Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) telah mengajukan keberatan terbatas terhadap usulan akuisisi Binance AS senilai USD 1 miliar atau Rp 15,60 triliun (asumsi kurs Rp 15.609 per dolar AS) atas pemberi pinjaman mata uang kripto Voyager Digital yang bangkrut. Hal itu diungkapkan dalam pengajuan pengadilan kebangkrutan pada Rabu, 4 Januari 2022.
Melansir Channel News Asia, Kamis (5/1/2022) regulator menunjukkan kegagalan untuk memasukkan informasi yang diperlukan dalam pernyataan pengungkapan Binance AS.
Baca Juga
Kemudian, dikatakan dalam perjanjian pembelian tidak memiliki perincian tentang kemampuan pertukaran kripto untuk menutup kesepakatan dan telah meminta informasi lebih lanjut tentang sifat operasi bisnis perusahaan setelah kesepakatan.
Advertisement
Meski demikian, pengacara Voyager Digital dan Binance AS tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sedangkan pada bulan lalu, Komite Penanaman Modal Asing Amerika Serikat (CFIUS) AS mengatakan, peninjauannya dapat menunda atau memblokir kesepakatan.
Binance telah menjadi subjek penyelidikan pencucian uang oleh jaksa AS. Binance AS, yang berbasis di California's Palo Alto, mengatakan bahwa pertukaran Amerikanya yang terpisah alias "sepenuhnya independen" dari platform utama Binance.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Binance US Akuisisi Perusahaan Kripto Bangkrut Voyager Digital
Sebelumnya, Binance US telah dipilih oleh Voyager Digital sebagai penawaran tertinggi dan terbaik untuk asetnya sebagai bagian dari proses kebangkrutan Bab 11. Hal itu disampaikan Voyager pada Senin, 19 Desember 2022.
Dalam posting blog terpisah, Binance US mengumumkan perjanjian ini, menetapkan jalur yang jelas ke depan agar dana pelanggan Voyager dibuka secepat mungkin, dan dikembalikan kepada mereka dalam bentuk mata uang kripto yang sebelumnya disimpan di akun Voyager mereka.
CEO dan presiden Binance US, Brian Shroder mengatakan, dalam postingan blog, berharap pilihan perusahaan mengakhiri proses kebangkrutan dapat mengembalikan dana pelanggan yang terseret secara tidak adil ke dalamnya bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Sekarang, Voyager akan meminta persetujuan di pengadilan kebangkrutan untuk menandatangani perjanjian pembelian aset dengan Binance US pada sidang yang dijadwalkan pada 5 Januari 2023.
“Setelah kesepakatan ditutup, pelanggan Voyager akan dapat mengakses pencairan kepemilikan kripto mereka di masa mendatang melalui platform Binance US dari real kebangkrutan Voyager Digital,” kata Shroder dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (20/12/2022).
Voyager sebelumnya menyetujui tawaran FTX untuk mengakuisisi rekening simpanan pelanggannya dalam kesepakatan senilai USD 1,42 miliar yang dicapai pada akhir September. Tawaran itu sedang ditinjau oleh Dewan Sekuritas Texas sebelum jatuh pada November setelah FTX menyatakan kebangkrutan.
Menyusul kebangkrutan FTX, perusahaan mitra bursa AS, Binance menghadapi pengawasan ketat. Binance US adalah badan hukum terpisah dengan perjanjian lisensi dari pertukaran kripto utama Binance. Mayoritas dimiliki oleh CEO Binance, Changpeng Zhao.
Pekan lalu, pertukaran untuk sementara menghentikan penarikan stablecoin USDC dengan alasan batasan jam perbankan harian selama periode rekor penarikan pelanggan. Sebagian, penarikan tersebut muncul karena kekhawatiran setelah publikasi laporan bukti cadangan yang tidak memenuhi harapan pelanggan.
Advertisement
Binance Bakal Akuisisi Perusahaan Kripto Voyager Digital yang Bangkrut
Sebelumnya, CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) telah mengonfirmasi anak pertukarannya di AS yaitu Binance AS akan membuat tawaran baru untuk pemberi pinjaman kripto Voyager Digital sekarang karena FTX yang sudah bangkruti tidak dapat menindaklanjuti akuisisinya.
Pekan lalu, Binance.US mengatakan akan mempersiapkan penawaran untuk platform pinjaman yang bangkrut, yang dikonfirmasi oleh Changpeng Zhao dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Kamis, 24 November 2022.
"Binance.US akan mengajukan tawaran lain untuk Voyager sekarang, mengingat FTX tidak lagi dapat menindaklanjuti komitmen tersebut," kata Zhao, dikutip dari CoinDesk, Senin (28/11/2022).
Menyusul kebangkrutan Voyager beberapa bulan lalu, FTX muncul sebagai penyelamat\ terdepan untuk mengakuisisi pemberi pinjaman, dengan tawaran Binance dikatakan ditahan karena kekhawatiran hal itu akan menimbulkan masalah keamanan nasional bagi pemerintah AS.
"Saya pikir masalah keamanan nasional AS adalah rumor yang disebarkan oleh FTX untuk mencoba dan mendorong kami keluar dari penawaran. Tidak pernah ada kekhawatiran tentang kami berpartisipasi dalam penawaran,” jelas Zhao terkait masalah keamanan.
Binance telah dirundung karena dianggap perusahaan China, mengingat itu adalah negara kelahiran Zhao, meskipun dia dibesarkan di Kanada.
Selanjutnya
Sebelum kebangkrutan FTX, Zhao mengumumkan, perusahaannya akan mengakuisisi FTX untuk menyelamatkan dari masalah krisis likuiditas. Kemudian Binance, mengumumkan telah mundur dari kesepakatan untuk membeli pertukaran kripto FTX.
Binance mengumumkan ada beberapa hal yang membuat perusahaan menarik diri dari rencana akuisisi tersebut.
“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter, pada Kamis, 10 November 2022.
Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.
Advertisement