Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin sempat merosot selama paruh pertama Rabu (16/2/2022), tetapi berhasil kembali naik untuk membangun kembali pijakannya di atas USD 44.000 (Rp 627,9 juta).
Di saat bersamaan, sejumlah Altcoin utama naik selama periode yang sama, meskipun Ethereum sempat alami sedikit penurunan.
Kegigihan yang terjadi pada bitcoin dan pasar kripto dalam beberapa hari ini, di tengah berbagai sentimen menunjukkan tidak akan ada penurunan seperti Januari 2022.
Advertisement
"Bitcoin terus terlihat sangat sehat setelah melewati badai geopolitik dengan baik sebelum mendapat manfaat dari peningkatan selera risiko pada hari Selasa," tulis Craig Erlam, analis pasar senior, Inggris & EMEA untuk Oanda, seperti dikutip dari CoinDesk, Kamis (17/2/2022).
Baca Juga
Namun, investor masih terus waspada terhadap langkah militer Rusia berikutnya di sepanjang perbatasan Ukraina dan berita inflasi terbaru. Federal Reserve AS juga terus melacak kenaikan inflasi, menurut risalah dari pertemuan Januari, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini.
Pergerakan harga turun kemungkinan terjadi imbas kenaikan harga yang akan mempengaruhi belanja konsumen di bulan-bulan mendatang.
Selain itu, saham Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average yang padat teknologi secara kasar datar untuk hari perdagangan, sementara S&P 500 naik sedikit. Pergerakan tersebut hampir selaras dengan pergerakan market kripto.
"Risk appetite tetap penting, terutama yang terkait dengan inflasi dan suku bunga, yang dapat terus menjadi hambatan jika kecemasan tetap ada di pasar yang lebih luas," pungkas Erlam.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ikuti Tesla, Perusahaan di Kanada Genggam Bitcoin
Sebelumnya, auditor raksasa di Kanada KPMG telah membuat alokasi pertama aset kripto ke dalam perbendaharaan perusahaannya.
Perusahaan swasta itu mengatakan pada Senin, 14 Februari 2022 memperoleh Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) di neraca melalui layanan eksekusi dan penyimpanan Gemini Trust Company.
Meskipun begitu, KPMG Kanada menolak untuk mengungkapkan berapa jumlah bitcoin dan ethereum yang mereka beli.
Perusahaan yang berbasis di Toronto, Kanada itu membentuk komite tata kelola untuk mengawasi dan menyetujui alokasi perbendaharaan, yang mencakup penilaian risiko dan peninjauan implikasi pajak dan akuntansi.
“KPMG di Kanada bullish pada crypto assets, kami percaya mereka ada di sini untuk tinggal, dan kami akan mempertimbangkan peluang investasi inovatif lainnya di masa depan,” juru bicara KPMG, Kanada Roula Meditskos, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (17/2/2022).
Dalam siaran pers, Kareem Sadek, mitra penasihat aset kripto dan layanan blockchain di KPMG Canada, mencatat telah berinvestasi dalam praktik kripto yang kuat dan akan terus meningkatkan serta membangun kemampuan di seluruh keuangan terdesentralisasi (DeFi), Non Fungible Token (NFT) dan metaverse.
Dengan alokasi tersebut, KPMG bergabung dengan jajaran perusahaan besar yang memegang kripto di neraca mereka. Grup ini mencakup perusahaan perangkat lunak MicroStrategy (MSTR), raksasa mobil listrik Tesla (TSLA) dan perusahaan pembayaran Square (SQ).
Advertisement