Liputan6.com, Jakarta - Opera merilis versi beta dari browser Web3 dengan dompet kripto built-in pada Jumat untuk perangkat iOS, iPhone dan iPad. Browser kripto Opera telah tersedia untuk pengguna desktop Mac dan Windows, serta pengguna ponsel Android sejak Januari.
Rilis seluler adalah langkah terbaru dalam proyek Opera, inisiatif yang berfokus pada Web3 untuk memfasilitasi navigasi di seluruh aplikasi terdesentralisasi (DApp), game, dan platform metaverse. Menurut perusahaan, fitur utama dalam browser kripto ini adalah dompet opera dengan dukungan untuk ekosistem Ethereum, Polygon, dan Celo untuk membeli, menjual, dan mentransfer token.
Pengguna juga dapat memulihkan dompet yang kompatibel dengan Mesin Virtual Ethereum (EVM) dengan dompet opera asli dan mengintegrasikan aset dan saldo yang ada.
Advertisement
Baca Juga
Di bagian beranda browser, pengguna dapat melihat penjualan NFT teratas terbaru dan agregator berita yang disebut "Crypto Corner," dengan pembaruan langsung tentang harga aset kripto dan biaya gas, serta airdrop.
Perusahaan juga mengatakan browser tersebut dilengkapi dengan perlindungan penambangan cryptocurrency yang memblokir skrip “cryptojacking” yang dapat membahayakan kinerja perangkat iPhone atau iPad.
Fitur keamanan lainnya termasuk pemblokir iklan dan pelacak asli, pemblokir pop-up, dan Pemblokir Dialog Cookie yang intuitif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target
Menurut EVP Mobile di Opera, Jorgen Arnesen, Browser kripto menargetkan minat yang meningkat di Web3, baik dari pengguna kripto veteran atau pendatang baru.
"Proyek browser kripto Opera dibangun untuk menyederhanakan pengalaman pengguna Web3 yang sering membingungkan pengguna mainstream. Opera percaya Web3 harus mudah digunakan untuk mencapai potensi penuhnya dan adopsi massal,” ujar Arnesen dikutip dari Cointelegraph, Senin (18/4/2022).
Selain itu, Opera menambahkan dukungan untuk delapan ekosistem blockchain utama seperti Bitcoin, Solana, Polygon, StarkEx, Ronin, Celo, Nervos Network, dan IXO. Opera mengatakan mereka berencana untuk mengintegrasikan lebih banyak rantai Proof-of-Stake di masa depan.
Baru-baru ini juga Opera bermitra dengan Yat, sebuah platform yang memungkinkan pembuatan alamat web atau URL berbasis emoji. "Emojifikasi" Opera memungkinkan pengguna menjelajahi web di seluruh platformnya dengan memasukkan Yats bersertifikat, atau serangkaian emoji, ke dalam bilah URL.
Advertisement
Apa Itu Staking dalam Kripto?
Sebelumnya, kripto menjadi salah satu aset investasi yang sangat berisiko tinggi karena pergerakan harganya yang cukup ekstrem. Tak butuh waktu lama untuk kripto memberi keuntungan bagi investornya, tetapi dalam waktu singkat kripto juga bisa membuat rugi investornya.
Namun, ternyata di tengah pasar kripto yang naik dan turun, para investor masih bisa menghasilkan keuntungan atau passive income dengan menggunakan fitur staking.
Dilansir dari situs Zipmex, Senin, 18 April 2022, staking adalah sebuah proses ketika investor berpartisipasi aktif dalam validasi transaksi dalam blockchain konsensus algoritma Proof of Stake (PoS).
Sedangkan Proof of Stake (PoS) sendiri adalah sebuah algoritma yang berperan untuk melakukan validasi transaksi berdasarkan konsensus terdistribusi. Validasi dilakukan berdasarkan berapa jumlah total aset kripto yang dimiliki.
Dengan staking, investor bisa mendapatkan passive income dalam bentuk reward atau bunga dari aset yang dikunci. Hal ini memudahkan investor untuk memiliki diversifikasi pendapatan aset digital.
Dalam blockchain, siapa pun yang memiliki saldo minimum dapat memvalidasi transaksi dan mendapatkan imbalan. Dengan mengunci aset kripto tertentu, investor memiliki kekuatan untuk membuat keputusan dalam jaringan. Ketika berhasil memvalidasi transaksi, maka investor tersebut dapat menghasilkan pendapatan tambahan.
Cara Kerja Staking
Kripto yang disimpan itu akan dikunci ke dalam blockchain yang menggunakan konsensus algoritma PoS untuk jangka waktu tertentu. Jumlah keuntungan yang akan diperoleh tergantung pada harga dan jumlah aset kripto yang dikunci serta durasi mengunci aset tersebut.
Mereka yang melakukan staking pada aset kripto dalam blockchain PoS biasanya disebut sebagai validator. Validator mendapatkan imbalan ketika mereka berhasil memvalidasi transaksi. Setiap PoS memiliki beragam aturan khusus untuk validatornya.
Ada yang menentukan aturan validasi berdasarkan periode penguncian aset atau menentukan batas minimum tertentu. Berdasarkan aturan dan algoritma validator, PoS bekerja untuk melakukan validasi secara aktual dan mendistribusikan imbalan untuk validator. Imbalan atau bunga biasanya dihitung berdasarkan jumlah aset yang dikunci.
Staking Bisa Jadi Pilihan
Staking cocok bagi investor yang tidak memiliki banyak untuk memantau pergerakan harga setiap hari. Nantinya investor bisa mendapat keuntungan dari bunga karena telah mengunci aset kripto.
Sekilas, nampaknya sangat mudah dan menguntungkan. Namun, staking juga tidak terhindar dari kekurangan atau risiko.
Sebelum memutuskan untuk staking, lakukan riset terlebih dahulu dan pastikan platform yang dipilih merupakan platform yang terpercaya. Sebab, dengan staking, investor diharuskan untuk mengunci aset kripto yang dimiliki selama jangka waktu tertentu. Artinya, selama waktu itu, investor tidak dapat menjual koin tersebut.
Advertisement