modern, tetapi merupakan bentuk awal yang menunjukkan tahapan transisi dalam evolusi mereka.

Bukti lain tentang evolusi anjing laut berasal dari sisa-sisa Enaliarctos, spesies purba yang hidup sekitar 24 juta tahun lalu, seumur dengan Puijila. Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa sekitar 21 juta tahun setelah paus mulai menetap di laut, anjing laut juga mulai mengalami perubahan adaptasi. Selama jutaan tahun berikutnya, berbagai spesies anjing laut berkembang, beberapa di antaranya sangat berbeda dengan spesies yang masih bertahan hingga kini.

Anjing laut purba yang berasal dari wilayah Arktik menyebar ke berbagai perairan dunia dan kini mencakup setidaknya 34 spesies yang hidup dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan. Meskipun sebagian besar hidup di laut dan menghabiskan berbulan-bulan mencari makanan, mereka tetap bergantung pada daratan untuk berkembang biak dan membesarkan anak-anaknya. Evolusi anjing laut kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh ketergantungannya pada garis pantai.

Dalam proses evolusinya, anjing laut menemukan sumber makanan yang lebih melimpah di laut, sementara kemampuan mereka untuk berlindung di darat membantu mereka menghindari pemangsa laut. Mereka menghadapi ancaman dari predator seperti paus bergigi, mamalia pemakan daging, dan hiu besar. Namun, kombinasi antara akses ke makanan yang berlimpah dan perlindungan di darat memungkinkan mereka bertahan dan berkembang.

Seorang peneliti bernama Churchill mencatat bahwa keanekaragaman anjing laut sangat terkait dengan daerah-daerah yang memiliki produktivitas laut tinggi dan arus naik. Evolusi yang signifikan dalam sejarah makhluk hidup sering kali terjadi ketika mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Anjing laut telah mengembangkan berbagai mekanisme untuk bertahan hidup di laut, dari kemampuan berenang yang efisien hingga kebiasaan berjemur di pantai, yang menjadi bagian penting dari siklus hidup mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya