Liputan6.com, Jakarta Mendengar kabar bahwa anak terlibat dalam bullying tentu merupakan hal yang mengejutkan dan sulit diterima oleh orang tua. Reaksi awal yang sering muncul adalah pembelaan diri, seperti, "Tidak mungkin anak saya seperti itu!" Namun, penting untuk menyadari bahwa situasi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perbedaan perilaku anak di rumah dan di sekolah.
Setiap orang tua tentu menginginkan anak mereka tumbuh menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab. Namun, kenyataan bahwa anak bisa terlibat dalam bullying memaksa orang tua untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam menghadapi situasi ini, dan bagaimana cara membantu anak memperbaiki perilakunya?
Baca Juga
Penting untuk memahami karakter anak dan memberikan pendampingan yang sesuai dalam situasi semacam ini. Mari kita bahas langkah-langkah yang dapat diambil orang tua ketika mengetahui anak mereka terlibat dalam bullying, mulai dari menggali alasan di balik perilaku tersebut hingga mencari dukungan dari pihak sekolah.
Advertisement
Tetap Tenang dan Jangan Langsung Memarahi Anak
Langkah pertama yang harus dilakukan orang tua ketika mengetahui anaknya menjadi pelaku bullying adalah tetap tenang dan tidak langsung memarahi anak. Penting untuk menarik napas dalam-dalam dan memikirkan langkah-langkah yang tepat. Anak-anak membutuhkan pendampingan dan didikan yang tepat dari orang tua, terutama dalam situasi seperti ini.
Orang tua juga perlu memahami bahwa alasan utama anak-anak menjadi pelaku bullying mungkin karena mereka belum bisa membedakan dengan pasti mana yang baik dan buruk. Alih-alih langsung melabeli anak sebagai "nakal", cobalah memahami perilaku ini sebagai bagian dari proses tumbuh kembang anak yang memerlukan arahan dari orang tua.
Advertisement
Bicara dari Hati ke Hati dengan Anak
Dengan tetap tenang, orang tua sebaiknya bicara dari hati ke hati dengan anak. Bahaslah mengenai bullying tanpa menyalahkan anak. Jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa anak salah, tetapi coba cari tahu terlebih dahulu alasan di balik perilaku bullying tersebut. Tanyakan dengan hati-hati apa yang membuatnya merundung teman-temannya.
Apakah karena kecemburuan, kurang percaya diri, merasa superior, atau ada motif balas dendam? Cari tahu bagaimana cara anak bergaul dengan teman-temannya selama ini. Mungkin saja ia tidak menyadari bahwa perilaku tersebut termasuk bullying. Jika anak tampak membenarkan tindakan intimidasi, tekankan konsep kedamaian, kesetaraan manusia, dan pentingnya saling mendukung.
Mengajak Anak Berandai-andai
Menjelaskan konsep benar dan salah pada anak-anak seringkali tidak mudah, terutama pada anak usia sekolah yang biasanya sudah memiliki logikanya sendiri. Menjelaskan sesuatu tanpa memberi alasan logis atau contoh hanya akan membuat anak bertanya-tanya dan tidak menerima apa yang dikatakan orang tua.
Cobalah mengajak anak berandai-andai. Sekarang mungkin ia lebih kuat dan temannya yang di-bully lebih lemah. Namun, bagaimana jika suatu hari ia tidak sekuat sekarang dan menjadi korban bullying? Apakah ia akan rela jika ada teman yang lebih kuat mem-bully dirinya? Dengan cara ini, anak akan lebih mudah menyadari kesalahan sebagai pelaku bullying.
Advertisement
Memberi Anak Kesibukan yang Bermanfaat
Beberapa anak mungkin menjadi pelaku bullying karena iri atau cemburu pada anak lain yang memiliki sesuatu yang ia tidak miliki, misalnya kepintaran. Jika alasan anak menjadi pelaku bullying adalah hal ini, coba beri ia kesibukan yang bermanfaat. Misalnya, mendaftarkannya pada kursus pelajaran, musik, atau olahraga yang disukainya.
Ini juga dapat membantu anak mengenali potensinya. Ketika anak sibuk dengan hal-hal bermanfaat, fokusnya akan teralihkan pada kegiatan tersebut ketimbang pada anak lain yang lebih unggul darinya. Jika butuh saran dari psikolog anak terkait pemilihan kegiatan positif, orang tua bisa bertanya pada psikolog di aplikasi Halodoc.
Menanamkan Nilai di Keluarga dan Meminta Bantuan Sekolah
Anak cenderung meniru perilaku orang tua atau saudaranya. Penting untuk menanamkan nilai di keluarga bahwa tidak ada toleransi untuk tindakan bullying dan hal ini berlaku untuk semua anggota keluarga. Jika anak memiliki kakak, ajak kakak untuk menjadi contoh yang baik bagi adiknya dan tidak mengintimidasi atau menindas sang adik.
Langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan dari pihak sekolah, terutama guru wali kelas anak. Beritahukan bahwa sebagai orang tua, Anda menyadari perilaku kurang baik dari anak dan sedang berusaha memperbaikinya, sehingga membutuhkan bantuan dari pihak sekolah untuk turut memperhatikan perubahan perilaku anak di sekolah. Kerjasama antara orang tua dan sekolah sangat penting dalam menangani kasus bullying.
Advertisement
Apa yang harus dilakukan jika anak saya menjadi pelaku bullying?
Tetap tenang, bicara dari hati ke hati dengan anak, dan cari tahu alasan di balik perilaku bullying-nya.
Mengapa anak bisa menjadi pelaku bullying?
Anak bisa menjadi pelaku bullying karena kecemburuan, kurang percaya diri, merasa superior, atau ada motif balas dendam.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)