Citizen6, Manggarai Barat: Rasa kepedulian sosial tidak mengenal suku bangsa. Seperti yang telah terwujud dalam pelayanan kesehatan bersama oleh tim medis gabungan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/213 dengan Angkatan Laut China dan Singapura.
Pelayanan kesehatan gratis bertempat di ruang tunggu terminal penumpang, Filemon, Labuan Bajo, Kabupaten
Manggarai Barat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan selama 2 hari mulai dari10 sampai dengan 11 September 2013. Pada tahun ini gugus laut SBJ LXII/2013 memberikan pelayanan kesehatan di Lembata, Maumere, Labuan Bajo, dan Waingapu. Kegitan ini dilaksanakan setiap tahun dan sudah berlangsung sejak 1980, sebagai salah satu tugas dan tanggung jawab TNI AL sebagai komponen bangsa dalam pembangunan nasional dan wujud nyata kepedulian TNI AL terhadap upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas Operasi Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, Kolonel Laut (P) Taat Siswo
Sunarto, yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmatim.
Pelayanan kesehatan terpadu melibatkan Satgas SBJ di bawah TNI AL yang bekerja sama dengan Angakatan Laut Singapura Republic Of Singapore Navy (RSN) dan AL China, dilaksanakan hanya khusus diwilayah Labuan Bajo. Kegiatan ini sekaligus salah satu rangkaian kegiatan Sail Komodo 2013, dimana terdapat 2 kapal perang asing, yaitu satu unit kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) RSS Endeavour-210 dari Singapura dan satu unit kapal perang rumah sakit Peace Ark milik Angkatan Laut China.
Gugus laut SBJ menggunakan kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990 dikomandani Letkol Laut (P) I Putu
Darjatna. Gugus laut ini melibatkan 616 personel, 126 orang di antaranya adalah tenaga medis dan lainnya adalah awak kapal perang, pilot dan kru helli, Komando Pasukan Katak, Penyelam tempur TNI AL serta Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL). KRI dr Soeharso-990 memiliki fasilitas bedah, ICU, Rontgen, Laborat serta unit kesehatan pendukung lainnya. Fasilitas ini untuk melayani pengobatan umum, bedah minor, bedah mayor, THT, kesehatan gigi dan mulut, operasi katarak, khitan, operasi bibir sumbing, dan pelayanan KB.
Sedangkan kapal perang rumah sakit China Peace Ark dikomandani olehCommander ShenHao. Delegasi dari China tersebut mengerahkan puluhan tenaga medis ke darat, begitu juga halnya dengan Angkatan Laut Singapura. Pusat pelayanan kesehatan di darat ditempatkan di ruang tunggu penumpang Pelabuhan Filemon dan tiga unit tenda lapangan yang terpasang di sekitar terminal pelabuhan.
Semenjak hari pertama posko pelayanan kesehatan bersama ini dibuka dan selalu dipadati ribuan warga. Posko
kesehatan di darat melayani pasien kesehatan umum, gigi, THT, khitan dan apotek. Sedangkan pelayanan pasien
bedah mayor, bedah minor, katarak, laborat dan MOW dilaksanakan di kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990, kapal perang rumah sakit China Peace Ark, dan kapal perang Singapura RSS Endeavour-210.
Hal paling menarik terjadi pada pelayanan kesehatan di darat, yakni ketika pasien mendapat nomor antri di poli
kesehatan yang dituju. Di antara mereka mendapat kesulitan berkomunikasi dengan dokter dan tim medis dari China. Kesulitan disebabkan keterbatasan masyarakat dan tenaga medis dalam menguasai bahasa Inggris. Bahkan seorang dokter wanita ahli kandungan dari China, dokter Ndanderu diserbu pasien pria. Padahal pasien tersebut menderita sakit susah bernafas atau sejenis penyakit paru-paru. Karena pasien tersebut mengeluh bagian perutnya yang sakit dokter dari China itu merasa bingung, karena dokter tersebut ahli kandungan.
Kejadian menarik lainnya setelah pasien mendapat resep dari dokter China, mereka bingung bagaimana cara penggunaan obat-obatan tersebut. Mengingat bahasa kemasan obat tersebut menggunakan tulisan dan bahasa China. Kendala keterbatasan bahasa ini dapat sedikit teratasi setelah beberapa prajurit Satgas SBJ yang mampu berbahasa inggris mendampingi para dokter dan tenaga medis dari China tersebut.
Hal semacam ini tidak terjadi pada pelayanan kesehatan Singapura. Diantara prajurit dan tenaga medis RSN ada yang fasih berbahasa melayu. Sehingga pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu memahami apa yang mereka maksudkan.
Prestasi yang paling menonjol dalam Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, menurut tim dokter SBJ adalah
keberhasilan melakukan operasi terhadap Mahamudin 47 tahun warga Pulau Kojadoi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang mengidap penyakit Kista Omentum Raksasa (Giant Omental Cyst)selama kurang lebih 10 tahun. Setelah menjalani operasi hampir lima jam, yakni mulai pukul 13.15 sampai dengan 17.00 WITA, dokter TNI AL Letkol Laut (K) dr Sapta Prihartono Karumkit dari KRI dr Soeharso dan Mayor Laut (K) Arif Supono, Sp.B dari Diskeskormar berhasil mengeluarkan cairan kista dan mengangkat selaput kista yang ada di perut Mahamudin.
"Cairan yang berhasil dikeluarkan sebanyak 45 liter, bersama dengan selaput kista tersebut hampir seberat 55 kilo gram," kata dokter Saptono.
Waarwa (40) istri pasien merasa bahagia melihat suaminya pulih kembali. Sebelumnya ibu rumah tangga ini pasrah dengan kondisi suaminya dan ikhlas menerima keadaan apapun yang terjadi saat operasi. Sepuluh tahun lebih wanita tersebut berusaha mecari pengobatan suaminya hingga putus asa.
Sejak menikah dengan Mahamudin, 15 tahun silam wanita tersebut belum dikarunia anak. Penyakit Kista Omentum Raksasa diderita suaminya sejak lima tahun menikah. Makin hari perut suaminya makin membengkak seperti ibu hamil 9 bulan. Dengan kondisi demikian Mahamudin praktis tidak dapat lagi mencari nafkah untuk keluarganya sebagai nelayan.
Sunarti, keponakan Mahamudin yang mendampinginya selama operasi mengatakan, pamannya pernah berobat di
RSUD Maumere sekitar 2007. Pada saat itu Mahamudin mendapat tindakan penyedotan cairan diperutnya.
"Namun 2 bulan pasca penyedotan tersebut perutnya kembali membengkak," kata Sunarti. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat keluarganya untuk mengusahakan kesembuhan Mahamudin. Hingga pada 2011 dibantu warga Desa Kojadoi, Mahamudin dibawa ke RSUD Mataram, NTB. Namun penyakitnya tak kunjung sembuh.
Mendapat pelayanan gratis melalui Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, Mahamudin dan keluarga pasien
lainnya merasa senang dan berharap agar program seperti ini akan terus berlanjut di wilayah Maumere pada tahun-tahun mendatang. (Dispenarmatim/Mar)
Dispenarmatim adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan,wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Pelayanan kesehatan gratis bertempat di ruang tunggu terminal penumpang, Filemon, Labuan Bajo, Kabupaten
Manggarai Barat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan selama 2 hari mulai dari10 sampai dengan 11 September 2013. Pada tahun ini gugus laut SBJ LXII/2013 memberikan pelayanan kesehatan di Lembata, Maumere, Labuan Bajo, dan Waingapu. Kegitan ini dilaksanakan setiap tahun dan sudah berlangsung sejak 1980, sebagai salah satu tugas dan tanggung jawab TNI AL sebagai komponen bangsa dalam pembangunan nasional dan wujud nyata kepedulian TNI AL terhadap upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas Operasi Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, Kolonel Laut (P) Taat Siswo
Sunarto, yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmatim.
Pelayanan kesehatan terpadu melibatkan Satgas SBJ di bawah TNI AL yang bekerja sama dengan Angakatan Laut Singapura Republic Of Singapore Navy (RSN) dan AL China, dilaksanakan hanya khusus diwilayah Labuan Bajo. Kegiatan ini sekaligus salah satu rangkaian kegiatan Sail Komodo 2013, dimana terdapat 2 kapal perang asing, yaitu satu unit kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) RSS Endeavour-210 dari Singapura dan satu unit kapal perang rumah sakit Peace Ark milik Angkatan Laut China.
Gugus laut SBJ menggunakan kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990 dikomandani Letkol Laut (P) I Putu
Darjatna. Gugus laut ini melibatkan 616 personel, 126 orang di antaranya adalah tenaga medis dan lainnya adalah awak kapal perang, pilot dan kru helli, Komando Pasukan Katak, Penyelam tempur TNI AL serta Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL). KRI dr Soeharso-990 memiliki fasilitas bedah, ICU, Rontgen, Laborat serta unit kesehatan pendukung lainnya. Fasilitas ini untuk melayani pengobatan umum, bedah minor, bedah mayor, THT, kesehatan gigi dan mulut, operasi katarak, khitan, operasi bibir sumbing, dan pelayanan KB.
Sedangkan kapal perang rumah sakit China Peace Ark dikomandani olehCommander ShenHao. Delegasi dari China tersebut mengerahkan puluhan tenaga medis ke darat, begitu juga halnya dengan Angkatan Laut Singapura. Pusat pelayanan kesehatan di darat ditempatkan di ruang tunggu penumpang Pelabuhan Filemon dan tiga unit tenda lapangan yang terpasang di sekitar terminal pelabuhan.
Semenjak hari pertama posko pelayanan kesehatan bersama ini dibuka dan selalu dipadati ribuan warga. Posko
kesehatan di darat melayani pasien kesehatan umum, gigi, THT, khitan dan apotek. Sedangkan pelayanan pasien
bedah mayor, bedah minor, katarak, laborat dan MOW dilaksanakan di kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990, kapal perang rumah sakit China Peace Ark, dan kapal perang Singapura RSS Endeavour-210.
Hal paling menarik terjadi pada pelayanan kesehatan di darat, yakni ketika pasien mendapat nomor antri di poli
kesehatan yang dituju. Di antara mereka mendapat kesulitan berkomunikasi dengan dokter dan tim medis dari China. Kesulitan disebabkan keterbatasan masyarakat dan tenaga medis dalam menguasai bahasa Inggris. Bahkan seorang dokter wanita ahli kandungan dari China, dokter Ndanderu diserbu pasien pria. Padahal pasien tersebut menderita sakit susah bernafas atau sejenis penyakit paru-paru. Karena pasien tersebut mengeluh bagian perutnya yang sakit dokter dari China itu merasa bingung, karena dokter tersebut ahli kandungan.
Kejadian menarik lainnya setelah pasien mendapat resep dari dokter China, mereka bingung bagaimana cara penggunaan obat-obatan tersebut. Mengingat bahasa kemasan obat tersebut menggunakan tulisan dan bahasa China. Kendala keterbatasan bahasa ini dapat sedikit teratasi setelah beberapa prajurit Satgas SBJ yang mampu berbahasa inggris mendampingi para dokter dan tenaga medis dari China tersebut.
Hal semacam ini tidak terjadi pada pelayanan kesehatan Singapura. Diantara prajurit dan tenaga medis RSN ada yang fasih berbahasa melayu. Sehingga pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu memahami apa yang mereka maksudkan.
Prestasi yang paling menonjol dalam Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, menurut tim dokter SBJ adalah
keberhasilan melakukan operasi terhadap Mahamudin 47 tahun warga Pulau Kojadoi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang mengidap penyakit Kista Omentum Raksasa (Giant Omental Cyst)selama kurang lebih 10 tahun. Setelah menjalani operasi hampir lima jam, yakni mulai pukul 13.15 sampai dengan 17.00 WITA, dokter TNI AL Letkol Laut (K) dr Sapta Prihartono Karumkit dari KRI dr Soeharso dan Mayor Laut (K) Arif Supono, Sp.B dari Diskeskormar berhasil mengeluarkan cairan kista dan mengangkat selaput kista yang ada di perut Mahamudin.
"Cairan yang berhasil dikeluarkan sebanyak 45 liter, bersama dengan selaput kista tersebut hampir seberat 55 kilo gram," kata dokter Saptono.
Waarwa (40) istri pasien merasa bahagia melihat suaminya pulih kembali. Sebelumnya ibu rumah tangga ini pasrah dengan kondisi suaminya dan ikhlas menerima keadaan apapun yang terjadi saat operasi. Sepuluh tahun lebih wanita tersebut berusaha mecari pengobatan suaminya hingga putus asa.
Sejak menikah dengan Mahamudin, 15 tahun silam wanita tersebut belum dikarunia anak. Penyakit Kista Omentum Raksasa diderita suaminya sejak lima tahun menikah. Makin hari perut suaminya makin membengkak seperti ibu hamil 9 bulan. Dengan kondisi demikian Mahamudin praktis tidak dapat lagi mencari nafkah untuk keluarganya sebagai nelayan.
Sunarti, keponakan Mahamudin yang mendampinginya selama operasi mengatakan, pamannya pernah berobat di
RSUD Maumere sekitar 2007. Pada saat itu Mahamudin mendapat tindakan penyedotan cairan diperutnya.
"Namun 2 bulan pasca penyedotan tersebut perutnya kembali membengkak," kata Sunarti. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat keluarganya untuk mengusahakan kesembuhan Mahamudin. Hingga pada 2011 dibantu warga Desa Kojadoi, Mahamudin dibawa ke RSUD Mataram, NTB. Namun penyakitnya tak kunjung sembuh.
Mendapat pelayanan gratis melalui Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, Mahamudin dan keluarga pasien
lainnya merasa senang dan berharap agar program seperti ini akan terus berlanjut di wilayah Maumere pada tahun-tahun mendatang. (Dispenarmatim/Mar)
Dispenarmatim adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan,wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.