Liputan6.com, Jakarta Terapi wicara memberikan perawatan dan dukungan bagi orang yang mengalami gangguan bicara dan masalah komunikasi. Pendekatan ini berguna untuk menangani beberapa masalah pada anak-anak dan orang dewasa.
Dilansir dari Medical News Today, gangguan bicara adalah masalah yang mencegah seseorang dari berkomunikasi menggunakan kata-kata yang diucapkan. Orang juga dapat menyebutnya sebagai gangguan komunikasi.
Gangguan bicara dapat berkembang dalam berbagai cara dan penyebabnya bisa karena cedera saraf ke otak, kelumpuhan otot, kelainan struktural, atau karena gangguan perkembangan.
Advertisement
Sebuah studi yang dirilis tahun 2015 menunjukkan sekitar 8% anak-anak berusia antara 3-17 tahun mengalami gangguan komunikasi selama setahun terakhir. Sementara menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), sekitar 7,5 juta orang di Amerika Serikat mengalami kesulitan menggunakan suara mereka.
Baca Juga
Tetapi dengan terapi wicara, keterampilan berbicara anak dapat meningkat. Terapi wicara adalah pengobatan yang efektif untuk gangguan bicara dan komunikasi. Adapun ahli wicara-bahasa patologis (SLP) atau lebih dikenal dengan sebutan terapis wicara adalah profesional kesehatan yang terlatih untuk mengevaluasi dan merawat mereka yang memiliki gangguan bicara, bahasa, atau menelan.
Terapis wicara biasanya memulai dengan menilai individu dan kemudian mengidentifikasi berbagai jenis gangguan bicara serta mencari cara untuk mengobatinya.
Terapis wicara anak akan menggunakan latihan dan aktivitas terapeutik untuk membantu mereka mengatasi masalah spesifik mereka, yang meliputi kegiatan berbahasa, kegiatan artikulasi, terapi makan dan menelan, dan latihan (sejumlah latihan lidah, bibir, dan rahang, di samping pijat wajah untuk membantu memperkuat otot-otot di sekitar mulut).
Kalau terapis wicara untuk orang dewasa menggunakan beberapa teknik berbeda sebagai bagian dari terapi wicara orang dewasa, meliputi pelatihan komunikasi sosial yang menggunakan pemecahan masalah, aktivitas memori, dan latihan percakapan untuk meningkatkan komunikasi. Lalu ada latihan pernapasan untuk membantu masalah resonansi. Kemudian latihan mulut untuk memperkuat otot mulut serta latihan menelan untuk mengelola masalah yang biasanya akibat masalah medis, seperti penyakit Parkinson, kanker mulut, atau stroke.
Â
Perawatan terapis wicara
Adapun yang dianjurkan mendapat perawatan terapis wicara yaitu:
- Gagap. Gagap adalah gangguan bicara yang dicirikan oleh spesialis berupa pengulangan suara, suku kata, atau kata-kata. Seseorang dengan gagap sering mengulangi atau memperpanjang kata, suku kata, atau frasa. Seseorang dengan gagap tahu apa yang ingin mereka katakan tetapi mengalami kesulitan berbicara dengan jelas atau dengan cara yang mengalir secara alami.
- Aphasia. Penderitanya mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara, yang mungkin diakibatkan kerusakan pada bagian otak yang bertanggung jawab dalam bahasa. Stroke adalah penyebab utama kondisi ini pada orang dewasa. Penderita aphasia mungkin kehilangan kemampuan mereka untuk mengekspresikan dan memahami bahasa, dan mungkin juga mengalami kesulitan membaca atau menulis.
- Gangguan artikulasi. Spesialis mengklasifikasikan gangguan artikulasi sebagai gangguan tanpa asosiasi dengan gangguan bicara atau linguistik lainnya. Gangguan ini mengacu pada orang yang mengalami masalah dengan produksi suara yang melibatkan gerakan terkoordinasi dari bibir, lidah, gigi, langit-langit mulut, dan sistem pernapasan, sehingga mungkin mereka mengalami kesulitan membuat suara tertentu, misalnya "wabbit" yang seharusnya "rabbit".
Â
Advertisement
Gangguan fonologis
Lain halnya pada mereka dengan gangguan fonologis dapat membuat suara-suara ini dengan benar, tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam posisi kata yang salah. Sementara orang dengan gangguan artikulasi sering salah mengucapkan kata-kata. Banyak individu juga memiliki masalah dengan area perkembangan bahasa lainnya.
- Gangguan bahasa tertentu. Gangguan bahasa spesifik (SLI) adalah gangguan yang menyebabkan masalah dengan perkembangan keterampilan bahasa pada anak-anak. Ini adalah suatu kondisi yang bukan karena disabilitas intelektual, neurologis, atau sensorik seperti yang kita ketahui.
SLI dapat memengaruhi cara seorang anak berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Spesialis terkadang menyebutnya sebagai gangguan perkembangan bahasa, keterlambatan bahasa, atau disfasia perkembangan. Kondisi tersebut dapat berdampak pada seseorang saat mereka memasuki usia dewasa.
- Gangguan resonansi. Merupakan akibat adanya sebuah penyumbat atau penghalang pada aliran udara pada mulut seseorang saat mereka berbicara. Gangguan ini mengubah getaran yang bertanggung jawab untuk berbicara, sehingga menyebabkan ucapan orang tersebut menjadi tidak jelas. Penyedia layanan kesehatan sering mengasosiasikan gangguan berbicara ini dengan bibir atau langit-langit sumbing dan gangguan neurologis lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata 6 jam terapi wicara selama 6 bulan secara signifikan meningkatkan kinerja komunikasi. Terapi wicara juga jauh lebih efektif daripada tidak ada perawatan selama periode yang sama. Studi lain juga menunjukkan kemanjurannya pada fase awal setelah stroke, biasanya 6 bulan pertama, dan menunjukkan bahwa perawatan intensif memiliki efek yang lebih besar.
Alternatif
Ada beberapa alternatif untuk terapi wicara, yang dapat digunakan seseorang di samping terapi wicara, diantaranya:
- Terapi musik
- Perawatan Neurofeedback.
Dengan memanfaatkan sensor yang menempel pada kulit kepala untuk membuat orang yang dipasangi ini belajar mengendalikan fungsi otak saat mereka berkomunikasi.
- Intervensi bahasa yang diterapkan orang tua.
Ini berupa rutinitas yang melibatkan orang tua atau pengasuh dalam kegiatan untuk mengembangkan keterampilan bahasa anak.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement