Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (Fore Coffee) atau Fore Coffee masih melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa, (15/4/2025).
Mengutip data RTI, harga saham FORE melonjak 24,60 persen ke posisi Rp 314 per saham pada penutupan perdagangan saham sesi pertama. Saham FORE dibuka naik Rp 62 ke posisi Rp 314 per saham. Harga saham FORE berada di level tertinggi dan terendah Rp 314 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.369 kali dengan volume perdagangan 261.436 saham. Nilai transaksi Rp 7,5 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Penguatan saham FORE pada sesi pertama Selasa pekan ini, di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat. IHSG naik 1,2 persen ke posisi 6.445,06. Indeks LQ45 mendaki 0,13 persen ke posisi 724,98. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Advertisement
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.497,53 dan level terendah 6.406,32. Sebanyak 378 saham menguat dan 201 saham melemah. 218 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 740.037 kali dengan volume perdagangan 15,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8,4 triliun.
Pada pencatatan perdana Senin, 14 April 2025, harga saham FORE ditutup naik ke posisi Rp 252 per saham dari harga perdana Rp 188 per saham.
Adapun Fore Kopi Indonesia mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-12 di BEI dengan kode saham FORE. Perseroan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan. Pencatatan saham perdana dilakukan setelah Perseroan menyelesaikan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan 1,88 miliar saham dengan nilai nominal Rp 70 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili 21,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 188 per saham. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 353,44 miliar dari IPO.
Â
Pemakaian Dana IPO
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain untuk membuka sekitar 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin. Rinciannya antara lain 10% untuk outlet Flagship, 80% untuk outlet Medium dan 10% untuk outlet Satellite.
Termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari 2025-2026.
Selanjutnya sekitar 18 persen dana IPO akan dipakai untuk menyetorkan modal kepada  PT Cipta Favorit Indonesia (CFI) dan selanjutnya akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 30 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin.
Komposisinya, 10% untuk outlet Flagship, 65% untuk outlet Medium dan 25% untuk outlet Satellite. Termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2027.
Sisanya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja. Termasuk tapi tidak terbatas pada pembelian bahan baku seperti biji kopi, gula atau sirup, susu, dan bubuk minuman serta bahan kemasan, biaya sewa untuk outlet dan biaya utilitas, seperti biaya air, listrik, telepon dan internet.
Â
Advertisement
Pemegang Saham FORE
Seiring pencatatan saham perdana tersebut, siapa pemegang saham FORE setelah IPO?
Berdasarkan prospektus Perseroan yang dikutip dari laman e-ipo, pemegang saham Fore Kopi Indonesia yakni Fore Holdings Pte Ltd (FHPL) sebesar 78,91% dan PT Otten Coffee Indonesia sebesar 0,002% dan masyarakat masing-masing kurang dari 5% yakni sebesar 21,08%.
Adapun FHPL merupakan pemegang saham Perseroan yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum negara Singapura.
Berdasarkan laman fore.coffee,pemegang saham FHPL dengan kepemilikan kurang dari 5% antara lain Vico Lomar sebesar 3,63%, Menang Investments Pte Ltd sebesar 3,42%, MSA China Fund II L sebesar 2,24%, Santorini III Limited sebesar 2,44%, PT Bahagia Alam Sejahtera ebesar 1,14%. Lalu Agaeti Venture Capital LP sebesar 0,95%, Elisa Suteja sebesar 0,93%, Dilhan Pillay Sandrasegara sebesar 0,79%, Shengyu Ventures Limited sebesar 0,73%, dan 14 th Street Capital Ltd sebesar 0,63%.
Kemudian Como Management Pte Ltd sebesar 0,45%, Karuizawa Pine Investments Ltd sebesar 0,45%, Tedo Salim sebesar 0,37%, Jhoni Kusno sebesar 0,35%, dan Robin Boe sebesar 0,34%. Selanjutnya PT Unicorn Nusantara Indonesia sebesar 02,5%, Seah Kian Wee sebesar 0,25%, Enniwati Budiman sebesar 0,25%, CV Kreasi Cahaya Abadi sebesar 0,17%, PT Triputra Investindo Arya sebesar 0,14%, dan Divine Blessing Investments Ltd sebesar 0,12%.
