Peretasan Bybit dan Faktor Ekonomi AS Tekan Harga Bitcoin, Akankah Pulih?

Harga Bitcoin terus mengalami konsolidasi di bawah angka psikologis USD 100.000 setelah mengalami penurunan tajam akibat salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 25 Feb 2025, 12:16 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 12:16 WIB
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin terus mengalami konsolidasi di bawah angka psikologis USD 100.000 setelah mengalami penurunan tajam akibat salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto.

Bitcoin sempat mencapai level tertinggi mingguannya di USD 98.940 sebelum anjlok lebih dari USD 4.000 ke titik terendah dalam tiga hari di USD 94.800. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, penurunan ini membentuk pola bearish engulfing, yang mengindikasikan tekanan jual yang kuat di pasar. Dampaknya, pasar kripto mengalami likuidasi lebih dari USD 600 juta.

Fyqieh mengungkapkan, salah satu faktor utama di balik tekanan ini adalah peretasan besar yang terjadi di platform perdagangan kripto Bybit, yang mengakibatkan kehilangan aset senilai sekitar USD 1,4 miliar dalam bentuk Ethereum (ETH). 

Insiden ini memberikan dampak langsung pada pasar, membuat Bitcoin gagal menembus level USD 100.000 dan kembali ke fase konsolidasi,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (25/2/2025).

Faktor Ekonomi AS Juga Berpengaruh

Selain peretasan Bybit, Fyqieh menyebut laporan ekonomi terbaru dari Amerika Serikat juga memberikan tekanan pada pasar kripto. Indeks PMI sektor jasa mencatat level terendah dalam lebih dari dua tahun, menunjukkan adanya pelemahan ekonomi.

Sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, seperti keyakinan konsumen (25 Februari), data penjualan rumah baru (26 Februari), dan laporan PDB kuartal keempat (27 Februari), diperkirakan akan mempengaruhi pasar lebih lanjut. 

“Jika pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi dari perkiraan, peluang pemangkasan suku bunga bisa berkurang, yang dapat semakin menekan aset-aset berisiko seperti Bitcoin,” jelasnya

Selain itu, laporan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) bulan Januari, yang menjadi indikator utama inflasi bagi Federal Reserve, juga akan menjadi perhatian utama pasar pada Jumat mendatang.

Di sisi regulasi, sidang Komite Perbankan Senat AS pada 26 Februari terkait kerangka kerja legislatif untuk aset digital bisa membawa dampak positif bagi pasar kripto. Sementara itu, laporan keuangan dari perusahaan teknologi besar seperti Nvidia juga dapat memengaruhi aset kripto yang terkait dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).

 

Bagaimana Prospek Bitcoin?

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Kapitalisasi pasar kripto turun 2,3% dalam 24 jam terakhir, mencapai USD 3,28 triliun. Meski demikian, pasar tetap dalam fase konsolidasi setelah perlahan pulih dari dampak peretasan Bybit.

Harga Bitcoin sempat turun di bawah USD 96.000 saat perdagangan di sesi Asia pada Senin pagi. Namun, volatilitas masih terbilang rendah, dengan BTC tetap bergerak dalam kisaran harga yang ketat selama sebulan terakhir.

Ethereum telah pulih dari dampak peretasan Bybit, sempat menyentuh level tertinggi intraday di USD 2.835 sebelum kembali turun ke USD 2.740. Namun, indikator teknikal masih menunjukkan tekanan bearish yang kuat. Relative Strength Index (RSI) di skala harian dan 4 jam masih berada di zona bearish, menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut. 

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di sekitar USD 96.500 per 22 Februari, tetapi masih dalam kondisi pasar yang tidak menentu. Jika BTC gagal menembus kembali $98.940, maka ada potensi koreksi lebih dalam.

 

Bisakah Bitcoin Kembali ke USD 100.000?

Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelum peretasan Bybit terjadi, Bitcoin hampir membentuk pola golden cross, yang biasanya menjadi sinyal bullish. Namun, insiden ini memicu aksi jual besar-besaran, membuat harga BTC turun dari USD 98.000 ke USD 95.000 dalam waktu singkat.

Jika tekanan jual terus berlanjut, Bitcoin bisa kembali menguji level support di USD 94.818. Jika support ini tidak mampu bertahan, harga berpotensi turun lebih jauh ke USD 93.415 atau bahkan USD 91.300. 

“Sebaliknya, jika BTC mampu bertahan dan mengalami rebound dari level ini, tren bearish bisa mulai melemah,” ujar Fyqieh.

Dengan kondisi pasar yang masih rapuh, investor dan trader disarankan untuk terus memantau indikator teknikal dan faktor makroekonomi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya