Liputan6.com, Jakarta - Hasil lelang amal NFT Bill Murray dicuri peretas, beberapa jam setelah penutupan lelang pada Kamis 1 September 2022. Dari kegiatan tersebut, terkumpul 119,2 ETH atau sekitar USD 185.000, setara Rp 2,76 Miliar (kurs Rp 14.892,30 per USD).
Melansir CoinDesk, ditulis Minggu, (4/9/2022), peretas mulai menguras dompet pribadi Bill Murray sekitar pukul 19.00 waktu setempat pada Kamis lalu. Peretas juga berusaha mengambil token yang tidak dapat dipertukarkan dari koleksi pribadi aktor.
Baca Juga
Peretasan profil tinggi menunjukkan selebritas terkenal bahkan juga dapat menjadi korban peretas dan pencuri kripto. Namun, dalam kasus Bill Murray, ia mendapat keuntungan dari tim keamanan dompet yang melindunginya dari kemungkinan terburuk.
Advertisement
Tim keamanan dompet Murray dari konsultan NFT, Project Venkman, turun tangan untuk melindungi NFT sang aktor dengan memindahkan JPEG-nya yang mahal, termasuk NFT Damien Hirst, dua CryptoPunks, satu Pudgy Penguin, Cool Cat dan beberapa Flower Girls ke sepasang safehouse dompet.
Peretas juga mencoba mencuri 800 NFT dari koleksi Bill Murray yang tersimpan di dompet, meskipun Project Venkman mengatakan upaya itu telah digagalkan melalui memindahkan NFT tersebut ke safehouse. Project Venkman mengatakan pihaknya menjalankan skrip untuk secara otomatis memindahkan NFT ke tempat yang aman.
Menurut keterangan tim Murray, peretas mengirim dana hasil curian ke alamat dompet yang terkait dengan pertukaran crypto Binance dan Unionchain.ai, Pelakunya masih belum teridentifikasi.
Meskipun ETH asli hilang, runner-up dalam lelang, yakni pengguna Coinbase Mishap72, telah mengirim 120 ETH atau sekitar USD 187.500 ke Chive Charities untuk menggantikan apa yang hilang. Tim Murray mengatakan telah mengajukan laporan polisi dan bekerja sama dengan perusahaan analitik crypto Chainalysis untuk membawa peretas ke meja hijau.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Koleksi Minuman Anggur di Afrika Selatan Dijual Berbentuk NFT
Diberitakan sebelumnya, koleksi anggur berkualitas yang dibuat oleh beberapa produsen terkemuka Afrika Selatan telah dijual sebagai Non-fungible token (NFT). Hal itu menjadi yang pertama dalam industri anggur di negara tersebut.
Lelang yang dilakukan oleh juru lelang seni rupa Strauss & Co, mencatat beberapa lot koleksi NFT, seperti koleksi vertikal Vin de Constance Klein Constantia dari 1986-2027, dijual seharga USD 79.000 atau sekitar Rp 1,1 miliar.
Ratusan koleksi NFT lain yang melebihi perkiraan harga termasuk "50 tahun vertikal Rubicon yang terkenal" dari pembuat anggur Meerlust, yang mencapai USD 68.000.
Kemudian ada Vilafonte Seri C 2003-2027 mencapai USD 36.000, sementara Mullineux Olerasay 1-20 dilaporkan telah mengumpulkan USD 20.000. Koleksi dari Kanonkop Paul Sauer, 2000-2025, terjual USD 16.000.
Spesialis anggur berkualitas di Strauss & Co, Roland Peens mengungkapkan alasan penjualan NFT dari koleksi anggur yaitu untuk mengamankan warisan anggur halus Afrika Selatan.
"Ini adalah langkah besar dalam mengamankan warisan anggur berkualitas Afrika Selatan! Botol-botol vintage murni ini sekarang aman di blockchain untuk perdagangan dan kesenangan di masa depan,” ujar Peens dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (2/9/2022).
Peens percaya teknologi baru ini adalah cara paling ampuh untuk mengemas dan memperdagangkan anggur vintage, terutama ketika asalnya sangat penting.
Sebuah pernyataan yang dirilis setelah penjualan mengatakan tak lama setelah pelelangan ada dua lot NFT dibayar dengan Bitcoin.
Sementara itu, pernyataan tersebut mengungkapkan sebanyak USD 6.000 dari total penjualan akan dikumpulkan untuk amal yang sangat penting bagi industri anggur Afrika Selatan.
