Taman Bermain Inklusif Khusus Untuk Anak Disabilitas di California Curi Perhatian

Undang-Undang Disabilitas Amerika memang memandatkan taman bermain di Amerika dapat diakses oleh anak-anak disabilitas, tetapi faktanya tidak.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2019, 13:00 WIB
Taman Bermain Inklusif Anak-Anak Disabilitas di California, Amerika Serikat
Taman Bermain Inklusif Anak-Anak Disabilitas di California, Amerika Serikat. (VOA Indonesia)

Liputan6.com, California - Imigran asal Ukraina yang pindah ke California, Amerika Serikat bernama Olenka Villareal berhasil membuat taman bermain untuk disabilitas anak berkebutuhan khusus atau inklusif.

Ide untuk membuat taman bermain bagi anak disabilitas itu adalah karena sang anak, Eva. Putri bungsu Olenka itu memang berkebutuhan khusus.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (15/11/2019), menurut Olenka, anaknya mengalami kesulitan ketika bermain bersama teman-temannya di taman bermain.

Undang-Undang Disabilitas Amerika memang memandatkan taman bermain di Amerika dapat diakses oleh anak-anak disabilitas, tetapi faktanya, sebagian taman hanya berupaya memenuhi aturan Undang-Undang ini secara minimal.

"Taman bermain yang ada memang dapat dimasuki kursi roda, tetapi penggunanya dapat terjungkal," ujar Olenka.

Tak hanya itu, lanjut dia, kursi roda juga kerap kali tersangkut di batang kayu dan banyan perosotan anak yang terlalu curam untuk didaki tanpa bantuan. Terutama bagi penyandang disabilitas.

"Anak-anak berkebutuhan khusus biasanya duduk di sini, sementara anak-anak lain berlari-lari melewati mereka. Ini karena anak-anak berkebutuhan khusus tidak dapat mengangkat diri mereka sendiri tanpa bantuan," kata Olenka.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Isi dalam Taman Bermain

Pemprov DKI Akan Revitalisasi Taman Puring Tahun Ini
Fasilitas bermain anak terlihat di Taman Puring, Jakarta, Jumat (28/9). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi Taman Puring yang mulai tak terawat pada tahun ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Oleh karena itu, Olenka pun mendatangi pemerintah kota. Olenka kemudian diberikan sebidang tanah untuk taman bermain inklusif jika ia dapat membangunnya.

Selama tujuh tahun, Olenka dan timnya berhasil mengumpulkan uang US 4 Juta untuk membangun taman tersebut. Pada 2015, taman bermain untuk anak disabilitas berkebutuhan khusus itu resmi dibuka.

Taman bermain inklusif yang baru itu dibuat dari kayu. Pemilihan kayu dengan alasan bagi anak-anak yang tidak dapat melihat atau pun penderita autisme. Bagi mereka, menyentuh kayu merupakan hal penting.

Dalam taman bermain itu ada sebuah rumah kecil yang cukup bagi anak-anak dan orangtua jika mereka tak nyaman bermain sendiri.

Kemudian ada juga tempat khusus bagi penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan penghlihatan dan mengidap gangguan tingkah laku dan kognitif.

Tempat tersebut mengeluarkan suara berbeda setiap 30 detik dan anak-anak merasa seperti tercebur di genangan air, berjalan di salju, jatuh di dedaunan, atau menginjak es.

Lalu, ada pula perosotan anak-anak yang dibuat Olenka karena terinspirasi putri kecilnya Eva.

"Anak-anak yang menggunakan kursi roda tetap dapat meluncur ke bawah dan menunggu orang tua atau saudara mereka membawakan kursi rodanya," kata Olenka.

 

Butuh Waktu 5 Tahun

Pemprov DKI Akan Revitalisasi Taman Puring Tahun Ini
Fasilitas bermain anak terlihat di Taman Puring, Jakarta, Jumat (28/9). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi Taman Puring yang mulai tak terawat pada tahun ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pembangunan taman inklusif ini membutuhkan waktu lima tahun dan konsultasi berulangkali dengan para orangtua, psikolog, arsitek, dan seniman lanskap.

Tetapi ketika dibuka pada 2015, taman bermain ini menjadi pembicaraan banyak orang, di mana lebih dari 25 ribu orang mengunjunginya setiap bulan.

Salah satunya adalah Nidmalam Gevati. Ia datang dari Nepal ke California untuk dapat ilham dan bisa membuat taman bermain serupa di Tanah Airnya.

"Ada begitu banyak sentuhan yang dapat dirasakan dan dipelajari. Sebuah taman bermain seperti ini sangat penting karena Anda bisa keluar rumah dan terpapar lingkungan luar, serta berteman!," ucap Nidmala.

Melihat keberhasilan Magical Bridge Playground, Olenka Villareal memutuskan memperluas taman bermain itu. Pada 2016, ia dan tim-nya memulai Magical Bridge Foundation.

Magical Bridge Foundation untuk mengumpulkan uang membantu masyarakat di daerah lain agar dapat membangun taman bermain inklusif serupa.

"Tahun ini kami diundang ke Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dan taman bermain kami menjadi contoh taman bermain inklusif bagi semua," kata Olenka.

Didorong keberhasilan taman bermain itu, otoritas lokal di California kini membangun lima taman bermain inklusif serupa di negara bagian itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya