Perbedaan Harga Bitcoin dan Hashrate Potensi Picu Reli

Bitcoin telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Naik sekitar USD 9.000 sejak titik terendah lokal pada 6 September 2024, yang mewakili peningkatan nilai sebesar 15 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Perbedaan antara harga bitcoin (BTC) dan hashrate atau total kekuatan komputasi dari jaringan berpotensi mengarah pada reli harga aset digital terbesar. Secara historis, perbedaan ini hanya terjadi beberapa kali dalam tiga tahun terakhir.

Dalam beberapa kasus, harga bitcoin telah mencapai titik terendah lokal selama peristiwa ini, diikuti reli saat pasar mengejar kenaikan hashrate. Jaringan Bitcoin Hashrate naik dan turun, tergantung pada berapa banyak penambang yang memiliki komputer penambangan online untuk memvalidasi transaksi.

Sesuai dengan pola ini, bitcoin telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Naik sekitar USD 9.000 sejak titik terendah lokal pada 6 September 2024, yang mewakili peningkatan nilai sebesar 15 persen.

Mengutip laman Coindesk, Senin (23/9/2024), perbedaan antara harga bitcoin (BTC) dan hash rate-nya mulai terbentuk pada Juli, kemudian berlanjut hingga awal September. Ketika daya komputasi jaringan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 693 exahash per detik (EH/s) pada rata-rata pergerakan tujuh hari, sementara harga bitcoin mendekati USD 54.000.

Faktor signifikan yang berkontribusi terhadap lonjakan hashrate baru-baru ini, antara lain aktivitas perusahaan penambangan yang diperdagangkan secara publik. Sebelum halving, hashrate mencapai puncaknya pada 650 EH/s dan turun menjadi 550 EH/s pada Juni. Lantaran penambang yang kurang efisien keluar dari jaringan karena persaingan lebih tinggi.

Namun saat ini telah kembali ke level sebelum halving, lantaran penambang yang diperdagangkan secara publik dan bermodal besar, telah meningkatkan pangsa pasar mereka dengan meningkatkan daya komputasi mereka.

Faktanya, data dari 16 perusahaan publik menunjukkan bahwa mereka hampir mencapai pangsa pasar 23 persen dalam produksi, tertinggi setidaknya sejak Januari 2023, menurut jurnal industri TheMinerMag. Kemungkinan besar penambang yang berdagang secara publik akan terus memperoleh bagian lebih besar dari hashrate dari waktu ke waktu, karena mereka bersaing untuk tetap menguntungkan pasca-halving.

September secara historis dijuluki sebagai bulan yang bearish untuk bitcoin, dengan data historis dari Coinglass menunjukkan penurunan harga rata-rata sebesar 4 persem. Namun, tahun ini telah menentang tren itu, dengan bitcoin membukukan peningkatan 7 persen sejauh ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tekanan Jual Pasca Halving

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Tren yang berlawanan dengan musim ini dapat mengindikasikan lantaran harga bitcoin yang lebih rendah dan hashrate yang meningkat, harga dapat mengejar hash rate, yang berpotensi memicu reli lainnya. Tentu saja, ada faktor pasar lain seperti keputusan suku bunga yang juga dapat memicu perubahan harga ini.

Kesulitan berikutnya diperkirakan terjadi 25 September, dengan proyeksi turun 5 persen. Itu juga dapat mengindikasikan bahwa harga mungkin akan mengejar ketertinggalan.

Menurut mempool.space, blok saat ini ditambang dengan rata-rata 10,5 menit. Hal ini mengindikasikan potensi perlambatan hashrate karena harga mengejar ketertinggalan.

Faktor lain yang dapat menandakan potensi kenaikan harga, apa yang dilakukan penambang dengan bitcoin yang mereka tambang.

Data Glassnode menunjukkan, sejak November 2023 hingga Agustus 2024, penambang secara konsisten menjual bitcoin untuk mendanai operasi mereka karena halving. Menandai salah satu periode tekanan jual terlama yang pernah tercatat.

Namun dalam 30 hari terakhir, para penambang mulai mengumpulkan bitcoin di dompet mereka, yang menunjukkan bahwa tekanan finansial akibat halving sebagian besar telah berakhir.

Jika para penambang mendistribusikan lebih sedikit bitcoin, hal ini mengurangi pasokan yang masuk ke pasar, sehingga meningkatkan peluang untuk berpotensi membantu harga.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya