Asosiasi Paparkan Alasan Kripto Makin Populer

Volatilitas ekonomi dan pandemi Covid-19 mempercepat tren pertumbuhan anak muda untuk mulai investasi kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Mei 2022, 20:05 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2022, 20:05 WIB
Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Investasi kripto kini telah menjadi salah salah satu pilihan anak muda untuk mengembangkan ekonomi mereka. Anak muda terutama Gen Z dan Milenial sudah banyak melirik aset kripto untuk menjadi pilihan instrumen investasi.

Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mengatakan, banyak kalangan anak muda yang mulai melihat aset kripto sebagai ruang baru yang menjanjikan untuk meningkatkan kondisi keuangan mereka.

Senada dengan Jerry, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan investasi aset kripto kini sudah didominasi oleh kalangan Gen Z dan Milenial. 

Hal ini disebabkan oleh volatilitas ekonomi dan pandemi Covid-19 yang mempercepat tren pertumbuhan anak muda untuk mulai memperdagangkan kripto dan NFT

"Salah satu hal yang menyebabkan peningkatan tersebut adalah kemudahan bagi investor milenial dan Gen Z dalam melakukan pembukaan akun atau wallet secara online kripto melalui smartphone,” kata pria yang akrab disapa Manda, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (21/5/2022).

“Mereka termasuk generasi yang tech savvy sehingga lebih akrab dengan teknologi dan open minded dengan hal-hal yang baru, termasuk aset kripto dan blockchain," lanjut dia.

Menurut data Bappebti, dari 12,4 juta investor per Februari 2022, mayoritas investor di aset kripto di Indonesia sebesar 40 persen didominasi oleh usia 25-34 tahun. 

Sedangkan data internal Tokocrypto, mengungkap secara keseluruhan 67 persen investor aset kripto di Indonesia berusia 18-34 tahun. Rinciannya, 36 persen 18-24 tahun dan 31 persen 25-34 tahun.

Aset kripto juga bisa menjadi investasi jangka panjang untuk para generasi muda. Meski memiliki volatilitas tinggi, kripto kini tengah populer sebagai bagian rencana dari tabungan pensiun investor muda. Para investor muda dapat mengambil lebih banyak risiko untuk strategi investasi mereka, karena memiliki waktu yang panjang. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tantangan

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Pertumbuhan investor muda di industri aset kripto bisa menjadi berkah dan sekaligus tantangan. Seperti diketahui industri kripto masih tergolong baru dengan pertumbuhan yang cepat, banyak orang yang belum memahami tingkat risiko dari investasi mereka.

"Tantangannya, anak muda punya rasa curiosity yang tinggi. Jadi kita harus siap memberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka terkait investasi di aset kripto. Generasi Milenial dan Gen Z rentan terkena FOMO. Mereka bisa ikut investasi karena mengikuti tren dan termakan flexing di media sosial," jelas Manda. 

Manda menambahkan, dorongan ingin keuntungan yang cepat bisa membahayakan investor muda untuk mengambil langkah yang salah. Bahayanya, generasi Milenial dan Gen Z lebih berani berutang pakai paylater atau lainnya membeli produk investasi yang belum tentu akan memberikan imbal hasil yang diharapkan.

"Kami di asosiasi bersama para pedagang aset kripto lain terus menggencarkan program edukasi untuk kalangan investor muda, antara lain mengedukasi tentang analisa fundamental, top to down analysis, analisa teknikal, manajemen portofolio, diversifikasi dan lainnya,” tutur Manda.

“Hal penting lainnya, mereka harus memiliki pondasi literasi keuangan yang baik. Seperti dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan dan investasi," pungkasnya.

Berkaca dari Jebloknya Luna dan UST, Ini Hal yang Perlu Dicermati Investor

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pekan lalu industri kripto sempat diguncang oleh fenomena runtuhnya dua token jaringan Terra yaitu Luna coin dan Stablecoin Terra USD (UST). Keduanya anjlok sangat dalam bahkan hingga tidak berharga.

Akibat runtuhnya kedua kripto tersebut, banyak sekali investor Luna coin yang mengaku mengalami kerugian besar karena aset mereka tiba-tiba menjadi tak bernilai. Beberapa investor menceritakan kisah kerugiannya di Reddit, tepatnya pada forum sub reddit TerraLuna. 

Lantas apa hal yang bisa dijadikan pelajaran bagi para investor dari runtuhnya UST dan juga Luna? 

Pengamat sekaligus trader, Desmond Wira menjelaskan dengan adanya kejadian yang menimpa Luna dan UST, masyarakat harus sadar kripto memiliki risiko sangat tinggi. Bahkan stablecoin juga tidak menjadi jaminan aset kripto lebih aman. 

“Sejak dari awal kripto memang memiliki risiko sangat tinggi. Kalau ada aset kripto yang tiba-tiba anjlok dan menjadi tidak bernilai sama sekali sebenarnya sudah sering terjadi. Misalnya yang terjadi pada shitcoin. Kalau di Indonesia misalnya pada koin artis. Nah, sekarang menjadi menarik karena terjadi pada koin kripto yang kapitalisasi pasarnya sangat besar,” ujar Desmond kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, 19 Mei 2022.

 

Karakter Kripto Sangat Berisiko Tinggi

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Menurut Desmond, meskipun memiliki kapitalisasi pasar besar jatuhnya harga wajar saja terjadi, apalagi jika developer gagal menjaga peg stablecoin dan akhirnya membanjiri pasar dengan supply koin sangat besar.

“Menurut catatan saya, kapitalisasi pasar koin Luna sempat mencapai 5 besar, yaitu senilai USD 40 miliar (Rp 586,7 triliun). Ambruknya koin Luna juga bersamaan dengan ambruknya stablecoinnya yaitu UST. Hal ini tentu saja merugikan banyak sekali investor koin tersebut,” jelas Desmond.

“Kejadian koin luna menurut saya bukan yang menjadi yang terakhir. Bisa jadi ke depannnya mungkin ada lagi koin lain yang jatuh. Karakter kripto memang demikian, sangat berisiko tinggi, rentan manipulasi dan penuh kejutan,” lanjut dia. 

Saran Berinvestasi Kripto

Tak hanya itu, Desmond juga memberikan beberapa saran kepada masyarakat yang ingin berinvestasi kripto agar bisa lebih cermat serta bisa meminimalkan risiko dan kerugian. 

Hal utama menurut Desmond, sebelum terjun pada investasi kripto, masyarakat harus menggunakan uang dingin dan harus siap dengan risiko tinggi yang melekat pada aset kripto.

“Masyarakat harus melakukan diversifikasi risiko, yang dimaksud diversifikasi di sini artinya tidak semua dana dimasukkan ke kripto. Bagi porsi investasi ke berbagai instrumen investasi yang beragam tingkat risikonya, misalnya deposito, obligasi, saham, dan lain-lain. Prinsipnya semakin tinggi tingkat risikonya, semakin kecil jumlah dana yang dimasukkan di sana (berbanding terbalik),” tutur Desmond. 

Selain itu, investor juga harus paham apapun bisa terjadi di pasar kripto. Bahkan pada aset kripto yang dilabeli "stable" sekalipun. 

“Kalaupun sudah memiliki aset kripto tetap harus dipantau terus. Tidak bisa ditinggal begitu saja. Karena kripto sangat rentan, bisa terjadi perubahan drastis dalam waktu singkat,” pungkas Desmond.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya