Peningkatan Literasi Penyandang Disabilitas Bisa Dimulai dari Keluarga

Peningkatan literasi bagi difabel bisa dibangun mulai dari lingkungan keluarga.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Sep 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 10:00 WIB
Tes Sidik Jari Siswa Berkebutuhan Khusus
Murid SLB melakukan scaning jari saat tes STIFIn di Sekolah Luar Biasa A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (17/12/2019). Tes ini untuk mengetahui minat dan bakat siswa serta merupakan pilot project pertama bagi murid-murid berkebutuhan khusus. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Capaian pemenuhan hak pendidikan penyandang disabilitas masih rendah, seperti tercantum dalam Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)  2018. Namun, peningkatan literasi bagi difabel bisa dibangun mulai dari lingkungan keluarga.

Menurut Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Harry Hikmat, melakukan kegiatan seperti story telling, peningkatan parenting skill, dan peningkatan kapasitas keluarga di bidang ekonomi dan pendidikan menjadi hal yang sangat penting.

Tak hanya di lingkungan atau basis keluarga, peningkatan literasi bagi difabel juga bisa dilakukan di lingkungan komunitas.

Story telling di komunitas bidang literasi dan perpustakaan keliling, peningkatan kapasitas komunitas biang literasi, dan pembentukan kelompok belajar misalnya belajar menggunakan braille,” ujar Harry dalam webinar Dewan Pers (31/8/2020).

Begitu pula di lingkungan balai,  panti-panti, atau yayasan sosial juga perlu memberikan akses yang luas kepada penyandang disabilitas, tambahnya. Contohnya bioskop berbisik, berbagai film, informasi, materi pendidikan, cara mengakses gawai, dan cara mengakses buku audio untuk memperluas akses penyandang disabilitas.

Simak Video Berikut Ini:

Kaitan Dengan Pers

Pers memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi penyandang disabilitas. Harry berharap, pers turut memfasilitasi kebutuhan disabilitas dalam menyajikan informasi.

“Kaitan dengan pers kami memahami betul kuncinya pada bagaimana wahana komunikasi itu betul-betul bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas.”

Selain itu, pers harus memastikan bagaimana penyandang disabilitas bisa terlibat dalam kepemilikan, penyimpanan, pengolahan, bahkan menyampaikan kembali informasi yang diperoleh kepada pihak luar. Baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, dan berbagai data yang terkait.

“Itu kita harapkan di era sekarang menjadi hal penting yang perlu difasilitasi terkait dengan keterbatasan akses penyandang disabilitas.”

Infografis Disabilitas:

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya