Bedah Buku Francis, Pope For The People: Mengungkap Kearifan Paus Fransiskus

Michael Trias Kuncahyono, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Takhta Suci (Vatikan) menulis buku Francis, Pope For The People. Namun buku tersebut bukan lah buku biografi, lantas apa pembahasannya?

oleh Agnessia Nurshinta Dewi diperbarui 30 Agu 2024, 14:03 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2024, 14:03 WIB
Bedah Buku Francis, Pope For The People: Mengungkap Kearifan Paus Fransiskus
Michael Trias Kuncahyono memberikan sambutan dalam acara bedah buku Francis, Pope For The People. Foto: Agnessia Nurshinta/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Penerbit Palmerah Syndicate menggelar bedah buku Francis, Pope For The People karya Michael Trias Kuncahyono, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Takhta Suci (Vatikan). Bedah buku digelar di Menara Kompas Jakarta, pada Kamis (29/8/2024).

Terselenggaranya acara ini semakin memicu antusiasme masyarakat menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3–6 September 2024 mendatang.

 

Dalam sambutannya, Michael Trias Kuncahyono menjelaskan bahwa bahwa buku tersebut merupakan pandangannya pribadi mengenai Paus Fransiskus, dan bukan sebuah biografi resmi.

“Saya tidak berani mengatakan bahwa saya telah menuliskan biografinya. Tidak! Karena itu tidak mungkin,” ujar Trias, yang juga mantan wartawan Harian Kompas, di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

 

Menurut Trias, menulis biografi seorang tokoh besar seperti Paus Fransiskus memerlukan waktu yang sangat lama dan intensitas pertemuan yang tinggi dengan sang tokoh. Sementara itu, ia hanya pernah bertemu dengan Paus Fransiskus beberapa kali dan sempat berdiskusi dengannya.

Di samping itu, Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi mengatakan, buku Francis, Pope For The People bukan hanya memberi pengetahuan sosok Paus sebagai pemimpin umat Katolik sedunia, tetapi juga memberikan inside story di balik layar tentang kepausan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kaya Akan Data, Merupakan Life History

Sesi Bedah Buku Francis, Pope For The People
Sesi bedah Buku Francis, Pope For The People bersama tiga narasumber. Foto: Agnessia Nurshinta/Liputan6.com

Buku Francis, Pope For The People muncul dari kesulitan penulis dalam mencari data mengenai Vatikan. Untuk mengatasi kekurangan informasi ini, penulis memutuskan untuk membuat buku tentang Takhta Suci sebagai referensi bagi duta besar yang akan datang.

Dengan demikian, buku ini juga memperluas pemahaman mengenai Vatikan. Hal ini mendapat apresiasi dari Prof. Sulistyowati Irianto, selaku pembicara dalam bedah buku Francis, Pope For The People.

“Saya sangat mengapresiasi ketika seorang wartawan intelektual yang meskipun sudah menjabat sebagai duta besar, tetap meluangkan waktu untuk menulis. Buku ini kaya akan data dan informasi. Saya setuju bahwa buku ini tidak termasuk dalam kategori biografi,” ungkap Prof. Sulis.

“Lebih tepat jika buku ini disebut sebagai 'life history', karena menceritakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Paus Fransiskus yang berdampak besar bagi dirinya, masyarakat dan banyak orang,” lanjut nya.


Refleksi Buku

Sesi Bedah Buku Francis, Pope For The People
Sesi bedah Buku Francis, Pope For The People bersama tiga narasumber. Foto: Agnessia Nurshinta/Liputan6.com

Dalam Francis, Pope For The People, Paus Fransiskus digambarkan sebagai sosok yang sederhana, menolak tinggal di Istana Kepausan dan memilih kamar sederhana di apartemen. Ia dikenal karena kebebasan berbicaranya, spontanitas, selera humor, dan kerendahan hati.

Keinginan mendalam Paus Fransiskus untuk mengubah dunia, menyebarkan nilai-nilai, dan meninggalkan dunia dalam keadaan yang lebih baik menjadi ancaman bagi mereka yang ingin mempertahankan status quo. Namun, itulah yang disukai banyak orang tentangnya.

Dalam kata pengantar buku setebal 340 halaman ini, Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan pentingnya mempelajari, memahami dan mencari cara untuk mewujudkan gagasan dan pemikiran Paus Fransiskus.

Beberapa pemikiran pentingnya termasuk tanggung jawab merawat alam dan memandang sesama sebagai saudara dan saudari.

“Jadi, bukan hanya kunjungan Paus Fransiskus yang harus diusahakan, tetapi juga bagaimana kita mempelajari, memahami dan berupaya mewujudkan pemikirannya,” kata Kardinal Suharyo.


Karya Trias untuk Dedikasi Paus Fransiskus

Michael Trias Kuncahyono, Penulis Francis, Pope For The People
Michael Trias Kuncahyono, Penulis Francis, Pope For The People. Foto: Agnessia Nurshinta/Liputan6.com

Paus Fransiskus, yang berasal dari Argentina, telah mengubah cara pandang orang terhadap gereja dan dunia. Sejak terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, Kardinal Jorge Mario Bergoglio, yang kini dikenal sebagai Paus Fransiskus, memilih jalur perubahan.

Paus Fransiskus lebih fokus pada sentuhan pribadi ketimbang dogma dan hierarki gereja. Ia berharap dapat membangun paroki dan komunitas yang lebih sehat dengan pendekatan yang berpusat pada individu.

Buku Francis, Pope For The People adalah salah satu karya Michael Trias Kuncahyono, alumnus FISIP UGM. Karya-karya Trias lainnya mencakup Paus Yohanes Paulus II: Musafir dari Polandia, Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengabdian, Pilgrim, Jalur Gaza: Tanah Terjanji, Intifadah, Pembersihan Etnis, Tahrir Square: Jantung Revolusi Mesir, Bulan Sabit di Atas Bagdad, Kredensial: Kisah tentang Manusia dan Peradaban, Kredensial #2, dan Kearifan di Masa Pageblug.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya