Harga Crypto Hari Ini: Bitcoin dan Ether Kompak Turun

Penurunan harga crypto hari ini mengikuti penurunan Wall Street.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Harga crypto hari ini kembali berfluktuasi. Bitcoin tercatat turun tajam demikian pula harga ether turun, menghapus hampir USD 150 miliar di pasar crypto.

Melansir laman CNBC, harga bitcoin turun sekitar 15 persen dan diperdagangkan di posisi USD 36.000 pada Jumat malam, menurut Coin Metrics.

Kemudian Ether, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, turun sekitar 20 persen, diperdagangkan sekitar USD 2.500.

Penurunan cryptocurrency mengikuti penurunan Wall Street, di mana Nasdaq Composite kehilangan 7,6 persen pada pekan ini, dan S&P 500 turun 5,7 persen. Ini menjadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.

Kenaikan suku bunga telah mendorong investor untuk melepaskan posisi dalam aset berisiko Awal pekan ini, imbal hasil Treasury 10-tahun diperdagangkan di atas 1,9 persen.

Federal Reserve juga telah mengindikasikan rencananya untuk mulai mengurangi neraca, serta pengurangan obligasi dan menaikkan suku bunga.

Kasus investasi umum untuk bitcoin adalah bahwa dia berfungsi sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi sebagai akibat dari stimulus pemerintah, tetapi analis mengatakan risikonya adalah Federal Reserve yang lebih hawkish dapat mempenagaruhi bitcoin.

"Sedikit mengecewakan untuk tidak melihat bitcoin bereaksi lebih positif terhadap pembalikan hasil Treasury," kata Analis Pasar Senior Perusahaan Perdagangan Valuta Asing Oanda Edward Moya.

 

Harga Turun Tajam

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Harga Bitcoin telah turun tajam sejak November, jatuh lebih dari 40 persen atau dari rekor tertinggi sekitar USD 69.000.

Beberapa ahli memperingatkan jika pasar crypto akan segera ambruk, karena pengawasan peraturan yang meningkat dan fluktuasi harga yang intens mengurangi prospek bitcoin.

Dengan kenaikan suku bunga dan inflasi, investor terpecah tentang cara menilai bitcoin. Saham yang memainkan inflasi bergerak erat dengan cryptocurrency, menurut Trivariate Research. 

Selain itu, juga banyak regulator yang menolak cryptocurrency. Seperti China yang sepenuhnya melarang semua aktivitas terkait crypto dan otoritas AS juga menekan aspek-aspek tertentu dari pasar.

Moya dari Oanda telah memperkirakan bahwa bitcoin bisa jatuh di bawah USD 40.000 karena bank sentral Rusia telah mengusulkan larangan penggunaan dan penambangan cryptocurrency di wilayahnya.

Negara ini mengatakan jika mata uang digital menimbulkan risiko terhadap, stabilitas keuangan dan kedaulatan kebijakan moneter. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya