6 Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan AI, Apa Saja?

Penggunaan mesin awalnya hanya untuk membantu pekerjaan manusia, siapa sangka justru perkembangannya dapat menggeser lapangan pekerjaan. Berikut adalah rangkuman pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI

oleh Agnessia Nurshinta Dewi diperbarui 10 Agu 2024, 16:03 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 16:03 WIB
6 Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan AI, Apa Saja?
6 Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan AI, Apa Saja? Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Otomatisasi, yaitu penggunaan mesin, sistem kontrol, dan teknologi informasi, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Namun, perkembangan pesat dalam artificial intelligence atau teknologi kecerdasan buatan (AI) menimbulkan kekhawatiran besar, karena diperkirakan AI bisa menggantikan hingga 72% pekerjaan yang ada saat ini (TamStage, 2024).

Perubahan ini mencerminkan pergeseran besar di pasar tenaga kerja. Menurut McKinsey Global Institute (2024), minat terhadap pekerjaan rutin semakin menurun, sedangkan permintaan untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi, terutama di bidang kesehatan dan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), terus meningkat.

House of HR telah mengidentifikasi enam jenis pekerjaan yang sulit digantikan oleh AI. Berikut adalah penjelasan mengenai pekerjaan-pekerjaan tersebut:     

 

1. Dokter dan Perawat

Meskipun teknologi seperti kecerdasan buatan semakin canggih dalam mendiagnosis penyakit dan memberikan perawatan, peran manusia dalam bidang kesehatan tetap tak tergantikan.

Empati dan kemampuan untuk memberikan dukungan emosional kepada pasien adalah hal yang sulit ditiru oleh mesin. Selain itu, keterampilan motorik halus yang diperlukan dalam prosedur medis seperti operasi masih menjadi domain para ahli medis manusia.

Selain pengetahuan medis, baik dokter maupun perawat juga harus memberikan dukungan emosional yang kuat untuk membantu pasien melewati masa-masa sulit. Kemampuan untuk memahami bahasa tubuh, memberikan sentuhan yang menenangkan, dan mendengarkan keluhan pasien dengan empati adalah hal-hal yang sulit diprogram ke dalam sebuah mesin.

2. Manajer Sumber Daya Manusia

Memberi Nasihat
Ilustrasi Rekan Kerja Credit: unsplash.com/Linkedin

Human Resource lebih dari sekadar mengelola data karyawan. Pekerjaan ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika sosial dalam sebuah perusahaan.

Membangun tim yang solid, menyelesaikan konflik, dan menciptakan budaya kerja yang positif adalah tugas yang membutuhkan kecerdasan emosional yang tinggi. AI mungkin dapat mengotomatiskan tugas-tugas administratif, tetapi sulit bagi mereka untuk memahami nuansa kompleks dari interaksi manusia.

Misalnya, ketika seorang karyawan mengalami masalah pribadi yang berdampak pada kinerja kerjanya, seorang HR profesional harus mampu memberikan dukungan yang tepat. Ini melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, memberikan nasehat yang bijaksana, dan merujuk karyawan ke sumber daya yang tepat.

3. Seniman

Mengasah Kemampuan Otak dan Daya Ingat
Ilustrasi Menulis Buku Harian Credit: pexels.com/Fauxels

Pekerjaan kreatif yang berkaitan dengan seni, desain, dan penulisan membutuhkan imajinasi, intuisi, dan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan emosi manusia.

AI dapat menghasilkan karya seni atau musik yang meniru gaya manusia, tetapi sulit bagi mereka untuk menciptakan karya yang benar-benar orisinil dan bermakna.

Seorang penulis, misalnya, harus mampu menciptakan karakter yang kompleks, membangun plot yang menarik, dan menyampaikan pesan yang mendalam. Karya sastra yang baik tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan menantang pembaca untuk berpikir kritis.

AI mungkin dapat menghasilkan teks yang koheren, tetapi sulit bagi mereka untuk menangkap nuansa bahasa dan gaya penulisan yang unik.

4. Manajer Operasional dan IT

Ilustrasi pekerja IT
Ilustrasi pekerja IT (Dok. nattanan23/Pixabay)

Meskipun kecerdasan buatan (AI) dapat mengotomatiskan banyak tugas dalam manajemen operasional dan teknologi informasi, peran manusia tetap sangat penting dalam mengelola sistem secara keseluruhan.

Seorang ahli di bidang operasional dan IT akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang kompleks, pemecahan masalah yang tidak terduga, serta kemampuan untuk melihat gambaran besar.

Misalnya, ketika terjadi gangguan pada sistem komputer perusahaan, seorang manajer IT harus mampu mengidentifikasi akar permasalahan, mengembangkan solusi yang efektif, dan mengkoordinasikan tim untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Selain itu, manajer IT juga perlu mampu mengantisipasi perubahan teknologi dan menyesuaikan strategi perusahaan agar tetap relevan

5. Konselor dan Terapis

Contoh ilustrasi konsultan kejuruan
Rekomendasi pekerjaan pertama adalah konselor kejuruan yang dapat membantu untuk menentukan jenjang karir setiap orang. (Foto: Unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Lagi-lagi, AI tidak akan mampu menggantikan pekerjaan yang berkaitan dengan emosional manusia. Profesi konselor dan terapis melibatkan interaksi manusia yang mendalam ketika membantu klien mengatasi masalah emosional dan psikologis.

AI mungkin dapat memberikan informasi dan saran, tetapi sulit untuk menciptakan ikatan emosional yang kuat dan empati yang diperlukan dalam terapi.

Misalnya, seorang terapis yang membantu klien mengatasi trauma masa lalu harus mampu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Ini melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami bahasa tubuh, dan memberikan validasi terhadap perasaan klien. Keterampilan ini sangat sulit diajarkan pada sebuah mesin.

6. Digital Marketer

Kenali apa itu hustle culture dan efeknya pada perempuan bekerja.
Kenali apa itu hustle culture dan efeknya pada perempuan bekerja./ Foto: Unsplash.com/ Mateus Compos Felipe

Seorang digital marketer harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen, tren pasar, dan teknologi digital. Mereka harus mampu menciptakan kampanye pemasaran yang kreatif dan efektif untuk mencapai tujuan bisnis.

AI memang dapat membantu dalam menganalisis data dan mengotomatiskan beberapa tugas, namun kreativitas dan intuisi manusia tetap diperlukan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang sukses.

Misalnya, seorang pemasar digital yang ingin meluncurkan produk baru harus mampu mengidentifikasi target audiens yang tepat, mengembangkan pesan yang menarik, dan memilih saluran pemasaran yang paling efektif.

Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang psikologi konsumen dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tren pasar.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya