Jerman Pindahkan Dana USD 150 Juta ke Aset Kripto

Pemerintah Jerman saat ini memiliki 44.692 BTC senilai sekitar USD 2,82 miliar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Jul 2024, 18:05 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 18:05 WIB
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jerman menarik perhatian banyak pelaku kripto setelah mentransfer kepemilikan kripto senilai jutaan dolar. Pada tanggal 1 Juli, pemerintah Jerman memindahkan 1.500 BTC senilai sekitar USD 95 juta ke beberapa bursa kripto.

Sebenarnya pemindahan ini tak hanya dilakukan oleh pemerintah Jerman saja. Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga telah memindahkan dana yang cukup besar dari aset yang disita. Pemerintah AS memindahkan Ether sebanyak 3.375 koin atau senilai USD 11,75 juta ke alamat yang tidak diketahui.

Dikutip dari cointelegraph, Senin (1/7/2024), menurut data Arkham Intelligence, platform data onchain kripto, pemerintah Jerman telah mentransfer 2.700 BTC ke beberapa bursa selama dua minggu terakhir. Pertukarannya termasuk Bitstamp, Coinbase dan Kraken.

Pemerintah Jerman saat ini memiliki 44.692 BTC senilai sekitar USD 2,82 miliar.

Dalam transfer terbarunya, 400 dari 1.500 BTC yang ditransfer dikirim ke bursa kripto utama yang disebutkan di atas, sementara 750 BTC ditransfer pada 26 Juni di antaranya ke Bitstamp dan Kraken.

Menurut data intelijen Arkham, pemerintah AS telah melakukan transaksi besar, khususnya alamat penyimpanan dana yang disita dari pengusaha kripto Estonia Potapenko dan Turogin.

Luar Biasa, Transaksi Kripto di Indonesia Melonjak 506%

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Volume transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia mencatat angka yang signifikan di Mei 2024. Berdasarkan Data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi Indonesia (Bappebti) menunjukkan bahwa transaksi kripto mencapai Rp 49,82 triliun, mengalami lonjakan sebesar 506,83% dibandingkan dengan Mei 2023.

Sepanjang Januari hingga Mei 2024, total nilai transaksi telah mencapai Rp 260,9 triliun, melebihi total transaksi sepanjang 2023 yang sebesar Rp 149,3 triliun. Kenaikan ini menunjukkan tren positif dan minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap aset kripto di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Yudhono Rawis, mengatakan pertumbuhan transaksi kripto ini sangat positif.

Menurutnya, hal ini mencerminkan minat yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap investasi kripto di Indonesia, meskipun terdapat berbagai tantangan yang dihadapi industri ini.

 

Optimistis

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Meskipun tantangan yang dihadapi pasar kripto global saat ini cukup kompleks. Situasi makroekonomi yang belum stabil, ditambah dengan sikap The Fed yang belum melunak terhadap kebijakan moneternya, memberikan tekanan pada pasar kripto. Selain itu, arus masuk ETF Bitcoin yang melemah dari investor institusi di Amerika Serikat juga mempengaruhi sentimen pasar.

"Meskipun demikian, kami tetap optimis dengan pertumbuhan industri kripto di Indonesia, karena minat dan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto terus meningkat," kata Yudho.

Sementara, jumlah investor kripto di Indonesia hingga Mei 2024 mengalami penurunan menjadi 19,75 juta pelanggan, dibandingkan dengan April 2024 yang mencapai 20,16 juta.

Penurunan ini disebabkan oleh penyesuaian data setelah salah satu Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) berhenti beroperasi. Di sisi lain, jumlah investor aktif yang bertransaksi pada Mei 2024 tercatat sebanyak 893.541, dengan penambahan jumlah investor sebesar 363.101 pada bulan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya