Liputan6.com, Jakarta - Pendiri perusahaan kripto Terra, Do Kwon selaku buronan Korea Selatan, membantah melarikan diri setelah Kepolisian Singapura (SPF) mengatakan dia tidak berada di negara atau kota yang diyakini pada Minggu (18/9/2022).
Mengutip Channel News Asia, SPF mengatakan kepada CNA, akan membantu Badan Kepolisian Nasional Korea. "SPF akan membantu Badan Kepolisian Nasional Korea (KNPA) dalam lingkup undang-undang domestik dan kewajiban internasional kami. Do Kwon saat ini tidak berada di Singapura,” kata SPF, dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 18 September 2022.
Baca Juga
Pengadilan Korea Selatan pada Rabu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Kwon. Seorang juru bicara kejaksaan Korea Selatan pada saat itu mengatakan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk total enam orang, termasuk Do Kwon, yang saat ini tinggal di Singapura.
Advertisement
Keberadaan Kwon telah dipertanyakan setelah pernyataan SPF, dan tweet nya tidak mengungkapkan di mana dia berada.
Runtuhnya Terraform Labs awal tahun ini menggerus sekitar USD 40 miliar atau Rp 599,96 triliun uang investor.
"Saya 'tidak dalam pelarian' atau yang serupa". Untuk agensi mana pun yang telah menunjukkan minat untuk berkomunikasi, kami bekerja sama penuh dan kami tidak menyembunyikan apa pun,” tulis Kwon melalui akun Twitternya.
Dia menambahkan, pihaknya sedang dalam proses membela diri dan akan melakukan klarifikasi fakta beberapa bulan ke depan.
“Kami sedang dalam proses membela diri di berbagai yurisdiksi dan berharap untuk mengklarifikasi fakta selama beberapa bulan ke depan,” tambahnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Diperkirakan Berada di Singapura
Pria berusia 31 tahun itu sebelumnya diyakini berada di Singapura. Bulan lalu ia memberikan wawancara media pertamanya sejak operator kripto ditutup pada Mei.
Jaksa Korea Selatan juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk lima orang lainnya yang tidak disebutkan namanya terkait dengan stablecoin Terra USD dan token Luna.
Sistem Terra atau Luna Kwon hancur pada Mei, dengan harga kedua token anjlok mendekati nol, dan dampaknya menghantam pasar kripto yang lebih luas. Keruntuhannya memicu kerugian lebih dari USD 500 miliar atau Rp 7,499 triliun.
Stablecoin dirancang untuk memiliki harga yang relatif stabil dan biasanya dipatok ke komoditas atau mata uang dunia nyata.
Terra USD, bagaimanapun, adalah algoritmik yang menggunakan kode untuk mempertahankan harganya di sekitar satu USD.
Banyak investor kehilangan tabungan hidup mereka ketika Luna dan Terra memasuki spiral kematian, dan pihak berwenang Korea Selatan telah membuka banyak penyelidikan kriminal atas kejadian itu.
Advertisement
Pengadilan Korsel Rilis Surat Perintah Penangkapan CEO Terraform Labs Do Kwon
Sebelumnya, Pengadilan Korea Selatan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Pendiri dan Pengembang cryptocurrency Luna dan TerraUSD Do Kwon. Adapun kripto besutan Do Kwon yang ambruk pada Mei mengguncang pasar crypto di seluruh dunia.
Kwon, juga pendiri platform blockchain Terraform Labs, telah dituduh melakukan penipuan oleh investor setelah Luna dan TerraUSD rontok.
"Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk total enam orang, termasuk Do Kwon, yang saat ini tinggal di Singapura," kata juru bicara kejaksaan pada Rabu tanpa menjelaskan lebih lanjut,” ditulis Jumat (16/9/2022), dikutip dari CNN.
Kwon tidak segera membalas email Reuters untuk meminta komentar.
Perintah penangkapan datang setelah berbulan-bulan penyelidikan, termasuk operasi pencarian dan penyitaan di kantor terkait dan pertukaran mata uang kripto lokal.
Terra Merosot
TerraUSD, yang disebut stablecoin yang pernah berada di antara 10 cryptocurrency teratas secara global berdasarkan nilai pasar, mematahkan patokan 1: 1 terhadap dolar AS pada Mei, merosot nilainya dan mengirimkan token pasangan Luna yang jatuh bersamanya.
Menurut perusahaan analitik blockchain Elliptic, investor dalam dua koin tersebut kehilangan sekitar USD 42 miliar atau sekitar Rp 627,48 triliun (asumsi kurs 14.940 per dolar AS).
Gejolak pasar yang terjadi kemudian menyebabkan kegagalan beberapa perusahaan crypto besar termasuk pemberi pinjaman crypto AS Celsius dan manajer dana crypto yang berbasis di Singapura Three Arrows Capital.
Dalam wawancara video Agustus dengan platform media crypto Coinage, Kwon mengatakan telah pindah ke Singapura karena kekhawatiran tentang keselamatan keluarganya dan menolak saran relokasi itu karena kecelakaan atau upaya untuk menghindari penyelidik.
Advertisement