Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia

Menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, Maybelline New York meluncurkan inisiatif global bernama Brave Together.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Okt 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 14:30 WIB
Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia
Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia (doc: Liputan6/SulungLahitani)

Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, Maybelline New York meluncurkan inisiatif global bernama Brave Together. Kampanye ini tak hanya diimplementasikan di Indonesia pada tahun 2022, tapi juga menggandeng bintang tenis dunia Naomi Osaka.

Untuk diketahui, Naomi Osaka adalah pejuang depresi yang memilih mundur dari gelaran Prancis Terbuka 2021. Lewat unggahan media sosial, ia membuka diri tentang tekanan yang ia hadapi sebagai atlet profesional. Tak disangka, kejujurannya tersebut justru mendapat dukungan luas.

"Maybelline New York meneguhkan komitmennya dalam membangun awareness tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Selain menggandeng Naomi Osaka, kami juga memberikan edukasi di kampus-kampus di Indonesia. Tahun ini, kami membawa Brave Together dan pelatihan kepada mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya tentang cara menjadi pendengar yang baik yang kami sebut sebagai Brave Talk," ujar Quincy Wongso, Sr. Brand Experience & Community Manager, Maybelline Indonesia saat ditemui di BSD, Kamis (17/10/2024).

Quincy menambahkan bahwa misi Brave Together adalah memperluas kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan berupaya menghilangkan stigma terhadap anxiety dan depresi serta memberikan bantuan 'one on one' kepada mereka yang membutuhkan.

Salah satunya adalah lewat kerja sama dengan KALM, platform konseling berbasis online. Menurut psokolog aplikasi KALM, Jessica, hingga saat ini sudah lebih dari 70 ribu lebih sesi konseling gratis diberikan lewat program Brave Together.

"Sesi konseling ini didominasi oleh Gen Z berusia antara 19-27 tahun di mana 86%-nya adalah perempuan. Tak cuma jumlah pengguna yang bertambah, Brave Together ini bahkan berhasil menjangkau berbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Maluku," ungkap Jessica lagi.

 

Lima langkah menjadi teman curhat yang baik

Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia
Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia (doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Selain sesi konseling gratis, Brave Together juga memperkenalkan lima langkah mudah untuk membantu setiap orang agar dapat menjadi teman yang baik dalam mendengarkan curhatan teman mereka. Langkah tersebut adalah B-R-A-V-E yang bila dijabarkan menjadi:

  1. Beri perhatian penuh: bersikap peka dan memperhatikan kondisi teman sekitar.
  2. Ruang dan waktu harus tepat: pastikan situasi dan kondisi mendukung untuk mendengarkan cerita.
  3. Ajukan pertanyaan: bertanyalah untuk memahami apa yang sedang mereka alami.
  4. Validasi perasaan: memvalidasi perasaan mereka hingga mereka merasa didengar dan diterima.
  5. Eksplorasi bantuan professional: arahkan teman untuk berkonsultasi lebih lanjut kepada profesional yang kompeten dalam bidangnya.

 

Apa kata Gen Z?

Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia
Brave Together, Inisiatif Global Maybelline untuk Kesehatan Mental Gen Z di Indonesia (doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Salah satu Gen Z, Malaikha Kridaman yang merupakan beautf influencer dan mental health advocate turut menyampaikan pandangannya tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Ia yang baru saja memasuki dunia kerja sebagai jurnalis, mengungkapkan bahwa karier dan transisi menjadi salah satu sumber kecemasannya.

"Gen Z sebayaku saat ini banyak yang sedang mengalami masa transisi dari periode kuliah menuju dunia profesional dan masa depan yang memicu banyak kecemasan dan overthinking. Untuk menjaga kesehatan mental, aku suka curhat ke sahabat dan ibuku. Selain itu aku pun tak segan untuk counselling ke Psikolog," tukas Malaikha.

Menurut dia, jika menghadapi rasa cemas, sebaiknya hal tersebut tidak dipendam sendiri. Ia juga menjelaskan bahwa tak butuh gejala serius untuk curhat ke profesional terkait kecemasan yang dialami.

"Semakin cepat ditangani, semakin baik untuk kepercayaan diri dan kesehatan mental kita,” tandas Malaikha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya