Pengertian Diksi, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya dalam Penggunaan Sehari-hari

Diksi adalah kemampuan untuk memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi guna mengungkapkan makna secara efektif.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 04 Jun 2024, 13:04 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 13:04 WIB
Ilustrasi buku, cerpen, novel
Ilustrasi buku, cerpen, novel (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Dalam setiap bentuk komunikasi, baik lisan maupun tulisan, penggunaan kata-kata yang tepat sangat penting untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Salah satu aspek penting dalam penggunaan kata-kata adalah diksi. Diksi merujuk pada kemampuan seseorang untuk memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi.

Dapat dibilang, diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penulis atau pembicara dalam menyampaikan suatu ide, pesan, atau perasaan. Pilihan kata ini sangat penting karena memengaruhi bagaimana pesan tersebut diterima dan dipahami oleh audiens. Diksi yang tepat dapat membuat komunikasi menjadi lebih efektif, jelas, dan bermakna.

Dalam konteks sastra, diksi berperan penting dalam menciptakan suasana, membangun karakter, dan menyampaikan pesan yang mendalam. Dalam proses menulis, diksi membantu penulis untuk mengekspresikan gagasan secara akurat dan menyentuh perasaan pembaca. Dengan memilih kata-kata yang tepat, penulis dapat menggambarkan suasana hati, menggambarkan karakter dengan lebih baik, dan menyampaikan pesan dengan lebih kuat.

Dalam konteks komunikasi sehari-hari, diksi juga berperan penting. Penggunaan kata-kata yang tepat dapat mempengaruhi cara orang lain memahami dan merespons pesan yang disampaikan. Misalnya, dalam situasi formal seperti presentasi di depan umum, penggunaan diksi yang baik dapat meningkatkan kredibilitas dan kejelasan pesan yang disampaikan. Di sisi lain, dalam percakapan informal, diksi yang tepat dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan lawan bicara. 

Pentingnya penggunaan diksi yang benar

Penggunaan diksi yang baik juga dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan konflik. Ketika seseorang menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau ambigu, pesan yang disampaikan dapat menjadi samar atau dapat diartikan dengan berbagai cara yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan diksi dalam berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar.

Sebagai contoh, kata "gembira" dan "senang" mungkin memiliki makna yang serupa, tetapi penggunaan kata "gembira" lebih kuat dalam menyampaikan ekspresi kebahagiaan yang lebih mendalam. Di sisi lain, kata "senang" lebih sering digunakan dalam konteks yang lebih ringan dan santai. Oleh karena itu, memilih antara kata-kata ini bergantung pada konteks dan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. 

Jenis-Jenis Diksi

  1. Diksi Formal dan Informal: Diksi formal digunakan dalam situasi resmi atau akademik, sementara diksi informal digunakan dalam percakapan sehari-hari. Contoh Diksi Formal: "Kita harus memitigasi risiko ini dengan segera."Contoh Diksi Informal: "Kita harus cepat-cepat mengurangi risiko ini."
  2. Diksi Denotatif dan Konotatif: Denotatif merujuk pada makna literal atau kamus dari sebuah kata, sedangkan konotatif merujuk pada makna emosional atau asosiasi yang terkait dengan kata tersebut. Contoh Diksi Denotatif: "Rumah adalah bangunan tempat tinggal."Contoh Diksi Konotatif: "Rumah adalah tempat penuh cinta dan kenyamanan."
  3. Diksi Teknis dan Non-Teknis: Diksi teknis digunakan dalam konteks keilmuan atau profesional yang membutuhkan istilah khusus, sedangkan diksi non-teknis lebih umum dan dapat dipahami oleh khalayak luas. Contoh Diksi Teknis: "Polis asuransi mencakup pertanggungan atas risiko kebakaran."Contoh Diksi Non-Teknis: "Asuransi akan menanggung biaya jika terjadi kebakaran."
  4. Diksi Eksplisit dan Implisit: Diksi eksplisit mengemukakan makna secara langsung dan jelas, sementara diksi implisit menyampaikan makna secara tidak langsung dan memerlukan interpretasi. Contoh Diksi Eksplisit: "Dia marah karena terlambat."Contoh Diksi Implisit: "Wajahnya memerah dan suaranya meninggi."

 

Tujuan Diksi

  1. Kejelasan Komunikasi: Memilih kata yang tepat untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan jelas dan mudah dipahami oleh audiens.
  2. Menciptakan Gaya: Membentuk karakteristik gaya penulisan atau berbicara seseorang.
  3. Menyesuaikan Konteks: Memilih kata yang sesuai dengan situasi dan audiens untuk memastikan komunikasi yang efektif.
  4. Mengungkapkan Emosi: Menggunakan kata-kata yang dapat mencerminkan perasaan atau emosi yang ingin disampaikan.

 

Fungsi Diksi

  • Menyampaikan Informasi: Mengomunikasikan ide atau fakta secara efektif dan efisien.
  • Menambah Keindahan Bahasa: Menyusun kata-kata dengan cara yang estetis untuk menciptakan teks yang indah dan menarik.
  • Mempengaruhi Pembaca atau Pendengar: Menggunakan kata-kata yang dapat mempengaruhi atau menggerakkan emosi audiens.
  • Membedakan Makna: Membantu dalam menyampaikan makna yang spesifik dan menghindari ambigu. 

Contoh Diksi

  • Diksi Formal: "Kami mohon agar Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan usulan kami dengan seksama."
  • Diksi Informal: "Tolong ya, pertimbangkan usulan kami baik-baik."
  • Diksi Denotatif: "Kucing adalah hewan peliharaan yang sering ditemukan di rumah."
  • Diksi Konotatif: "Kucing itu manis sekali, selalu membuatku merasa tenang."
  • Diksi Teknis: "Proses osmosis adalah pergerakan molekul air melalui membran semi-permeabel."
  • Diksi Non-Teknis: "Air bergerak melalui dinding sel."

 

Dengan memahami pengertian, jenis, tujuan, fungsi, dan contoh diksi, kita dapat lebih bijaksana dalam memilih kata untuk komunikasi yang lebih efektif dan bermakna. Diksi yang tepat bukan hanya meningkatkan kejelasan pesan, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih baik dengan audiens.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya