Liputan6.com, Jakarta Kamu pasti pernah mendengar fase quarter life crisis kan? Yup, ini adalah fase yang dialami mereka yang berada di rentang usia pertengahan 20 hingga 30an. Mengalami quarter life crisis merupakan hal wajar yang menjadi bagian dari perjalanan hidup seseorang.Â
Mereka yang berada di fase ini, kerap mempertanyakan tujuan hidup mereka termasuk menebak jalur karier di kemudian hari. Menurut penelitian LinkedIn seperti dikutip laman Newport Institute, diketahui 75% orang berusia 25 tahun hingga 33 tahun pernah mengalami quarter life crisis. Studi itu juga menemukan bahwa generasi muda saat ini sangat menginginkan kemandirian finansial, namun takut bahwa mereka tidak akan pernah mampu mencapainya.
Baca Juga
Perasaan paling umum yang dirasakan di fase ini adalah ketidakamanan, ketidakpastian, kekecewaan, kesepian, merasa tak memiliki arah atau bingung, hingga bertanya-tanya tentang jati dirinya, dan paling parah bisa menyebabkan depresi. Jika kamu sedang mengalami quarter life crisis, jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapinya dengan lebih baik, yaitu:Â
Advertisement
Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Di era digital saat ini, media sosial seolah menjadi panggung bagi setiap orang untuk berlomba menampilkan momen-momen terbaik dalam hidup mereka, termasuk pencapaian-pencapaian yang diraih. Melalui media sosial, kamu mungkin melihat teman lama yang sukses, seperti menduduki jabatan tertentu, liburan keliling dunia, atau bahkan menikah dan hidup bahagia.Â
Namun, saat mengalami quarter life crisis, melihat pencapaian orang lain justru dapat terasa menyedihkan dan memicu rasa frustasi. Tanpa disadari, kamu telah membandingkan kehidupan teman yang tampak bahagia dengan kehidupan kita sendiri.
Perlu diingat bahwa apa yang dibagikan di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang, biasanya hanya hal-hal positif saja. Percayalah, setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya masing-masing.Â
Oleh karena itu, berhentilah membandingkan diri dengan orang lain. Hal tersebut hanya akan membuat kamu makin merasa quarter life crisis dan membuang waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melangkah maju, menuju kehidupan yang lebih baik.
Advertisement
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk menyendiri dan merenungi diri kamu yang sebenarnya. Cobalah untuk menuangkan pikiran dan perasaan dalam sebuah jurnal harian. Kegiatan menulis jurnal atau menelusuri daftar nilai-nilai hidup dapat membantu kamu mengenali hal-hal yang paling penting dan bermakna bagi diri sendiri.Â
Dengan memperoleh kejelasan tentang prioritas dan tujuan hidup, kamu akan lebih mudah mengambil keputusan di masa depan yang sejalan dengan nilai-nilai tersebut, sehingga terhindar dari kebingungan tentang hidup yang kerap datang saat mengalami quarter life crisis.
Manfaatkan Rasa Ragu Jadi Tindakan
Merasakan keraguan adalah hal yang wajar ketika mengalami quarter life crisis. Namun, membiarkan keraguan tersebut berlarut-larut karena hanya akan membuatmu terjebak di tempat yang sama, tanpa kemajuan. Alih-alih tenggelam dalam keraguan, cobalah untuk mengubahnya menjadi tindakan nyata.Â
Lakukan langkah-langkah konkret, meskipun kecil akan berguna untuk menghadapi fase kehidupan ini. Dengan bertindak perlahan tapi pasti, kamu akan mampu melewati quarter life crisis dan menemukan kembali arah serta tujuan hidupmu.
Advertisement
Bergabung dengan Komunitas
Menghadapi quarter life crisis bisa menjadi lebih mudah jika kamu memiliki orang-orang yang tepat untuk mendukung perjalanan hidupmu. Oleh karena itu, bergabunglah dengan sebuah komunitas yang sesuai dengan minat dan nilai-nilaimu.
Di dalam komunitas tersebut, pastinya akan menemukan orang-orang yang dapat memotivasi, menginspirasi dan membantumu melewati fase penuh gejolak ini. Dengan dukungan dan kebersamaan yang terjalin, kamu akan merasa lebih tenang dan yakin dalam menghadapi tantangan quarter life crisis.
Rawat Diri Sendiri
Mengalami quarter life crisis kerap membuat seseorang merasa stres dan melupakan pentingnya merawat diri sendiri. Oleh karena itu, luangkanlah waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan menenangkan jiwa, seperti menikmati makanan favorit, berkumpul dengan teman-teman, bermeditasi, atau berolahraga. Dengan merawat diri secara holistik, kamu akan memiliki energi dan kekuatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidup.
Perlu diingat, tujuan hidup tidak semata-mata soal mengejar karier dan kesuksesan semata. Hal-hal tersebut memang penting, tetapi tidak akan berarti apa-apa jika kamu tidak menikmati prosesnya dan menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai. Kebahagiaan sejati terletak pada keseimbangan antara pencapaian dan kualitas hidup yang bermakna.
Nah jika saat ini kamu tengah berada di fase quarter life crisis dan fase tersebut berpengaruh ke kesehatan mental, ada baiknyua untuk berkonsultasi ke ahli kesehatan mental. Yup, kamu bisa berkonsultasi kepada ahlinya, untuk mendapatkan dukungan emosional dan mendapatkan strategi penanggulangan baru. Cobalah untuk berkonsultasi ke psikolog dari rumah sakit yang memiliki fasilitas dan pelayanan kesehatan lengkap.
Â
(*)
Advertisement