Advertisement
Meta Umumkan Pengguna Dapat Unggah NFT di Facebook dan Instagram
Sebelumnya, Meta mengungkapkan dukungan Non Fungible Token (NFT) di platformnya sekarang menawarkan kompatibilitas lintas-posting antara dua platform media sosial utama yaitu Facebook dan Instagram.
Kompatibilitas ini merupakan lanjutan dukungan dompet NFT dan Web3 ke 100 negara selama minggu pertama Agustus. Meta mengungkapkan informasi ini di Twitter dan membagikan posting blog yang diterbitkan pada Mei yang diperbarui secara teratur.
“Saat kami terus meluncurkan koleksi digital di Facebook dan Instagram, kami mulai memberi orang kemampuan untuk memposting koleksi digital yang mereka miliki di Facebook dan Instagram,” isi pengumuman Meta, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (31/8/2022).
Fitur ini akan memungkinkan pengguna untuk menghubungkan dompet digital mereka sekali ke salah satu aplikasi untuk berbagi koleksi digital mereka di kedua platform.
Pengumuman 29 Agustus itu menindak lanjuti Meta yang memulai dukungan NFT ke 100 negara dan menambahkan kemampuan untuk terhubung dengan dompet pihak ketiga seperti Metamask dan Rainbow.
Meta juga mencatat pada 4 Agustus fitur koleksi digital akan mendukung blockchain seperti Flow, Ethereum, dan Polygon. Pada saat itu, Meta mengatakan “tidak ada biaya yang terkait dengan memposting atau membagikan koleksi digital” di Instagram dan Facebook.
Pesaing media sosial Meta, Twitter sebelumnya telah meluncurkan dukungan NFT melalui Twitter Blue Labs. Pengguna yang memanfaatkan fitur Twitter Blue Labs dapat mengunggah video yang lebih panjang di Twitter, mengunggah video dalam kualitas 1080p, dan memanfaatkan gambar profil NFT.
Sementara Meta telah mengintegrasikan Flow dan Polygon, Twitter hanya mendukung NFT statis yang dibuat di blockchain Ethereum (ERC721, ERC1155).
Instagram Kenalkan Fitur NFT di Indonesia
Sebelumnya, Instagram memperkenalkan fitur NFT. Fitur ini mendukung kreator dan kolektor untuk memajang koleksi NFT mereka di Instagram.
Melansir laman instagram, Sabtu (6/8/2022), NFT di Instagram dapat terhubung dengan dompet digital. Sehingga pembuat dan kolektor NFT bisa memilih NFT mana yang ingin ingin mereka bagikan di Instagram. Fitur ini juga emungkinkan untuk berbagi koleksi digital.
Setelah kreator atau kolektor mengunggah koleksi digital mereka, maka muncul informasi publik, seperti deskripsi NFT. Unggahan juga akan terlihat di profil mereka.
Penandaan otomatis dari kreator dan kolektor. Fitur ini memungkinkan kreator dan kolektor secara otomatis ditandai (tag) dalam laman atau unggahan koleksi digital. Namun, ini tergantung pada pengaturan privasi masing-masing.
"Kami mengumpulkan dan mengatur data publik dari blockchain terbuka, seperti Ethereum, untuk menyediakan fitur ini. Dari data blockchain publik ini, kami hanya dapat mengidentifikasi koleksi mana yang menjadi milik kolektor dan kreator ketika mereka menghubungkan dompet pihak ketiga mereka ke Instagram," tulis Instagram dalam pengumumannya.
Saat peluncuran, blockchain yang akan didukung adalah Ethereum dan Polygon, dengan Flow dan Solana direncanakan segera hadir.
Advertisement
Ghozali Everyday Jadi yang Pertama
Dompet pihak ketiga yang kompatibel untuk digunakan mencakup Rainbow, MetaMask, dan Trust Wallet, dengan Coinbase Wallet, Dapper, dan Phantom segera hadir. Untuk diketahui, tidak akan ada biaya yang terkait dengan aktivitas mengunggah atau membagikan koleksi digital di Instagram.
Usai fitur NFT Instagram dapat diakses di Indonesia, Ghozali Everyday langsung mengunggah foto dirinya dan membawa logo Instagram di akun @ghozaliphoto.
Foto itu lantas dibeli oleh Pieter Lydian dengan akun Instagram @pieterlydian. Yang membedakan unggahan NFT dan unggahan lainya, yakni terdapat efek mengkilap dan tanda centang di sudut kiri bawah. Jika diklik, maka akan muncul informasi mengenai deskripsi NFT.
Dalam hal ini, NFT Gozali Everyday tercatat sebagai digital collectible dari OpernSea NFT dan ada keterangan dimiliki oleh Pieter Lydian dengan basis blockchain Ethereum.