Lewat Animasi Sederhana, Wanita dengan Gangguan Pendengaran di Palestina Mengejar Mimpinya

Abu Jazar, salah seorang dari pembuat animasi tersebut, mengatakan bahwa dirinya berharap bisa mendapatkan pekerjaan sekaligus mengadvokasi hak-hak mereka untuk bekerja

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Apr 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 10:00 WIB
6 Coretan Tangan Ini Bisa Ungkap Sifat Orang, Kamu yang Mana?
Ilustrasi menggambar (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok wanita dengan gangguan pendengaran di Gaza, Palestina membuat film pendek bergaya animasi stop motion, untuk mengajari anak-anak mengenai kondisi yang mereka alami.

Selain alat advokasi, kedelapan wanita itu juga berharap agar animasi semacam itu bisa menjadi sumber penghasilan mereka mengingat terbatasnya pilihan karir bagi mereka.

"Saya ingin mandiri dan membuat film agar bisa menghasilkan uang," kata Hiba Abu Jazar, salah seorang dari kelompok tersebut, seperti dilansir dari New York Post pada Selasa (6/4/2021).

"Orang dengan gangguan pendengaran tidak memiliki pekerjaan dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan," ujarnya dalam bahasa isyarat, yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah di Gaza Hemam Youth Center.

Wanita 27 tahun itu mengatakan dirinya sudah menikmati kartun sejak kecil.

Ia mengatakan dirinya sangat senang bisa membuat filmnya sendiri, dan mengajari orang lain untuk melakukan hal yang sama.  Abu Jazar pun berharap keterampilan yang dimilikinya bisa membantunya mendapat pekerjaan.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Pembuatan yang Sederhana

Memblokir Kontak
Ilustrasi Penggunaan Ponsel Credit: pexels.com/pixabay

Abu Jazar dan teman-temannya sejauh ini telah membuat dua film pendek. Pertama adalah tentang bahasa isyarat, dan yang satu mengenai advokasi hak-hak mereka untuk bekerja di Gaza, di mana angka pengangguran mencapai 49 persen.

Cerita-cerita tersebut dimaksudkan untuk menginspirasi orang-orang dengan gangguan pendengaran, untuk mengejar tujuan mereka walaupun terdapat rintangan yang menghadang.

Proses pembuatan animasinya sederhana. Para wanita tersebut mendesain karakter, menggambar di atas kertas, merekamnya dengan aplikasi stop motion di kamera ponsel, lalu ditambahkan suara oleh rekan-rekan mereka yang tidak memiliki gangguan pendengaran.

Pelatih kelompok tersebut, Haneen Koraz, mengatakan bahwa proyek tersebut menawarkan cara kepada mereka untuk mempromosikan perjuangan mereka, serta mengejar ambisi melalui seni dan kreativitas.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya