Liputan6.com, Jakarta Investor negara Singapura Temasek Holdings mengatakan pada Senin, 29 Mei 2023 pihaknya telah memotong kompensasi untuk tim yang merekomendasikan investasinya di bursa cryptocurrency FTX yang sekarang bangkrut, serta untuk tim manajemen seniornya.
Langkah tersebut dilakukan sekitar enam bulan setelah Temasek memulai tinjauan internal atas investasinya di FTX, yang mengakibatkan penurunan nilai sebesar USD 275 juta atau setara Rp 4,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.964 per dolar AS).
Ketua Temasek, Lim Boon Heng mengatakan dalam pernyataan meskipun tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh tim investasi dalam mencapai rekomendasi investasi mereka, tim investasi dan manajemen senior, pada akhirnya harus bertanggung jawab.
Advertisement
“Mereka bertanggung jawab atas keputusan investasi yang dibuat, bertanggung jawab secara kolektif dan mengurangi kompensasi mereka,” kata Heng, dikutip dari CNBC, Selasa (30/5/2023).
Temasek mengatakan biaya investasinya di FTX adalah 0,09 persen dari nilai portofolio bersihnya sebesar USD 304 miliar atau setara Rp 4.549 triliun per 31 Maret 2022, dan saat ini tidak memiliki eksposur langsung dalam cryptocurrency.
Temasek juga mengatakan tahun lalu telah melakukan uji tuntas ekstensif di FTX, dengan laporan keuangan yang diaudit kemudian menunjukkan itu menguntungkan. Temasek berupaya memberikan pengembalian yang berkelanjutan dalam jangka panjang dengan berinvestasi ke perusahaan tahap awal.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.