Bertepatan Hari Kemerdekaan, Disabled Motorcycle Community Rayakan Ulang Tahun ke-11

Disabled Motorcycle Community (DMC) sebuah komunitas pemotor disabilitas merayakan ulang tahun ke-11 yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Agu 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 18:00 WIB
Disabled Motorcycle Community (DMC)
Foto: Christianto Kurniawan Chandra

Liputan6.com, Jakarta Disabled Motorcycle Community (DMC) sebuah komunitas pemotor disabilitas merayakan ulang tahun ke-11 yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75.

Perayaan ulang tahun itu diwarnai dengan potong tumpeng dan makan siang bersama beberapa anggota yang kebanyakan mengenakan baju merah.

Hingga usia 11, DMC telah memiliki lebih kurang 160 anggota. Seluruh anggota DMC adalah penyandang disabilitas daksa yang gemar mengendarai motor modifikasi.

Motor-motor tersebut ada yang dilengkapi bak dan ada pula yang menggunakan roda tiga sesuai kebutuhan masing-masing anggota. 

Komunitas yang berdiri sejak 17 Agustus 2009 ini memiliki semangat juang yang tinggi. Dalam hal ini, perjuangan diartikan sebagai semangat untuk hidup normal dan jauh dari kata minder.

Pengurus divisi IT DMC, Christianto Kurniawan Chandra yang akrab disapa Chandra berharap agar komunitas ini terus maju.

“Semoga DMC makin maju dengan banyak program bagus untuk anggota, menasionalkan DMC dan jadi jembatan untuk anggota untuk mencapai kemajuan,” kata Chandra kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (18/8/2020).

Simak Video Berikut Ini:

Kegiatan Touring Tertunda

Disabled Motorcycle Community (DMC)
Foto: Christianto Kurniawan Chandra

Sebelum pandemi COVID-19, kegiatan rutin mereka adalah touring setidaknya dua kali dalam satu tahun. Namun, setelah adanya wabah, kegiatan ini ditunda sementara.

Biasanya, tempat tujuan mereka adalah daerah Puncak, Bogor dan bermalam di villa, atau sekadar berkumpul dan ngobrol di panti, contohnya Panti Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Walau kegiatan tertunda, namun kebersamaan tetap terasa dan mereka berharap komunitas tersebut dapat menginspirasi difabel lain untuk bangkit.

“Kita ingin mengajak sebanyak-banyaknya teman difabel untuk bangkit. Masalah fisik itu tidak usah terlalu dipikirkan. Kalau kita diberi modal oleh Allah hanya 1 sedangkan orang lain diberi modal 10, maka yang satu itu ya harus diolah, jangan diam saja,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya